Sukses

Masih Ada 44 RS di Yogyakarta Perlu Integrasi SATUSEHAT Kemenkes

Pendampingan integrasi platform SATUSEHAT Kemenkes masih perlu sasar 44 RS di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta Uji coba integrasi platform SATUSEHAT yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berlangsung di Yogyakarta pada 17 - 19 Oktober 2022 lalu. Hasilnya, ada 158 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) siap terintegrasi ke SATUSEHAT.

Chief Data Officer Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI Dandy Masyaril Handoko mengatakan, dari 158 fasyankes di Yogyakarta, terdiri dari 121 Puskesmas dan 37 rumah sakit.

Secara rinci, 100 persen Puskesmas di Yogyakarta telah siap terintegrasi dengan SATUSEHAT. Namun, masih menyisakan tantangan kecil dalam melakukan integrasi, terutama pada kelompok rumah sakit.

“Dari total 81 rumah sakit di Yogyakarta, masih terdapat 44 rumah sakit yang masih memerlukan pendampingan untuk melakukan integrasi (SATUSEHAT),” kata Sanjoyo dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Sabtu (5/11/2022).

Meski begitu, Sanjoyo optimis seluruh fasyankes di Yogyakarta, baik Puskesmas maupun rumah sakit akan terintegrasi ke dalam platform SATUSEHAT pada 2023 mendatang.

“Terlebih sudah diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis yang diharapkan dapat mendorong seluruh rumah sakit melakukan transformasi digital di layanan kesehatannya," sambungnya.

SATUSEHAT merupakan sebuah platform untuk mengintegrasikan data kesehatan individu antar fasyankes dalam bentuk Rekam Medis Elektronik (RME) guna mendukung interoperabilitas data kesehatan melalui digitalisasi dan standardisasi.

2 dari 4 halaman

Pendampingan Integrasi SATUSEHAT

Melalui Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), data rekam medis pasien akan tercatat secara elektronik dan terintegrasi ke dalam SATUSEHAT.

“Dalam acara ini, fasyankes diberikan pendampingan, bagaimana mengirimkan data kunjungan dan diagnosis pasien yang terangkum dalam Rekam Medis Elektronik (RME) yang terintegrasi ke platform SATUSEHAT,” Dandy Masyaril Handoko melanjutkan.

Data Rekam Medis Elektronik dapat dimanfaatkan fasyankes lain yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT untuk mendapatkan referensi informasi kondisi kesehatan. Misalnya, saat pasien berpindah dari fasyankes ke fasyankes rujukan lain.

"Bisa juga untuk keperluan tindakan kedaruratan medis. Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan presisi," ujar Dandy.

3 dari 4 halaman

Ambil Kebijakan Berbasis Data

Pada penyusun program anggaran, Raden Sanjoyo dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Yogyakarta berpendapat, terintegrasinya SATUSEHAT dengan sistem informasi yang dimiliki fasyankes di Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Hal ini juga dapat membantu Pemerintah dalam mengambil kebijakan kesehatan berbasis data yang diperoleh secara near real-time.

“Pastinya, ketika semua data sudah terintegrasi ke SATUSEHAT, ini akan berdampak positif dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu pemerintah dalam membuat kebijakan yang lebih efektif," pungkas Sanjoyo.

"Nantinya akan banyak informasi pelayanan kesehatan yang dapat kami akses secara cepat."

Diselenggarakan uji coba SATUSEHAT di Yogyakarta kali ini, total ada 7.108 fasyankes yang potensial terintegrasi ke SATUSEHAT. Ditargetkan, 12.000 fasyankes akan terintegrasi dengan SATUSEHAT pada tahun 2022 dan seluruh fasyankes pada tahun 2023 mendatang.

4 dari 4 halaman

Wujud Transformasi Teknologi Kesehatan

Integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS) yang diberi nama SATUSEHAT ini secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 26 Juli 2022 di Jakarta.

Platform SATUSEHAT merupakan perwujudan dari pilar ke enam transformasi sistem kesehatan, yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan yang diinisiasi oleh Menkes Budi Gunadi.

Platform ini juga diharapkan mendukung implementasi lima pilar transformasi sistem kesehatan lainnya seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, dan transformasi SDM kesehatan yang saat ini juga sedang berjalan.

Dalam mengembangkan platform SATUSEHAT, Kemenkes mengadopsi model infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang menghubungkan seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan untuk menciptakan satu data kesehatan nasional yang dapat diandalkan.

Nantinya, SATUSEHAT akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan. Oleh karena itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT.