Liputan6.com, Jakarta - Sempat beredar kabar bahwa Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran tutup atau tidak lagi beroperasi. Meluruskan hal tersebut, Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kol. Kes. dr Mintoro Sumego, MS mengatakan rumah sakit darurat itu masih menerima pasien terkonfirmasi positif yang hendak menjalani isolasi terpusat.
"Dari dahulu, sejak 23 Maret sampai sekarang, isolasi masih tetap. Jadi RSDC Wisma Atlet (Kemayoran) sampai sekarang tetap melayani pasien sebagai tempat isolasi pasien yang terkonfirmasi COVID-19," kata Mintoro dalam talkshow "Kesiapan Faskes di Jakarta: RSDC Wisma Atlet, Kemayoran Tetap Terima Pasien COVID-19", yang diikuti daring, Selasa, 22 November 2022.
Baca Juga
Mintoro menjelaskan, informasi yang sempat beredar di masyarakat itu bermula dari keputusan Pemerintah menutup RSDC Wisma Atlet Pademangan sebagai rujukan karantina. Diketahui, ada 2 rumah sakit darurat COVID-19 di Indonesia, yakni yang berlokasi di Wisma Atlet Kemayoran dan Wisma Atlet Pademangan.
Advertisement
Berbeda dari RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Wisma Atlet Pademangan memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai lokasi karantina masyarakat yang baru saja kembali dari melakukan perjalanan luar negeri.
"Karena tempat karantina itu ditutup, maka otomatis Wisma Atlet Pademangan ditutup. Nah, ini mungkin masyarakat banyak yang tidak tahu," ujarnya.
Mintoro menjelaskan bahwa karantina dan isolasi merupakan hal yang berbeda.
"Karantina dan isolasi itu merupakan sesuatu yang berbeda. Kalau karantina itu adalah (ditujukan pada) orang yang baru bepergian (dari luar negeri). Dia tidak sakit, tetapi dia tetap melakukan karantina sesuai aturan yang ada. Sementara untuk isolasi adalah (bagi) mereka yang terkonfirmasi COVID-19 positif, itulah yang perlu diisolasi."
Peningkatan Jumlah Pasien
Mintoro mengonfirmasi adanya peningkatan jumlah pasien yang dirawat dan menjalani isolasi di RSDC Wsma Atlet Kemayoran dalam dua bulan terakhir. Meski demikian tingkat keterisian bed occupancy rate (BOR) di Wisma Atlet Kemayoran sepanjang Oktober dan November 2002 hanya berada di kisaran di bawah 2 persen.
Peningkatan jumlah yang signifikan menurutnya terjadi pada November 2022.
"Masih fluktuatif tapi terdapat peningkatan yang cukup signifikan terutama selama bulan November," ucapnya.
Dia mengatakan, ada 102 pasien yang tengah dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran per 22 November 2022. Sebelumnya, jumlah pasien terendah dan tertinggi yang menjalani isolasi di rumah sakit itu selama Oktober 2022 adalah 11 dan 44 orang. Lalu pada November jumlah pasien terendah yakni 33 dan tertinggi 111 orang.Â
Advertisement
Alur Rujukan ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan-DKI Jakarta dr Dwi Oktavia Handayani, TLH.M.Epid mengatakan, alur rujukan bagi pasien COVID-19 ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran masih tetap sama yakni melalui puskesmas setempat.
"Masyarakat tetap bisa mengakses tempat isolasi mandiri jika memang di rumahnya tidak memungkinkan dan membutuhkan tempat isolasi di RSDC maka mereka bisa berkoordinasi melalui puskesmas setempat," ujar Dwi dalam kesempatan yang sama.Â
Nantinya, puskesmas akan merujuk atau melakukan pendampingan ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Sementara itu, bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri, selain bisa berkoordinasi dengan puskesmas, juga bisa mengakses layanan telemedisin.
"Kemudian pilihan obat yang bisa diakses sekarang juga ada fitur tambahan yaitu bisa mengambil ke apotek jejaring," jelasnya.
Call Center 119
Selain melalui puskesmas, Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kol. Kes. dr Mintoro Sumego, MS mengatakan, individu yang terkonfirmasi COVID-19 bisa mengakses RSDC melalui call center 119 ext. 9 dan ext. 2.
"Dan ini nanti akan diatur jadwal kedatangannya melalui sistem rujukan terpadu."
Koordinasi antara RSDC Wisma Atlet Kemayoran dengan puskesmas tidak hanya ketika pasien COVID-19 akan dirujuk ke rumah sakit tersebut. Mintoro mengatakan, ketika pasien selesai menjalani masa isolasi, pihaknya juga tetap berkoordinasi dengan puskesmas di sekitar tempat tinggal pasien.
"Setelah dirawat lalu dia dibolehkan pulang juga kita nanti akan koordinasi dengan puskesmas di mana pasien itu berada," ujarnya.
Advertisement