Sukses

COVID-19 RI Naik Saat Omicron XBB Muncul, Apa Perlu Lanjut Booster Kedua?

Kasus COVID-19 Indonesia kembali naik di tengah kemunculan varian Omicron XBB.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kasus baru COVID-19 di Indonesia terjadi kenaikan cukup signifikan naik dalam seminggu ini dikisaran penambahan 3.000 sampai 5.000 kasus per hari. Kenaikan kasus COVID1-9 juga bertepatan dengan kemunculan subvarian Omicron XBB yang diumumkan sejak 22 Oktober 2022.

Dengan kenaikan kasus COVID-19 dan kemunculan Omicron XBB, perlukah vaksinasi booster kedua bagi masyarakat umum?

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Kunta Wibawa Dasa Nugraha menanggapi, yang masih perlu dikejar adalah vaksinasi booster pertama. Sebab, cakupan vaksinasi booster masih 27,91 persen (data 8 November 2022 pukul 11.37 WIB).

"Yang sekarang perlu kita dorong adalah booster pertama dulu, yang (masih) 27 persen. Supaya terjadi terbentuk imunitas kekebalan kelompok," kata Kunta saat konferensi pers 'Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-58' di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Selasa, 8 November 2022.

"Itu yang penting. Jangan individu (imunitas), kita bicaranya komunitas. Jadi itu yang perlu di dorong supaya booster pertama itu naik, karena sekarang masih 27 persen gitu ya."

Berdasarkan data Kemenkes per 3 November 2022, Indonesia telah mencatat 12 kasus subvarian Omicron XBB. Angka ini bertambah, yang sebelumnya 10 kasus temuan XBB pada 5 November 2022.

Dari data Laporan Harian COVID-19 Kemenkes per 6 November 2022, varian XBB terdeteksi masuk Indonesia sejak 25 September 2022. Pada 9 Oktober 2022 terjadi penambahan temuan XBB sebanyak 5 kasus.

Sementara itu, kasus pertama varian XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, yang terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia dinyatakan positif pada 26 September 2022.

2 dari 4 halaman

Tren COVID-19 dan Varian Omicron

Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kemenkes per 6 November 2022 terlihat peningkatan kasus COVID-19 dalam dua minggu terakhir. Peningkatan kasus terjadi di sejumlah aspek, antara lain:

  • Kasus konfirmasi positif naik 2.013 menjadi 4.381
  • Kasus aktif naik dari dari 18.464 menjadi 31.594
  • Pasien dirawat naik dari 3.221 menjadi 5.236
  • Kasus kematian turun 2,450 persen menjadi 2,439 persen
  • Kapasitas tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) naik dari 5,44 persen menjadi 8,91 persen
  • Positivity rate naik dari 7,74 persen menjadi 16,29 persen

Pada sebaran Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia didominasi varian Omicron dengan pelaporan genom sekuensing yang masuk sejumlah 13.574 sampel. Sampel ini telah dilaporkan ke Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).

Dilihat dari subvarian Omicron, BA.5 masih mendominasi di angka 11.254 lineage. Diikuti BA.1.13.1 di angka 3.616, BA.1.1 dengan 2.113, BA.2.3 di angka 1.362, dan BA.2 di angka 1.294.

3 dari 4 halaman

Antisipasi Lonjakan Kasus

Penambahan kasus COVID-19 nasional dikait-kaitkan dengan menyebarnya subvarian XBB. Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, varian XBB adalah 'anak' dari varian Omicron yang memang memiliki kemampuan penularan tinggi.

Adanya subvarian ini, maka testing, tracing, dan treatment (3T) serta vaksinasi masih penting dilakukan.

“Nah, untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia dalam 'Siaran Sehat bersama Radio Kesehatan' pada Senin, 7 November 2022.

Upaya dari hulu, yakni protokol kesehatan salah satunya penggunaan masker yang saat ini terlihat mulai longgar. Tak lupa pula hindari kerumunan yang padat dan lakukan tes COVID-19.

Sementara itu, upaya hilir yang dimaksud Nadia adalah menyiapkan rumah sakit serta obat untuk pasien COVID-19

“Tapi di hilir, kami juga siapkan rumah sakit, pengobatan, dan tentunya fasilitas yang dibutuhkan. Jangan lupa segera vaksinasi terutama untuk booster ketiga karena itu jadi pelindung kita,” lanjut Nadia.

4 dari 4 halaman

Obat sampai Alat Kesehatan Disiapkan

Masyarakat tak perlu khawatir karena saat ini obat hingga alat kesehatan untuk menunjang perawatan pasien yang terinfeksi COVID-19 sudah disiapkan. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia.

"Kita antisipasi. Obat-obatan, vaksin, rumah sakit, alat kesehatan, kita semua siapkan semua," jelas Lucia  dalam acara pembukaan pameran 'Hari Kesehatan Nasional' pada Kamis, 3 Oktober 2022.

Lucia juga menyatakan bahwa Pemerintah terus memantau tren kasus COVID-19, terlebih bila ada lonjakan. Saat ada penambahan kasus secara signifikan seperti saat ini, Pemerintah termasuk Kementerian Kesehatan melakukan pertemuan setiap hari guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kita ada weekly meeting COVID-19, ya. Tapi dulu waktu lagi tinggi-tingginya daily meeting, sekarang mau daily meeting lagi. Mengantisipasi, ya," tambahnya.