Liputan6.com, Jakarta - Berbagai penyakit bisa timbul di musim hujan. Menurut dokter umum dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Kristanti Diliasari, pada musim hujan, suhu udara akan lebih dingin daripada biasanya. Suhu yang dingin memudahkan virus untuk berkembang biak dan berpindah tempat.
Sementara itu, sistem kekebalan tubuh manusia bekerja lebih lemah pada suhu yang dingin. Akibatnya, virus lebih mudah untuk menginfeksi tubuh.
Baca Juga
Ditambah lagi dengan kehadiran banjir sebagai media penyebaran bakteri dan virus yang lebih cepat.
Advertisement
“Virus penyebab COVID-19 saat ini juga masih perlu diwaspadai. Jika tidak benar-benar menjaga daya tahan tubuh saat musim hujan, Anda akan dengan mudah terkena penyakit,” kata Kristanti mengutip keterangan pers, Minggu (11/6/2022).
Beberapa jenis penyakit yang kerap mengintai saat musim hujan antara lain:
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Seperti batuk pilek, radang tenggorokan, hingga COVID-19. Kandungan air yang tinggi di udara mendukung berbagai mikroorganisme berbahaya berkembang biak lebih cepat daripada di iklim yang lebih hangat dan lebih kering.
Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair dan intensitas yang lebih sering dari biasanya. Diare terjadi karena adanya kontaminasi bakteri atau virus pada saluran pencernaan.
Dalam kondisi hujan dan banjir, faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena diare adalah kurangnya akses terhadap air bersih. Selain itu, ada pula kontribusi dari sanitasi lingkungan yang kurang baik, tidak menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi makanan yang tidak higienis.
Selanjutnya
Demam tifoid
Demam tifoid merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi.
Demam berdarah
Saat musim hujan, terdapat banyak genangan air sisa hujan yang menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak, tak terkecuali jenis nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue.
“Tidak heran jika jumlah kasus demam berdarah kembali meningkat saat memasuki musim hujan.”
Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan kuman leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut spirochaeta. Bakteri yang menyebar melalui urine tikus ini dapat menembus kulit atau lapisan-lapisan kulit dalam (mukosa) manusia.
Penyakit ini dapat menyebabkan kulit kekuningan, mukosa mengering, demam tinggi, sakit kepala, hingga diare atau sembelit.
Advertisement
Cegah dengan Jaga Daya Tahan Tubuh
Musim hujan memang tidak dapat dihindari, kata Kristanti, tetapi masyarakat dapat mengantisipasi dan mencegah agar tak terkena penyakit salah satunya dengan menjaga daya tahan tubuh.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kesehatan tubuh tetap terjaga sehingga menurunkan risiko terpapar penyakit saat musim hujan. Hal tersebut antara lain:
Menjaga pola makan
Asupan gizi yang seimbang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Memastikan asupan gizi harian dapat dilakukan dengan memerhatikan pola makan yang sehat dan tepat.
“Pastikan Anda mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, serta minum air putih yang cukup.”
Kristanti juga berpesan agar masyarakat rutin mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin B, vitamin C, seng, dan vitamin D. Batasi konsumsi gula, garam, dan minyak yang berlebih. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi probiotik seperti yogurt, tahu, tempe, atau fermentasi sayuran seperti acar untuk membantu menjaga kesehatan usus agar sistem pencernaan tetap lancar.
Olahraga Rutin dan Tidur Cukup
Olahraga rutin
Cara jaga daya tahan tubuh yang kedua adalah olahraga rutin. Berbagai studi membuktikan bahwa berolahraga dapat memperbaiki suasana hati.
“Luangkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin agar tubuh tetap hangat, sirkulasi darah lancar, dan massa otot tetap terjaga.”
Menjaga kualitas tidur
Cara ketiga adalah tidur yang cukup dan berkualitas. Ini sangat penting untuk menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Kristanti melansir jurnal dari National Sleep Foundation, Washington USA, yang menyatakan bahwa rekomendasi waktu tidur per hari sesuai usia adalah:
- Anak usia 3-5 tahun selama 10-13 jam
- Anak usia 6-13 tahun selama 9-11 jam
- Anak usia 14-17 tahun selama 8-10 jam
- Dewasa usia 18-64 tahun selama 7-9 jam
- Usia lansia lebih dari 65 tahun, direkomendasikan tidur selama 7-8 jam.
Advertisement