Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan melakukan sero survei antibodi COVID-19 terbaru masyarakat Indonesia. Pengukuran kadar antibodi COVID-19 ini direncanakan dilakukan pada Januari 2023 mendatang.
Kabar di atas disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Sero survei antibodi COVID-19 atau Survei Serologi pada Januari 2023 nanti merupakan sero survei keempat kalinya secara nasional.
Baca Juga
"Kami, rencananya nanti Januari 2023 deh kita cek lagi (antibodi COVID-19). Karena kemarin kan (sero survei sebelumnya) bulan Juli 2022 ya. Ya, enam bulan sekali lah kita cek," ucapnya saat diwawancarai Health Liputan6.com usai acara 'Anugerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Awards Tahun 2022' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Advertisement
Survei serologi bertujuan melihat seberapa besar peningkatan kadar antibodi masyarakat yang terbentuk, baik dari vaksinasi dan terinfeksi COVID-19. Dari segi vaksinasi COVID-19 sendiri, terjadi tren peningkatan dalam dua pekan terakhir, menurut Laporan Data Harian COVID-19 Kemenkes per 5 Desember 2022.
Diharapkan dengan adanya vaksinasi COVID-19 akan terbentuk antibodi sehingga memberikan perlindungan terhadap virus Corona. Adapun tren cakupan vaksinasi dalam dua pekan terakhir, sebagai berikut:
- Vaksinasi dosis 1 meningkat, dari 86,50 persen menjadi 86,52 persen
- Vaksinasi dosis 2 meningkat, dari 73,93 persen menjadi 73,97 persen
- Vaksinasi dosis 3 atau booster pertama meningkat, dari 28,11 persen menjadi 28,36 persen
- Vaksinasi dosis 4 atau booster kedua meningkat, dari 3,19 persen menjadi 3,95 persen
Paling Lambat Awal Januari 2023
Pada kesempatan berbeda, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sero survei antibodi COVID-19 kembali akan dilakukan paling lambat pada awal Januari 2022.
"Nanti di akhir Desember 2022 atau mungkin di awal Januari 2023, Kemenkes akan melakukan lagi sero survei (antibodi COVID-19)," terangnya saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Media Briefing: Hari Diabetes Sedunia 2022' di Aston Kemayoran City Hotel, Jakarta beberapa hari lalu.
"Ini untuk mengetahui seberapa besar antigen yang ada di dalam apa, antibodi yang ada di dalam tubuh masyarakat."
Sebelumnya, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengumumkan hasil Survei Serologi ke-3 antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2 pada Agustus 2022.
Salah satu peneliti dari FKM UI, Iwan Ariawan memaparkan, hasil sero survei diperoleh kadar antibodi penduduk Indonesia meningkat, dari yang sebelumnya 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter.
“Ini adalah survei serologi yang ketiga kali yang besar, yang pertama di Desember 2021 itu bersifat nasional, kemudian Maret 2022 khusus untuk Jawa – Bali karena daerah mudik. Kemudian Juli 2022 kembali untuk seluruh Indonesia,” katanya saat konferensi pers pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Advertisement
Antibodi Naik 4 Kali Lipat
Survei serologi ke-3 yang diumumkan Agustus 2022 ini mengunjungi kembali sampel dari survei serologi sebelumnya pada 2021. Dari 20.501 sampel atau responden sebanyak 84,5 persen berhasil dikunjungi.
Pemilihan responden yang sama ini untuk menunjukkan peningkatan jumlah dan kadar antibodi pada orang yang sama.
Survei serologi ke-3 dilakukan di 100 kabupaten/kota terpilih yang tersebar di 34 provinsi. Metode survei menggunakan kuesioner, pengambilan darah, kemudian pemeriksaan ada tidaknya antibodi SARS-CoV-2 dan kadarnya. Pemeriksaan dilakukan di BKPK dan jejaring laboratorium.
“Responden dari survei serologi ini tersebar di seluruh Indonesia sehingga hasilnya ini menggambarkan kadar antibodi pada penduduk di Indonesia,” papar Iwan Ariawan.
Iwan mengungkapkan, hasil dari survei serologi ke-3 menunjukkan, adanya peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2, yakni dari 87,8 persen pada Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022.
“Kadar antibodi penduduk Indonesia meningkat lebih dari 4 kali lipat. Median kadarnya meningkat dari 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter,” ungkapnya.
Pembentukan Antibodi dengan Vaksinasi
Muhammad N Farid, anggota Tim Peneliti FKMUI menjelaskan, peningkatan kadar antibodi COVID-19 disebabkan oleh vaksinasi dan terinfeksi COVID-19.
Pada Desember 2021, penduduk yang belum divaksin proporsinya sekitar 30 persen, penduduk yang sudah divaksin dosis pertama 19 persen. Kemudian penduduk yang sudah divaksin 2 dosis 50 persen dan penduduk yang sudah booster baru 0,5 persen.
Jika dibandingkan dengan tahun 2022, ada penurunan proporsi penduduk yang belum divaksin, antara lain penduduk yang belum divaksin menurun menjadi 18,1 persen, lalu penduduk yang sudah divaksin dosis pertama berkurang jadi 11,6 persen karena mereka sudah divaksin dosis kedua.
Selanjutnya, penduduk yang sudah divaksin dosis kedua meningkat jadi 47,7 persen serta penduduk yang sudah booster pun meningkat jadi 22,6 persen.
Selain vaksinasi, sampai saat ini masih banyak penduduk yang terinfeksi COVID-19. Hal itu dapat meningkatkan antibodi orang yang terinfeksi. Namun, kontribusi terbesar pembentukan antibodi berasal dari vaksinasi COVID-19.
Peneliti lainnya, Pandu Riono menjelaskan, besaran perbedaan kadar antibodi berdasarkan kelompok umur. Rerata beda titer antibodi menurut kelompok umur tertinggi pada kelompok usia 60 tahun ke atas, yakni 3.504,6 unit per mililiter.
Lalu, titer antibodi usia 30 tahun sampai 59 tahun sebesar 2.427,3 unit per mililiter, serta usia 19 tahun sampai 29 tahun sebesar 2.337,9 unit per mililiter.
Advertisement