Liputan6.com, Jakarta - Bulan madu memang saat yang paling ditunggu-tunggu oleh pengantin baru. Menghabiskan waktu berdua di tempat spesial tentunya akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Apalagi, jika di tengahnya Anda tersengat ikan beracun. Tidak terlupakan, bukan?
Momen bulan madu yang harusnya penuh canda tawa berubah menjadi mimpi buruk setelah pengantin wanita yang juga seorang penata rambut ini disengat oleh stonefish—salah satu ikan paling beracun di dunia—yang membuatnya kesakitan selama berbulan-bulan.
Baca Juga
"Apa yang seharusnya menjadi bulan madu yang luar biasa langsung hancur berantakan," kata sang mempelai wanita Amy Thomson.
Advertisement
Dilansir dari situs New York Post, insiden menyakitkan ini terjadi pada September saat dia dan suaminya Callum Thomson pergi ke Pulau Mauritius—yang terletak di barat daya Samudra Hindia—yang indah selama 2 minggu untuk berbulan madu.
Pengantin baru ini sedang melakukan perjalanan snorkeling ketika sang istri, Amy, memutuskan untuk berenang sejenak guna menyejukkan badan.
"Lewat pemandu wisata, kami memilih perjalanan menggunakan speedboat di mana kami dibawa ke semua perhentian snorkeling yang berbeda," jelas Amy. "Kami hampir selesai, dan ada BBQ di pantai."
Dia menambahkan, "Kami semua berada di pantai, dan saya berada di antara course—arah dari kapal dimana kapal berlayar—dan saya kepanasan, jadi saya ingin berenang."
Namun, saat dia pergi untuk mengenakan sepatu lautnya, pemandu wisatanya berkata, 'Tidak, tidak, tidak, Anda tidak membutuhkannya di sini,'Â ujar wanita berusia 27 tahun tersebut. Mengindahkan nasihatnya, Amy berenang tanpa alas kaki pelindung.
Tersengat Stonefish
Ironisnya, sikap patuhnya itu tak membuahkan hasil yang bagus. Tak lama setelah ia melompat ke dalam air, orang Inggris itu disengat oleh stonefish—spesies paling beracun di dunia, yang menjadi dalang dibalik banyak kematian di seluruh kawasan Indo-Pasifik, menurut Australian Museum.
Makhluk itu menggunakan duri punggungnya yang tajam untuk menyuntikkan racun. Racun stonefish dapat menyerang syaraf dan otot sekaligus, mengakibatkan rasa nyeri yang hebat, gangguan pernafasan, gangguan peredaran darah, dan juga kejang-kejang.
Jika seseorang terkena racun ini dalam jumlah banyak dan tidak mendapat penanganan medis yang tepat, racun ini bahkan bisa mengakibatkan kematian dalam beberapa jam.
Yang lebih parah, stonefish dapat berbaur begitu sempurna dengan lingkungannya sehingga mangsa, predator, dan bahkan penyelam Self-Contained Underwater Breathing Apparatus (SCUBA) benar-benar kesulitan melihat dan menemukannya, menurut Oceana.org.
Biasanya stonefish berdiam di bagian dasar laut atau mengubur diri di bawah pasir. Terkadang ia juga bisa ditemukan sedang sembunyi di antara celah karang.
Advertisement
Kaki Bengkak
Setelah berenang kembali ke pantai, Amy mengatakan dia benar-benar menderita karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh sengatan stonefish.
"Saya langsung kembali ke daratan ... Itulah saat di mana saya benar-benar merasakan rasa sakit yang teramat sangat sepanjang hidup saya," ungkap Amy yang awalnya mengira is hanya menginjak koral.
"Saya melihat kaki saya, dan ukurannya membesar hingga dua kali lipat. Semuanya bengkak. Saya melihat telapak kaki saya, warnanya berubah menjadi biru dan putih."
Malangnya, Amy harus menahan rasa sakit itu cukup lama. Butuh waktu satu jam penuh untuk mengantar Amy da Callum kembali ke pantai. Ditambah 45 menit waktu yang dihabiskan untuk naik taksi kembali ke hotel mereka.
Setibanya di hotel, Amy menemui dokter hotel yang merujuknya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Mereka menyinari saya dengan sinar biru selama lebih dari satu jam, dan rasa sakit itu terus terasa sampai akhirnya saya diinfus dan diberi morfin," ujar Amy.
Kehilangan Momen Bulan Madu
Wanita malang itu di opname dan diberi penangkal racun untuk sengatannya.
Dia mengatakan, "Saya diinfus, diberi morfin, dan kemudian terdapat sayatan di kaki saya di mana mereka mengeluarkan racunnya."
Perawatan yang diterima Amy memangkas habis uangnya. Terlepas dari pengalaman yang menyakitkan tersebut, Amy dan Callum tetap di Mauritius sampai 30 September, meskipun Amy tidak dapat menikmati kegiatan apa pun karena kondisinya.
"Saya diperban selama sisa bulan madu. Saya tidak bisa melakukan apa-apa; Saya hanya bersantai di tepi kolam renang," keluh istri Callum itu.
Sayangnya, masalahnya terus berlanjut meski bulan madunya telah berakhir.
"Dalam penerbangan pulang, kaki saya bengkak seperti balon, dan saya masih kesakitan hingga sekarang," kata Amy. Dia juga berkata memiliki janji temu karena "jari kakinya tidak berhenti menangis" yang disebabkan oleh luka stonefish.
"Masih belum ada solusi untuk itu. Saya merasa sangat sedih karena saya masih kesakitan," ungkapnya."Semua karena ketika saya memakai sepatu saya, orang itu harusnya tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan saya memakainya."
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement