Liputan6.com, Cianjur - Sanitasi di posko pengungsian Gempa Cianjur yang masih buruk membuat banyak anak mulai sakit. Tak sedikit dari mereka yang diserang batuk pilek, demam, dan diare. Bahkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia juga mengancam kesehatan anak-anak.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menyampaikan, sanitasi menjadi salah satu permasalahan yang patut diselesaikan segera di posko pengungsian gempa. Sebagaimana hasil pengawasan KPAI di 3 titik pengungsian, yaitu Desa Sukamaju, Desa Mekar Sari, dan Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur, sanitasi yang tersedia belum optimal.
Baca Juga
"Sanitasinya, kami melihat belum optimal, bahkan masih buruk untuk sebuah penanganan tanggap (darurat bencana) di awal ini. Tentu hal seperti ini kan harus terlaporkan sesuai hasil pengawasan kami," terang Ai kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Sabtu, 26 November 2022.
Advertisement
"Karena kemudian bermunculan permasalahan baru, ya itu anak-anak mulai demam, sakit tidak terkontrol, mengingat lingkungan (di posko pengungsian) tidak ramah, bau dan lain sebagainya. Utamanya ini kan menyangkut aspek dasar manusia ya, mandi, buang air dan segala macam itu kan ada problemnya di hulu gitu. Ini yang sedang kami upayakan terus (penyediaan sanitasi yang baik)."
Upaya penyediaan sanitasi juga sudah dikoordinasikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bahwa kebutuhan sanitasi yang baik sangat penting agar menghindari permasalahan penyakit yang dapat muncul di posko pengungsian korban gempa.
"Tapi sesuai arahan kemarin dari pihak BNPB) akan melakukan langkah-langkah penanggulangan untuk soal sanitasi dengan Kementerian PUPR," lanjut Ai.
Rekomendasi KPAI pun menekankan, Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat /PUPR dan BNPB penting segera merespon buruknya situasi dan fasilitas sanitasi di area pengungsian, hal ini guna menghindari timbulnya berbagai masalah baru pada Kesehatan keluarga dan anak.
Bantuan Sanitasi dari PMI
Terkait sanitasi untuk korban Gempa Cianjur, Palang Merah Indonesia (PMI) ikut membantu.Tidak kurang dari 15 Cabang PMI di Jawa Barat mengirimkan relawan dalam respons gempa Cianjur.
Terdapat sedikitnya 200 relawan yang bertugas di layanan logistik, sanitasi dan kesehatan, distribusi air, dukungan psikososial, evakuasi, serta layanan pusat data dan informasi. Arahan bantuan dari PMI ini datang dari Jusuf Kalla (JK) selaku Ketua Umum PMI.
JK juga berbincang dengan sejumlah penyintas korban gempa di pengungsian. Ia mengimbau warga menjaga kesehatan serta patuhi himbauan relawan bila terjadi gempa susulan.
“Ibu jangan panik bila ada guncangan atau gempa susulan, patuhi imbauan relawan, dan jangan lupa jaga kesehatan, Insya Allah, keadaan akan membaik,” ucapnya saat meninjau pengungsian di RT 02/011 Kampung Nagrak, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur pada Rabu, 23 November 2022.
Sejauh ini, PMI telah menyalurkan 200 selimut, 100 terpaulin, 3 unit tenda pengungsian, 800 perlengkapan kesehatan, 200 kantong jenazah, 150 paket perlengkapan bayi, serta 300 matras. PMI juga menyiagakan 3 unit truk angkut, 11 unit truk tangki air, 22 unit ambulans, satu mobil boks, dan 3 unit mobil operasional.
Advertisement
Perhatikan Kebutuhan Logistik
Rekomendasi KPAI lain terhadap penanganan bencana Gempa Cianjur juga ditujukan kepada masing-masing kementerian/lembaga terkait. Rekomendasi yang dimaksud sesuai keterangan yang diterima Health Liputan6.com, antara lain:
- Kementerian dan Lembaga terkait; Kemensos RI, Kemen PPPA RI, dan Baznas RI agar dapat mengoptimalkan penyediaan dan distribusi logistik perlengkapan dan makanan ramah anak yang spesifik seperti Susu Formula, Susu Anak Pertumbuhan, MPASI (Makanan Pendamping ASI), makanan tambahan Balita, kebutuhan obat-obatan dan gizi anak, children kit dan baby kit yang harus terintegrasi dalam pasokan logistik ke posko-posko pengungsian
- Kementerian dan Lembaga terkait, yakni Kemenag RI, Kemensos RI, KemenPPPA RI dan BAZNAS RI penting membangun kolaborasi dengan masyarakat dan dunia profesi dalam memastikan layanan psikososial dan dukungan keluarga, terutama anak-anak yang saat ini masih minim penanganan dan dalam situasi terdampak psikologis agar segera dilakukan asesmen penanganan dukungan psikologis dengan melibatkan psikolog dan psikolog klinis
Penuhi Hak Anak Korban Gempa
KPAI turut menyoroti perlindungan terhadap anak korban Gempa Cianjur. Rekomendasi dari KPAI berikutnya, antara lain:
- Kementerian dan Lembaga terkait, yakni Kemenag RI dan Kemendikbud RI agar segera melakukan upaya pendataan anak di posko-posko pengungsian untuk mendapat program mitigasi pendidikan kurikulum dalam situasi bencana. Selain itu penting memastikan bantuan terhadap sekolah-sekolah dan madrasah serta Lembaga Pendidikan lainnya yang terdampak untuk segera diperbaiki agar menjadi prioritas mengembalikan situasi anak pada kondisi yang berangsur normal
- Kementerian Kominfo dan seluruh pemangku kepentingan serta masyarakat bahu membahu mengedukasi literasi kebencanaan secara digital maupun social serta menghindari berita hoaks dan simpang siurnya informasi gempa susulan yang menimbulkan kepanikan sosial. Untuk itu, sangat penting dilakukan rechecking (pemastian kembali) supaya dapat menyeleksi dan tidak memberikan informasi yang tidak benar
- KPAI mengajak seluruh warga masyarakat Cianjur menjadi bagian dalam melindungi anak-anak korban gempa dalam kerangka penguatan pemenuhan hak dan perlindungannya sesuai dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak bahwa anak korban situasi darurat di dalamnya mereka yang menjadi korban bencana alam memiliki hak atas pemenuhan hak dan perlindungan khusus agar anak-anak mendapat penanganan yang sesuai dengan tumbuh kembangnya serta menikmati kehidupan secara wajar
Advertisement