Liputan6.com, Jakarta - Anggota Satgas Imunisasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Prof dr Soedjatmiko mengungkapkan beberapa kekeliruan terkait imunisasi HPV (Human papillomavirus) untuk mencegah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan pertumbuhan sel tak terkendali pada leher rahim (serviks), dikutip Klikdokter. Leher rahim merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Semua wanita berisiko menderita kanker ini.
Baca Juga
Menurut Prof Soedjatmiko, dari catatan POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) setiap 1 jam, 2 ibu atau perempuan meninggal dunia karena kanker serviks.
Advertisement
"Itu sebabnya semua pakar di dunia menganjurkan imunisasi HPV sejak remaja, sebelum menikah, dan sebleum tertular HPV. Kalau sudah menikah kemungkinan efektifnya kecil," kata Prof Soedjatmiko dalam Webinar Peningkatan Status Peserta Didik Melalui Pemeriksaan Status Imunisasi dan BIAS, Sabtu (11/5/2022).
Vaksinasi HPV disarankan sedini mungkin bagi perempuan di usia sekitar usia 11-12 tahun. Sebab, kanker serviks membutuhkan waktu sekitar 20-30 tahun di dalam tubuh manusia untuk berkembang.
"Jadi kalau ada ibu 40 tahun kena kanker serviks, berarti dia sudah kena di usia 18-20. Bahkan di indonesia 15 tahun ada yang sudah terinfeksi HPV," kata Soedjatmiko.
Pemerintah Indonesia sendiri menganjurkan pemberian vaksin HPV kepada anak perempuan usia kelas 5 SD untuk dosis pertama dan dosis kedua untuk siswa kelas 6.
Namun, orang dewasa yang belum pernah melakukan vaksinasi sebelumnya atau belum pernah berhubungan seksual juga masih boleh mendapatkan vaksinasi.
"Sebelum virus masuk, segera divaksin, dijaga. Semua vaksin itu sama, sebelum virusnya masuk. Jadi dimatikan abtibodi yang dirangsang oleh vaksin," katanya.
Â
Meluruskan Soal Virus HPV
Prof Soedjatmiko pun membahas terkait hubungan kanker serviks yang tidak ahnya penelitian menunjukkan HPV bisa menular non seksual.
"Virus itu ada di mulut, pakaian, jari, ibu ke anaknya, kontak kulit, air. Kita nggak tahu virusnya kapan masuk karena nggak kelihatan. Jadi tidak selalu virusnya masuk lewat genital," katanya.
Ada pula yang percaya bahwa vaksin HPV menyebabkan mandul.
Menurut Prof Soedjatmiko, tidak ada hubungan HPV menyebabkan mandul. "Yang nggak divaksin juga ada yang mandul. Dari semua penelitian, tidak ada hubungannya."
Banyak juga, lanjut dia, orangtua yang khawatir vaksin ini justru akan memicu seks bebas. "Justru setelah dia tahu dan vaksin HPV, akan reduce penurunan perilaku seksual. Karena biasanya petugas kesehatan akan memberikan edukasi seksual saat anak-anak vaksin."
"Vaksin bukan alat kontrasepsi. Bbukan mencegah hamil, tapi mencegah kanker leher rahim," tegasnya.
Â
Â
Advertisement
2 Golongan HPV
Kementerian Kesehatan mencatat, Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasi atau sembuh sempurna.
Ada dua golongan HPV yaitu HPV risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik yaitu utamanya tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58, sedangkan HPV risiko rendah atau HPV non-onkogenik yaitu tipe 6, 11, 32, dsb. Faktor Risiko yang menyebabkan perempuan terpapar HPV adalah:
1. Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun).
2. Berganti-ganti pasangan seksual.
3. Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau randang panggul.
5. Perempuan perokok dan perokok pasif. Perempuan perokok berisiko 2.5 kali lebih besar, sedangkan perokok pasif risikonya 1.4 kali lebih besar.
Makanan Bernutrisi untuk Mencegah Kanker Seviks
Â
Kanker serviks dapat dicegah dengan makanan tertentu yang mengandung antioksidan dan melawan zat kanker.
Berikut beberapa makanan dan nutrisi yang Anda butuhkan untuk mencegah kanker serviks, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan:
-Â Vitamin A, C, E, dan kalsium.Â
Vitamin A, C, dan E, mengandung antioksidan yang melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, dan secara tidak langsung juga mencegah kanker serviks.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Gynaecologic Cancer menemukan, pasien yang mengonsumsi multivitamin memiliki risiko kanker serviks yang lebih rendah. Selain vitamin tersebut, kalsium dan asam folat juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari infeksi. Makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral tersebut, misalnya jeruk, wortel, telur, hati, tuna, dan produk susu lainnya.
-Â Vitamin B dan folat.Â
Makanan kaya vitamin B dan asam folat juga harus sering dikonsumsi untuk mencegah kanker serviks. Folat dapat menurunkan kadar homosistein, zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim. Makanan kaya vitamin V dan folat termasuk di antaranya brokoli, kembang kol, kubis, dll.
-Â Avokad.
 Avokad dikenal sebagai antioksidan dan karena kemampuannya untuk mencegah radikal bebas. Makan avokad dapat mencegah pertumbuhan kanker serviks.
-Â Makanan kaya antioksidan.Â
Antioksidan diperlukan untuk mencegah kanker serviks. Makanan kaya antioksidan termasuk blueberry, jeruk, paprika, cerry, salmon, dan lemak ikan. Makanan ini dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker di leher rahim.
-Â Wortel.Â
Wortel mengandung beta karoten yang baik untuk mencegah pertumbuhan kanker serviks. Makanan seperti cabai atau jalapeno juga diduga mampu menetralisir nitrosamin yang menyebabkan kanker serviks.
-Â Polifenol dan flavonoid.Â
Makanan yang mengandung polifenol dan flavonoid seperti teh hijau, minyak zaitun, anggur merah, raspberry hitam, blackberry, cokelat, kenari, tomat, dan paprika hijau diduga dapat mencegah kanker leher rahim dan menghambat pertumbu
Advertisement