Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 kasus subvarian Omicron BN.1 ditemukan di Indonesia dengan pelaporan pertama dari Kepulauan Riau. Data ini sesuai dengan catatan yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 8 Desember 2022.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pelaporan pertama kasus varian BN.1 di Kepulauan Riau masuk pada tanggal 16 September 2022. Terkait gejala yang dialami pada kasus varian BN.1 yang ditemukan, belum disampaikan secara rinci.
Baca Juga
Disampaikan pula bahwa subvarian BN.1 merupakan 'anakan' Omicron dari sublineage (sub garis keturunan) BA.2.75. Di Indonesia, saat ini varian Omicron beserta 'anakannya' mendominasi kasus dan persebaran lineage ketimbang varian lainnya seperti Delta.
Advertisement
"BN.1 sudah ada kasusnya. BN.1 subvarian baru setelah XBB.1 dan BQ.1. Subvarian baru itu ada dan semua (yang lebih banyak beredar sekarang) kan masih Omicron," ujar Nadia usai acara 'Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Fungsional Ahli Utama' di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Kamis, 8 Desember 2022.
Saat ini, Kemenkes sedang memantau persebaran varian BN.1 di Tanah Air. Potensi seberapa jauh penularan dan karakteristik juga sedang diteliti lebih jauh sambil melihat perkembangan di negara-negara lain yang melaporkan BN.1.
"BQ.1, XBB, XBB.1 itu kita bisa lihat peningkatannya di negara lain. Kemudian kami nemuin sekarang, ada subvarian baru lagi -- BN.1. Kami sedang lihat potensinya gimana," lanjut Nadia.
Sebaran 20 Kasus Varian BN.1
Sebagaimana data Kemenkes yang diterima Health Liputan6.com pada 8 Desember 2022, terlihat persebaran subvarian BN.1 di sejumlah wilayah di Indonesia. Laporan kasus 'anakan' Omicron BA.2.75 ini terbanyak ditemukan di DKI Jakarta.
Provinsi dengan persebaran varian BN.1 di Indonesia, antara lain: (dalam kasus)
- DKI Jakarta 9
- Jawa Tengah 5
- Kepulauan Riau 3
- Sumatera Utara 1
- Kalimantan Barat 1
- Kalimantan Selatan 1
Secara global, data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS) mencatat, terjadi peningkatan temuan kasus subvarian BN.1. Proporsi pada pekan terakhir sebesar 5,1 persen, meningkat 4,4 persen dari pekan sebelumnya.
Advertisement
Negara dengan Laporan BN.1
Pelaporan data Kemenkes RI menunjukkan, subvarian Omicron BN.1 dilaporkan pertama kali di India pada akhir Juli 2022. Selanjutnya, varian ini terdeteksi di beberapa negara lain.
Kasus BN.1 di AS, Inggris, Austria, Australia, dan India. CDC juga sedang memonitor persebaran varian BN.1 karena terdapat peningkatan kasus varian ini dalam satu bulan terakhir.
Selain itu, data sementara masih belum diketahui secara pasti mengenai kemampuan transmisi dan penularan, namun diasumsikan dapat menghindari sistem imun (immunity-escape).
Pada data cov-lineages.org, persentase temuan BN.1 terbanyak di Amerika Serikat 27,0 persen. Kemudian Inggris 14,0 persen, Australia 13,0 persen, Denmark 7,0 persen, dan Austria 6,0 persen.
Potensi Hindari Kekebalan
BN.1, juga turunan dari Omicron, adalah nama pendek B.1.1.529.2.75.5.5.1, menurut cov-lineages.org, kumpulan data COVID yang dijalankan oleh kontributor di universitas di Inggris dan Australia.
Varian baru ini juga merupakan turunan dari stealth Omicron BA.2, yang menjadi terkenal tatkala muncul di musim semi dan musim panas di AS.
Seperti banyak varian baru Omicron, BN.1 memiliki potensi tinggi untuk menghindari kekebalan dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya, tulis Cornelius Roemer, seorang ahli biologi komputasi di University of Basel di Swiss baru-baru ini.
Mengutip artikel berjudul, What is BN.1? Meet the newest Omicron spawn being tracked by the CDC yang dipublikasikan di Fortune pada 15 November 2022, varian BN.1 memiliki kemampuan untuk bersaing dengan garis keturunan lain yang beredar.
Hal ini ditulis dari artikel jurnal yang diterbitkan di Cureus Journal of Medical Science dari para peneliti di India.
Sejauh ini, sebaran BN.1 telah ditemukan di AS, Inggris, Austria, Australia, dan India. Meski varian baru yang ditemukan, BN.1 telah menelurkan 9 varian 'anak dan cucu' yang diketahui, yang sebagian besar pertama kali diidentifikasi pada bulan Agustus dan September 2022.
Semua subvarian di atas diidentifikasi di negara-negara Eropa seperti Austria, Inggris, Denmark, Jerman, dan Irlandia. Beberapa telah diidentifikasi di negara-negara Asia seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang, serta di India dan Israel.
Advertisement