Sukses

Mengenal Kortisol, Hormon Stres yang Perlu Dikendalikan

Kortisol adalah hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Perubahan kadar kortisol dipengaruhi ole tingkat stres yang dirasakan.

Liputan6.com, Jakarta - Kortisol adalah hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Ketika seseorang merasa stres, kadar kortisolnya naik berdasar tingkat stres yang dirasakan. Staci Holweger, pendiri Lifepatches, mendefinisikan kortisol sebagai hormon yang membantu kita beradaptasi dengan rangsangan stres dalam hidup.

Fungsi utama kortisol adalah mengubah protein menjadi glukosa—suatu bentuk energi. Ini dilakukan dengan memecah protein di hati dan otot, jelas Daniel Boyer, MD dari The Farr Institute.

Reseptor glukokortikoid ada di hampir semua jaringan dalam tubuh. Oleh karena itu, kortisol dapat mempengaruhi hampir setiap sistem organ, mulai dari sistem saraf, kekebalan tubuh, kardiovaskular, pernapasan, reproduksi, muskuloskeletal, dan integumen.

Hormon ini penting ini mengatur tekanan darah, detak jantung, tingkat energi, serta metabolisme. Kortisol dilepaskan oleh kelenjar adrenal setelah stimulasi oleh berbagai stresor termasuk penyakit fisik, tekanan psikologis, penyakit mental, bahkan kurang tidur.

Menurut situs mbg, beberapa gejala yang timbul jika kadar kortisol terlalu tinggi atau terlalu rendah yaitu sebagai berikut.

1. Kadar Kortisol Tinggi

Kadar kortisol tinggi atau yang juga dikenal sebagai sindrom Cushing berarti tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol dalam waktu yang lama. Gejalanya meliputi:

-Kenaikan berat badan, terutama di sekitar wajah dan perut

-Punuk kerbau (buffalo hump)

-Stretch mark di perut

-Gula darah tinggi (hiperglikemia)

-Tekanan darah tinggi (hipertensi)

-Tulang dan otot lemah

-Jerawat

-Osteoporosis

-Kecemasan, depresi, dan gangguan panik

-Insomnia.

2 dari 4 halaman

2. Kadar Kortisol Rendah

Ketidakmampuan menghasilkan kadar kortisol yang cukup juga dikenal sebagai penyakit Addison. Ini disebabkan oleh reaksi autoimun ketika sistem kekebalan tubuh Anda sendiri menyerang sel-sel di kelenjar adrenal yang menghambat produksi kortisol. Gejala kadar kortisol rendah meliputi:

-Kelelahan

-Penurunan berat badan

-Tidak nafsu makan

-Tekanan darah rendah

-Mengidam garam

-Penurunan kesadaran atau delirium (dalam kasus yang parah)

-Hiperpigmentasi kulit.

Perawatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebabnya sehingga Anda harus mendiskusikannya dengan dokter. Untuk mengetahui kadar kortisol Anda, perlu dilakukan pengukuran.

Menurut Holweger, kadar kortisol paling sering diukur ketika ada gangguan pada ritme sirkadian. Pengukuran juga dapat dilakukan untuk memeriksa apakah seorang pasien memiliki tumor pada kelenjar hipofisis atau kanker adrenal atau tidak.

Jika Anda merasa hiperaktif, itu mungkin saja artinya tingkat stres memengaruhi fungsi otak. Selain itu, jika memiliki riwayat penyakit jantung atau menderita sakit kronis, perlu untuk mengecek apakah kadar kortisol Anda normal atau tidak.

Boyer menambahkan bahwa jika merasa stres, kesulitan tidur, atau kekurangan energi dibanding biasanya, Anda harus mengukur kadar kortisol.

3 dari 4 halaman

Mengukur Kadar Kortisol

Kadar kortisol normal didasarkan pada waktu hari. Puncak kadar kortisol yaitu di pagi hari dan secara bertahap menurun sepanjang hari hingga mencapai titik terendah pada tengah malam.

Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kadar kortisol tinggi atau sindrom Cushing, pengukuran dilakukan pada malam hari. Sementara jika muncul dugaan kadar kortisol rendah atau penyakit Addison, pengukuran dilakukan di pagi hari, karena saat itulah kadar kortisol meningkat secara alami.

Menurut Cleveland Clinic, kadar kortisol normal yaitu:

Pagi: 10 hingga 20 mikrogram per desiliter (mcg/dL).

Malam: 3 untuk 10 mcg/dL.

Jika kadar kortisol Anda tinggi, terdapat rekomendasi makanan serta suplemen yang bisa dikonsumsi.

Selain mengukur kadar kortisol, penting untuk belajar bereaksi terhadap stres dengan cara yang sehat. Hal ini dikarenakan kortisol berkaitan dengan stres.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga tingkat stres Anda dengan mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan stres dan bagaimana menjaga diri secara fisik dan emosional dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.

4 dari 4 halaman

Strategi Manajemen Stres

Strategi manajemen stres menurut WebMD meliputi:

-Mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur dan cukup tidur

-Berlatih teknik relaksasi seperti yoga, pijat atau meditasi

-Membuat jurnal dan menulis tentang atau apa yang dipikirkan atau disyukuri dalam hidup

-Meluangkan waktu untuk melakukan hobi, misalnya membaca, mendengarkan musik, atau menonton acara serta film favorit

-Membangun persahabatan yang sehat dan curhat dengan teman dan keluarga

-Mencari cara untuk memasukkan humor dan tawa dalam hidup, misalnya dengan menonton film atau membaca cerita lucu

-Menjadi sukarelawan

-Mengatur dan memprioritaskan apa yang perlu diselesaikan di rumah dan kantor serta menyisihkan tugas yang tidak perlu

-Mencari terapis yang dapat membantu menemukan strategi koping khusus untuk mengelola stres.

Hindari cara-cara yang tidak sehat untuk mengelola stres, misalnya menggunakan alkohol, tembakau, obat-obatan terlarang atau binge eating.

Beberapa manfaat mengelola stres yaitu mendapatkan ketenangan pikiran, penurunan stres dan kecemasan, kualitas hidup yang lebih baik, kontrol diri dan fokus yang lebih baik, serta hubungan yang lebih baik. Hal ini mengarah pada kehidupan yang lebih sehat juga usia harapan hidup yang lebih panjang.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Video Terkini