Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini tengah mencapai puncaknya. Puncak kasus tampak ada penambahan angka harian COVID-19 nasional di rentang 4.000 sampai 7.000 dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, tren kasus COVID-19 akan melandai. Penurunan tren mulai terlihat, penambahan kasus harian dari angka 3.000 menjadi 2.000-an kasus dalam dua - tiga hari ini.
Baca Juga
Meski tetap terjadi penambahan kasus baru setiap harinya, angka rata-rata dinilai tidak signifikan tinggi seperti sebelumnya. Seperti diketahui, kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang terjadi karena penyebaran varian Omicron XBB.
Advertisement
"Kalau yang pengamatan kita sekarang, sudah sampai di puncaknya. Jadi, nanti trennya (kasus COVID-19) akan menurun," ujar Budi Gunadi saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Anugerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Awards Tahun 2022' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Sebagaimana Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 5 Desember 2022, terjadi penurunan indikator penanganan kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir. Indikator penurunan yang dimaksud, antara lain:
- Tren kasus konfirmasi, dari 6.680 menjadi 4.138
- Tren kasus aktif, dari 59.711 menjadi 54.900
- Tren kasus kematian, dari 2,416 persen menjadi 2,397 persen
- Tren pasien yang dirawat, dari 7.177 menjadi 6.115
- Tren keterisian tempat tidur COVID-19 (Bed Occupancy Ratio/BOR), dari 12,12 persen menjadi 10,52 persen
- Tren positivity rate, dari 20,72 persen menjadi 10,80 persen
Tanda Puncak COVID-19 Tercapai
Pada keterangan pers usai Rapat Terbatas, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kasus COVID-19 kembali mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan kasus COVID-19 saat ini sudah mencapai puncaknya.
Kenaikan kasus COVID-19 nasional juga terlihat dari kenaikan angka positivity rate di angka 10 sampai 20 persen. Angka positivity rate COVID-19 akan kembali naik pada bulan depan sebesar 50 persen.
"Kasus COVID-19 itu sedang naik, tapi pengamatan kita sudah sampai di puncak," ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Di sisi lain, Menkes Budi Gunadi menuturkan, kasus COVID-19 akan mulai melanda karena angka positivity rate menjadi 30 sampai 34 persen. Dalam kondisi ini, kenaikan kasus COVID-19 akan tetap terjadi.
"Tetap tinggi, tetap terjadi kenaikan kasus, tapi sudah melandai. Begitu tanda peak-nya (puncak) tercapai yang kita lihat laju dari positivity rate," lanjutnya.
Advertisement
Positivity Rate COVID-19 Turun
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, angka positivity rate menjadi tolok ukur karena tak semua masyarakat melakukan tes COVID-19. Selain itu, tidak semua masyarakat melapor apabila positif virus Corona.
"Tapi positivity rate kalau tes sedikit kelihatan positivity rate tinggi, makanya kita lihat dari angka itu," jelasnya.
"Sekarang positivity rate kita turun di seluruh Indonesia dan provinsi besar, seharusnya seminggu dua minggu turun. Secara saintifik, ini turun karena portofolio dari varian baru."
Penyebaran subvarian Omicron XBB sudah tersebar 80 persen dari varian SARS-CoV-2 yang ada. Ini menjelaskan kondisi ditandai bahwa subvarian XBB sudah mulai mengambil alih varian BA.4 dan BA.5.
"Itu adalah ciri-ciri mereka jenuh, nanti akan turun. Itu sebabnya kita beda peramal, naik - turun lain berdasarkan data positivity rate secara empiris, kita lihat ke belakang dan data varian genomik secara satu minggu dan dua minggu akan turun," pungkas Menkes Budi Gunadi.
Level 1 Transmisi Komunitas
Meskipun terjadi penurunan kasus COVID-19, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, angka kematian akibat COVID-19 mengalami fluktuasi.
"Dari rata-rata mingguan sebanyak 46 orang, terjadi kenaikan sebanyak 54 orang pada 1 Desember 2022, diiringi dengan peningkatan positivity rate, lanjutnya saat konferensi pers, Jumat (2/12/2022).
Kasus COVID-19 saat ini masih didominasi di Pulau Jawa dan Bali dengan proporsi kasus mencapai 90,63 persen, sedangkan proporsi kasus di luar Pulau Jawa dan Bali sebesar 9,3 persen.
Kondisi COVID-19 nasional pun harus tetap menjadi perhatian kita, terlebih masih ada 17.442 pasien yang dirawat di rumah sakit pada periode 4 Oktober sampai 21 November 2022.
Sebagian besar dari pasien yang dirawat memiliki gejalanya sedang, berat hingga kritis. Kemudian 71 persen pasien belum mendapatkan booster.
Sebanyak 2.449 pasien meninggal dunia pada periode yang sama, yang mana 82 persen di antaranya juga belum mendapatkan vaksin booster COVID-19. Kematian tertinggi pada kelompok lansia dan 50 persen lansia belum mendapatkan vaksinasi.
Kemenkes meminta semua pihak untuk bekerja bersama sama untuk mempercepat Indonesia mencapai akhir pandemi. Salah satunya, meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19.
“Upaya vaksinasi menjadi bagian upaya atau strategi kita dalam mencapai atau menuju berakhirnya pandemi COVID-19” tutup Syahril.
Advertisement