Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan yang signifikan lebih dari sepekan terakhir. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa RI menyumbang kasus terbanyak di Asia Tenggara di pekan lalu.
Per 24 hingga 30 Oktober 2022, Indonesia melaporkan 19.661 kasus positif dan 168 kasus kematian baru. Yang mana dua angka ini adalah yang tertinggi di Asia Tenggara pada periode tersebut.
Baca Juga
Penambahan kasus ini dikait-kaitkan dengan menyebarnya subvarian XBB. Pasalnya, kenaikan kasus nyaris bersamaan dengan terdeteksinya XBB di Tanah Air.
Advertisement
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi, XBB adalah anak dari varian Omicron yang memang memiliki kemampuan penularan tinggi.
Ia pun menjelaskan upaya-upaya dalam menyikapi penyebaran XBB ini. Dengan adanya, subvarian ini maka testing, tracing, dan treatment (3T) serta vaksinasi masih penting dilakukan.
“Nah untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia dalam Siaran Sehat bersama Radio Kesehatan pada Senin (7/11/2022).
Upaya dari hulu yakni protokol kesehatan salah satunya penggunaan masker yang saat ini terlihat mulai longgar. Tak lupa pula hindari kerumunan yang padat dan lakukan tes.
Sementara itu, upaya hilir yang dimaksud Nadia adalah menyiapkan rumah sakit serta obat untuk pasien COVID-19
“Tapi di hilir kami juga siapkan rumah sakit, pengobatan, dan tentunya fasilitas yang dibutuhkan. Jangan lupa segera vaksinasi terutama untuk booster ketiga karena itu jadi pelindung kita,” ujar Nadia.
Masyarakat tak perlu khawatir karena saat ini obat hingga alat kesehatan untuk menunjang perawatan pasien yang terinfeksi COVID-19 sudah disiapkan. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt.
"Kita antisipasi. Obat-obatan, vaksin, rumah sakit, alat kesehatan, kita semua siapkan semua," jelas Lucia dalam acara pembukaan pameran Hari Kesehatan Nasional pada Kamis, 3 Oktober 2022.
Lucia juga menyatakan bahwa pemerintah terus memantau tren kasus COVID-19, terlebih bila ada lonjakan. Di saat ada penambahan kasus secara signifikan seperti saat ini pemerintah termasuk Kementerian Kesehatan melakukan pertemuan setiap hari guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita ada weekly meeting COVID, ya. Tapi dulu waktu lagi tinggi-tingginya daily meeting, sekarang mau daily meeting lagi. Mengantisipasi, ya," ujar Lucia.
Pembaruan Telemedisin
Nadia juga mengingatkan bahwa pemerintah telah menyediakan telemedisin untuk pasien COVID-19. Tak seperti dulu, kini telemedisin telah diperbaharui.
“Yang berbeda, telemedisin saat ini obatnya bisa diambil langsung oleh saudara pasien atau keluarga pasien di apotek kimia terdekat. Jadi kalau kita positif, kita akan mendapatkan WA dari Kemenkes di nomor 081110500567.”
“Sayangnya saat ini banyak yang enggak merespons WA tersebut mungkin karena gejalanya ringan seperti batuk pilek jadi mengira dengan istirahat pun bisa sembuh sendiri.”
Padahal, telemedisin ini sangat bermanfaat karena pasien akan mendapatkan pengawasan dan obat gratis untuk orang yang isolasi mandiri. Masyarakat juga tak perlu ragu jika mendapat pesan dari Kemenkes karena yang resmi ada centang hijaunya.
Pasien yang sudah terdaftar dapat melakukan konsultasi secara daring dari layanan telemedisin dan mendapat paket obat sesuai dengan kondisi status COVID-nya.
Advertisement
Cara Mendapatkan Obat Saat Isoman
Sebelum pembaruan telemedisin, untuk mendapatkan obat gratis pasien akan diarahkan mengisi formulir pemesanan yang ada pada menu pesan obat. Kemudian, mengunggah resep digital yang dikeluarkan platform telemedisin disertai kartu tanda penduduk (KTP) dan alamat pengiriman. Pasien juga akan memberikan persetujuan terkait ketentuan paket obat.
“Itu yang kemarin ya, sekarang fitur barunya bisa memilih jasa pengiriman ataupun bisa mengambil langsung ke apotek Kimia Farma. Dan tentunya akan ada kode paket yang dikirimkan kembali ke WA agar keluarga pasien bisa mengambil obat dari apotek Kimia Farma terdekat.”
“Jadi jangan lupa bahwa ada layanan telemedisin dan pemerintah juga sudah menyiapkan hal-hal termasuk kesiapan layanan kesehatan.”
Disinyalir Berkaitan dengan XBB
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa kenaikan kasus COVID-19 sepekan terakhir disinyalir berkaitan dengan XBB.
“Kalau adanya kenaikan kasus yang terjadi di berbagai negara ini memang berkaitan dengan XBB, jadi disinyalir tren kenaikan kasus yang terjadi di Indonesia juga berkaitan dengan varian XBB yang sudah ditemukan di sini,” kara Reisa.
Tentunya, lanjut Reisa, ini harus menjadi pengingat bagi masyarakat. Pasalnya, dewasa ini aktivitas warga sudah berjalan seperti biasa atau berangsur-angsur normal.
“Kegiatan masyarakat sudah seperti sebelum ada pandemi, perlu diingat bahwa pandemi masih ada. WHO belum mencabut statusnya, ditambah sekarang XBB sudah ditemukan di 28 negara sampai sekarang.”
“Jadi, ketika kita beraktivitas di luar rumah, tentunya kita belajar dari negara lain juga yang sudah banyak ditemukan kasus ini. Harus tetap waspada, harus tetap membekali diri dengan protokol kesehatan dan lengkapi vaksinasi kita.”
Belajar dari pengalaman dua tahun menghadapi pandemi, protokol kesehatan tidak hanya bermanfaat untuk mencegah COVID-19 tapi juga penyakit-penyakit lain.
“Jadi enggak ada salahnya untuk membekali diri dengan mengencangkan protokol kesehatan yang selama ini telah kita lakukan,” ujar Reisa.
Advertisement