Liputan6.com, Cianjur Para relawan dokter dan tenaga kesehatan (nakes) yang diterjunkan menangani pasien Gempa Cianjur bekerja saling bergantian. Hal ini dilakukan agar mereka tetap tercukupi kebutuhan istirahat, terlebih menangani banyak pasien korban gempa.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) M. Adib Khumaidi mengatakan, pemantauan nakes dan dokter yang bertugas di sejumlah rumah sakit yang tersebar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus dilakukan. Pemantauan dilakukan oleh PB IDI dan IDI Wilayah Cianjur.
Baca Juga
"Saat ini, PB IDI dan IDI Cianjur terus memantau distribusi nakes dari IDI Wilayah dan Cabang sekitar serta dari Perhimpunan di bawah IDI," kata Adib saat Media Briefing: Update Mobilisasi Tenaga Kesehatan dan Masalah Kesehatan dan Penanganan Korban Gempa Cianjur di Pendopo Pemerintah Daerah Cianjur pada Jumat, 25 November 2022.
Advertisement
"Relawan dokter dan nakes bekerja bergantian beberapa gelombang karena sebagian membutuhkan istirahat juga."
Para relawan dokter dan nakes lainnya juga membawa kebutuhan logistik obat-obatan termasuk pendukung pengungsi gempa seperti selimut, dan bahan makanan.
"Dengan sistem klaster kesehatan sebaran sesuai mapping (pemetaan) yang didapat dari lapangan ke daerah-daerah terdampak jadi lebih terpantau (jumlah dokter dan nakes yang bertugas)," lanjut Adib.
Jumlah Dokter Bertugas
Tenaga medis dokter yang ada di Cianjur saat ini per 25 November 2022 berdasarkan data yang dihimpun dari laporan anggota IDI, baik IDI Wilayah maupun Cabang termasuk Perhimpunan, antara lain:
- 167 dokter umum
- 21 dokter spesialis bedah
- 24 dokter spesialis ortopedi
- 7 dokter spesialis anestesi
- 2 dokter spesialis kejiwaan untuk trauma healing
- 7 dokter spesialis anak termasuk 4 dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Wilayah Jawa Barat
- 2 dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Moewardi Solo
"Bantuan relawan dokter tersebut datang dari IDI Wilayah dan Cabang seperti Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat," tambah M. Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
"Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Serang, IDI Depok, IDI Bekasi, IDI Makassar, dan juga Pusat Krisis Kesehatan PB IDI."
Advertisement
Jumlah Tenaga Kesehatan
Mobilisasi dokter yang tersebar di Kabupaten Cianjur, lanjut M. Adib Khumaidi juga berkoordinasi dengan Perhimpunan di bawah IDI.
Misal, Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI), IDAI, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Sementara untuk data tenaga kesehatan lainnya sesuai laporan dari klaster kesehatan yang masuk ke PB IDI, antara lain:
- 378 perawat
- 77 bidan
- 11 kesehatan lingkungan
- 5 tenaga surveilans
- 3 ahli gizi
- 2 analis kesehatan
- 126 apoteker
"Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) datang juga membawa tim apoteker untuk menggerus obat. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), semua organisasi profesi hadir," papar Adib.
Dokter Ortopedi Dikirim
Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) turut mengirimkan puluhan anggotanya untuk membantu penanganan awal pada korban Gempa Cianjur.
"Kami telah berkoordinasi dengan Ketua PABOI Jawa Barat Dicky Mulyadi untuk penanganan korban gempa Cianjur. Para dokter akan membantu melakukan pengidentifikasian pasien, pendataan kasus-kasus yang terjadi, alur dan mekanisme pendistribusian pasien lebih lanjut,” ujar Presiden PABOI Ismail di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Para dokter spesialis ortopedi tersebut sudah ditempatkan di sejumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Cianjur. Diantaranya RSUD Sayang, RS Bhayangkara, dan RSUD Cimacan.
"Kami akan melakukan First Health Assessment dalam bidang ortopedi untuk penanganan awal korban bencana," tambah Ismail.
Upaya tersebut untuk menghindari terjadinya penumpukan pasien pada satu rumah sakit, sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien korban bencana.
PABOI Pusat dan Jawa Barat kini tengah berkoordinasi untuk mendata kebutuhan logistik serta rumah sakit yang layak dijadikan tempat rujukan untuk melakukan tindakan operasi pada kasus ortopedi.
Advertisement