Liputan6.com, Jakarta - Memberikan atau meminta pelukan pada orang lain tak selalu jadi hal mudah. Kerap kali, pelukan dilihat sebagai suatu aktivitas yang terlalu intim dan emosional.
Belum lagi, pandemi COVID-19 selama nyaris tiga tahun terakhir mengharuskan manusia untuk saling menjaga jarak. Alhasil, kontak fisik antar manusia termasuk untuk berpelukan semakin menurun secara signifikan.
Baca Juga
Seorang terapis keluarga Virginia Satir terkenal dengan ucapannya terkait frekuensi berpelukan. Ternyata manusia memang membutuhkan lebih banyak pelukan dari yang kita pikirkan dan mungkin dari apa yang telah kita lakukan.
Advertisement
"Kita membutuhkan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup. Kita membutuhkan delapan pelukan sehari untuk pemeliharaan tubuh, dan kita membutuhkan 12 kali pelukan sehari untuk membantu pertumbuhan," tutur Virginia mengutip laman Forbes, Senin (21/11/2022).
Tentu frekuensi tersebut bukan muncul tanpa sebab. Pasalnya, berpelukan memang memiliki segudang manfaat terutama untuk kesehatan mental Anda. Salah satunya adalah dapat memberikan kebahagiaan bahkan dapat menumbuhkan rasa kedekatan, memperkuat ikatan, dan menjadi sumber relaksasi.
Terapis pasangan Krista Jordan dalam pemaparannya di laman Elite Daily mengungkapkan bahwa pelukan dapat memicu pelepasan hormon oksitosin, sebuah hormon yang dapat meningkat ketika melakukan kontak fisik lewat memeluk atau mencium orang yang Anda sayangi.
"Oksitosin adalah hormon yang dapat membantu Anda merasa lebih dekat, terhubung, dan aman. Oksitosin juga merupakan pereda nyeri, sehingga secara harfiah dapat membuat kita merasa lebih nyaman secara fisik," ujar Krista.
Kurangi Stres dan Meningkatkan Pernapasan
Lebih lanjut Krista mengungkapkan bahwa ada pula penelitian yang membahas soal manfaat berpelukan setidaknya 30 menit, yang mana dapat menurunkan kadar kortisol hingga 50 persen.
"Penelitian yang dilakukan soal manfaat bersentuhan telah menunjukkan bahwa dengan 30 menit kontak fisik secara positif dapat mengurangi kadar kortisol yang bersirkulasi sebanyak 50 persen," ujar Krista.
"Kortisol adalah hormon terkait stres, yang jika dibiarkan beredar di dalam tubuh dapat merusak sel. Jadi di penghujung hari yang menegangkan, 30 menit berpelukan sebenarnya adalah apa yang disarankan oleh para dokter," tambahnya.
Pendapat selaras diungkapkan oleh relationship scientist, Dr Marisa Cohen. Marisa mengungkapkan bahwa berpelukan punya manfaat untuk mengurangi stres dan meningkatkan pernapasan secara alami.
"Itu karena bersentuhan punya kekuatan. Tidak hanya mengurangi perasaan negatif, tetapi juga mengarahkan Anda pada pengalaman yang positif dan penuh kasih. Penelitian pun telah menunjukkan bahwa sentuhan dapat mengurangi stres dan reaktivitas terhadap stres," kata Marisa.
Advertisement
Tingkatkan Rasa Aman dan Kepercayaan
Marisa mengungkapkan bahwa pelukan juga bisa meningkatkan perasaan aman dan kepercayaan. Hal tersebut lantaran lewat sebuah pelukan, perasaan cinta dapat lebih tersampaikan dan membentuk koneksi antara satu sama lain.
"Dengan demikian, pelukan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan dalam hubungan," kata Marisa.
Krista menambahkan, selain dapat membuat seseorang merasa bahagia, oksitosin juga dapat membantu meningkatkan hormon yang berfungsi untuk melawan infeksi. Sehingga dapat dikatakan, ada peningkatan sistem kekebalan jika Anda berpelukan.
Berpelukan dengan Pasangan
Sedangkan kontribusinya dalam hal lain seperti seks, berpelukan telah lama dianggap sebagai aktivitas yang sangat baik.
Studi yang dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior menemukan bahwa berpelukan setelah berhubungan seks cenderung membuat tingkat apresiasi terhadap kehidupan seks jadi lebih tinggi.
Â
Tak Semua Orang Nyaman Berpelukan
Dalam kesempatan yang sama, Krista pun menjelaskan beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang tidak nyaman untuk berpelukan. Menurutnya, hal ini dapat disebabkan oleh rasa trauma yang dialami beberapa orang terkait sentuhan fisik.
Sehingga seringkali pada orang-orang tersebut, pelukan justru memicu rasa ketidaknyamanan dibanding menenangkan.
"Menariknya, saya telah menemukan bahwa orang-orang yang tidak menyukai sentuhan sering dapat mentolerir beberapa sentuhan, yang biasanya pada kaki atau punggung mereka. Jadi kita bisa mulai dari sana, meminta pasangannya memijat kaki mereka atau meletakkan tangan di punggung mereka selama beberapa menit setiap kali," ujar Krista.
Sehingga bila Anda tidak begitu nyaman untuk menerima sentuhan, cara tersebut dapat dilakukan secara bertahap dan dapat meningkatkan kapasitas Anda untuk dapat menerima sentuhan.
Dengan harapan, Anda pun dapat memperoleh manfaat dari sebuah pelukan.
Advertisement