Liputan6.com, Jakarta - Semua orang melalui berbagai hal tiap harinya. Dalam menghadapi masalah yang menguras energi dan emosi, ada yang memilih untuk langsung mengekspresikan perasaannya, tetapi ada juga yang cenderung memendamnya.
Ada begitu banyak skenario yang membuat seseorang memilih untuk menekan perasaan sendiri. Misalnya, ingin segera beristirahat, dan mengatakan pada diri sendiri bahwa akan mengurus emosi tersebut di lain waktu. Bisa juga berpikir bahwa perasaan tersebut tidak penting, atau mencoba menyembunyikan perasaan tersebut demi membuat hubungan berhasil.
Baca Juga
Namun, pada akhirnya, Anda cenderung membendung perasaan sendiri karena satu alasan utama, yaitu karena hal tersebut tampaknya lebih mudah dan lebih aman untuk dilakukan.
Advertisement
"Alasan kita terkadang—atau sering kali—memendam emosi dapat bervariasi, tetapi semuanya tampaknya berasal dari rasa takut akan kerentanan," kata Dr. Colleen Mullen, PsyD, LMFT dilansir dari Verywell Mind. "Memendam emosi memberikan rasa aman emosional yang salah."
Ada berbagai cara yang dapat menyebabkan muncul pikiran untuk memendam emosi. Misalnya, seorang anak yang emosinya sering diremehkan orangtuanya sendiri. Selain itu, orangtua yang biasa mengekspresikan emosinya dengan cara menakutkan dan mengancam juga berpengaruh.
Bagi orang lain, ini bisa menjadi kesadaran dini bahwa orangtua kewalahan dan tidak dapat merespons dengan baik jika anak mengungkapkan kebutuhan atau perasaannya. Itulah sebabnya, seseorang memilih untuk memendam emosinya.
"Anak-anak itu dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang suka menahan emosinya,"Â tutur Mullen.
"Menahan atau menghindari mengekspresikan emosi pada akhirnya terasa seperti ketakutan akan diberitahu 'tidak,' ditinggalkan, atau dihakimi secara negatif."
Menyembunyikan Perasaan Dapat Menjadi Bumerang
Memendam emosi dapat terasa seperti keputusan yang baik dalam jangka pendek, hal ini ternyata berdampak buruk pada Anda sebab dapat:
1. Mengganggu Kesehatan Fisik
"Ada beberapa bukti bahwa memendam emosi dapat menyebabkan tekanan fisik bagi tubuh," ucap Mullen.
"Stres yang ditimbulkan dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Efek lain dapat berupa kesulitan mengingat."
2. Menghambat Hubungan Sosial
Hubungan sosial yang baik sangat penting. Ketika Anda tidak cukup mengekspresikan diri, hubungan tidak akan bermakna.
"Kontak manusia ke manusia dapat membantu menyeimbangkan sistem saraf kita dan memungkinkan perspektif yang lebih luas, melindungi kita dari penyimpangan ke dalam lingkaran ketakutan dan keyakinan yang salah," ucap Shari Foos, MA, MFT, MS.
"Yang paling penting, jika Anda tidak terbuka dan jujur, bagaimana Anda dapat dilihat dan dikenal? Dan jika Anda tidak dikenal, bagaimana mungkin Anda bisa dicintai untuk diri Anda yang sebenarnya?"
Advertisement
3. Mengganggu Kesehatan Mental
Menyangkal perasaan Anda sendiri pada akhirnya dapat memengaruhi kepercayaan diri. Seiring berjalannya waktu, ini menimbulkan perasaan bahwa tidak ada yang peduli dengan kebutuhan atau keinginan dan berpikir jika pendapat atau suara Anda tidak penting.
Hal ini juga dapat menyebabkan Anda merasa stres, tertekan, atau cemas. Dalam beberapa kasus, Anda bahkan merasa sangat marah yang memicu munculnya rasa dendam terhadap orang lain.
Meskipun dalam beberapa kasus seseorang secara sadar menekan perasaannya, adalah wajar jika melakukannya tanpa sadar. Beberapa tanda Anda tidak sepenuhnya mengekspresikan emosi meliputi:
- Merasa orang lain tidak mengerti perasaan Anda.
- Tidak mendapatkan apa yang diinginkan dari waktu yang dihabiskan bersama orang lain.
- Sering mengalami gejala psikosomatik, seperti sakit perut atau masalah pencernaan, sakit kepala, jantung berdebar kencang, dan merasa tegang.
- Merasa marah dan frustrasi terhadap dunia dan orang lain.
- Menyimpan dendam terhadap orang lain.
Tanda Orang Lain Menyembunyikan Perasaan
Jika Anda berpikir orang lain memendam emosinya, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai.
Tanda-tanda bahwa seseorang sedang memendam emosinya dapat dideteksi dalam pilihan kata, nada, dan bahasa tubuh yang digunakannya, tutur Foos.
"Beberapa individu mungkin juga secara tidak sadar meringkuk, meremas tangan, mengetuk jari atau kaki, melirik, atau menggelengkan kepala,"Â jelasnya.
Dia menambahkan, ketika ditanya mengenai dirinya, orang yang terbiasa menahan perasaannya akan berusaha menghindari pertanyaan dengan mengatakan ketidaktahuan, mengubah topik atau bahkan langsung pergi meninggalkan lawan bicaranya.
Meskipun penting untuk mengekspresikan perasaan, nyatanya hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Seringkali, kecenderungan untuk menyembunyikan emosi merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging yang dikembangkan sejak kecil.
Dibutuhkan ketekunan untuk menghilangkan kebiasaan ini dan mulai mengekspresikan diri Anda kepada orang lain. Meskipun melakukannya mungkin terasa tidak nyaman, berbahaya, atau sulit, jangan menyerah.
Mullen juga mengatakan, "Salah satu cara terbaik untuk menjadi lebih baik dalam mengekspresikan diri adalah dengan langsung mengatakan apa yang dimaksud."
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement