Liputan6.com, Tangerang Orang dengan HIV/AIDS di Provinsi Banten, mengalami peningkatan dalam kurun dua tahun terakhir. Mereka dengan orientasi seksual sesama jenis (homoseksual) dan biseksual menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan kasus tersebut.
"Akhir-akhir tahun terakhir terjadi peningkatan, faktornya pertama karena pandemi (COVID-19), mereka ini jadi takut ke rumah sakit. Tapi memang kalau dilihat dari data nasional, juga terjadi peningkatan," ungkap dr I Gede Raikosa, SpPD, Wakil Ketua PAPDI Banten yang juga konsultan penanganan HIV/AIDS di RSUD Kabupaten Tangerang, saat ditemui dalam peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat Provinsi Banten, di area parkir Tangcity Mall Kota Tangerang, Minggu (4/12/2022).
Baca Juga
Untuk di Provinsi Banten sendiri peningkatan penderita HIV/AIDS sejak tahun 2020 hingga 2022 bisa sampai 300 pasien baru. Raikosa menjelaskan, pada tahun 2020 tercatat ada 1.500-an pasien HIV/AIDS, lalu turun sedikit, hingga akhirnya di 2022 sampai Oktober ini, ada 1.800 pasien HIV/AIDS.
Advertisement
"Terakhir sampai Oktober ini ada 1.800 penderita HIV/AIDS, jadi total akumulatif di Provinsi Banten penderita HIV/AIDS terdapat 15 ribuan," katanya.
Â
Penularan Terbanyak dari Hubungan Seksual
Raikosa pun menjelaskan, tingkat penularan sendiri bergeser. Pada saat dia bertugas di RSUD Kabupaten Tangerang di 2010, inveksi mayoritas berasal dari pengguna narkoba jenis suntik, kini berasal dari penularan aktivitas seksual.
"Bukan hanya homoseksual, melainkan juga heteroseksual. Jadi kembali lagi, bila kita berada di tengah-tengah kegiatan yang rentan penularan, harap sadar diri untuk melakukan screening HIV/AIDS," katanya.
Sementara itu, bila sudah tertular HIV/AIDS, Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA, diharapkan berobat dan mengonsumsi obat-obatan dengan teratur, sesuai dengan anjuran dokter. Sebab, virus tersebut bisa ditekan dan ODHA masih memiliki masa depan yang lebih baik.
Advertisement
Kesetaraan pada Orang dengan HIV
Lalu, untuk menyuarakan pencegahan penularan HIV/AIDS dan juga kesetaraan ODHA dalam kehidupan sosial, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengadakan kegiatan peringaran Hari HIV/AIDS Sedunianyang jatuh pada 1 Desember lalu. Untuk tahun ini mengangkat tema 'Equalize' atau "Kesetaraan".
Ketua PAPDI Cabang Banten, dr Edison Y.P Saragih, SpPD menjelaskan, sesuai temanya, ODHA ini berhak mendapat penyetaraan dalam banyak hal, terutama di kehidupan sosialnya.
"Maknanya, diperlukan adanya kesetaraan dalam berbagai hal. Dari mulai kebijakan pemerintah terkait dengan pencegahan, pengobatan, kemudian dalam hal penderita penyandang HIV/AIDS tidak boleh ada pembedaan," tutur dr Edison.
Maka dalam peringatan yang dilakukan secara offline untuk pertama kalinya setelah pandemi COVID-19, disediakan banyak kegiatan yang juga melibatkan komunitas ODHA. Menurut Ketua Pelaksana 'Equalize', dr Triyono SpPD, kegiatan tahunan ini untuk kembali merangkul ODHA agar mampu bergaul sama seperti masyarakat lainnya.
"Jadi hari ini banyak kegiatan positif yang digelar, mulai dari senam bersama, medical check up gratis, hingga talk show bersama pemateri dan juga orang penyandang HIV/AIDS," ujarnya.
Menurutnya, HIV/AIDS bisa dicegah dengan tidak seks bebas, tidak narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik. Dan merubah stigma ODHA di kehidupan sosial, jangan sampai, ODHA dikucilkan atau diskriminasi.