Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya volume darah menstruasi disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya karena perubahan anatomi rahim yang disebabkan oleh masalah kesehatan seperti miom, polip dan tumor hingga gangguan hormon.
"Banyak hal yang membuat (darah) menstruasinya banyak, salah satu karena anatominya berubah, tapi juga bisa karena gangguan hormon," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo Sp.OG (K) dalam tayangan daring DIAGNOSA, Selasa, 13 Desember 2022.
Baca Juga
Miom yang muncul di rahim bisa menyebabkan darah haid menjadi banyak. Benjolan seperti miom atau tumor membuat kontraksi rahim tidak sempurna sehingga menyebabkan darah menstruasi banyak.
Advertisement
"Kalau di rahim itu ada benjolannya maka kemudian benjolan itu membuat kontraksi rahimnya itu kurang sempurna. Kalau kontraksi rahimnya kurang sempurna, darah menstruasinya jadi banyak," jelas Hasto.
Demikian pula dengan polip yang muncul di rahim. Individu dengan gangguan kesehatan tersebut cenderung mengalami volume menstruasi berlebih.
Hasto mengatakan, jumlah volume menstruasi normal adalah 200 cc. Sementara, menstruasi dinyatakan banyak apabila kondisi darah bergumpal-gumpal. Kondisi tersebut juga menjadi ciri bahwa menstruasi tidak normal, terlebih bila disertai nyeri yang hebat.
"Kalau bergumpal-gumpal berarti tidak normal," ucapnya.
"Harusnya menstruasi tidak sampai bergumpal-gumpal ya," lanjut Hasto.
Individu yang merasa darah menstruasinya banyak disarankan untuk memeriksakan diri guna mengetahui penyebab pasti. Saat ini, kata Hasto, ada banyak metode untuk memeriksa kondisi kesehatan rahim perempuan.Â
Ciri Menstruasi Tidak Normal
Selain kondisi darah bergumpal, hal lain yang harus diwaspadai sebagai ciri menstruasi tidak normal yaitu jaraknya terlalu dekat atau terlalu jauh. Jarak antara satu menstruasi ke menstruasi berikutnya paling cepat adalah 22 hari dan paling lambat yakni 37 hari.
"Jadi kalau misalkan sudah 37 hari belum mens kemudian tidak segera mens, ini berarti ada masalah," tutur Hasto.
Demikian pula jika seorang wanita mendapatkan jeda haid kurang dari 22 hari.
Adapun durasi menstruasi normal berkisar antara 2 hingga 7 hari.
"Tapi kalau menstruasinya sudah tujuh hari lebih, delapan hari enggak berhenti, ini berarti perlu diperhatikan," ucapnya.
Advertisement
Gumpalan Umum Terjadi pada Dua Hari Pertama Fase Menstruasi
Adanya gumpalan darah sepanjang menstruasi umum terjadi. Frekuensi, jumlah dan durasi siklus haid juga bervariasi dari wanita ke wanita dan bulan ke bulan.
Kehadiran gumpalan darah normal dan tidak perlu diobati, terkadang menunjukkan kondisi yang mendasari seperti anemia (kekurangan zat besi).
Dr Archana Dhawan Bajaj, Ginekolog, ahli obstetri dan bayi tabung dari Nurture Clinic, menjelaskan gumpalan darah ini merupakan sel darah, jaringan dari lapisan rahim dan protein dalam darah yang bergabung. Gumpalan darah menstruasi ini adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah kelebihan darah keluar.
“Gumpalan menstruasi relatif umum terjadi pada dua hari pertama siklus menstruasi ketika aliran darah biasanya deras. Namun, siklus bulanan alami ini menjadi penyebab kekhawatiran ketika Anda mulai mengeluarkan gumpalan darah besar karena bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal," kata Archana dikutip dari Health Shots.
Perlu Tablet Tambah Darah
Bila darah menstruasi yang keluar lebih banyak dari biasanya lalu mengindikasikan masalah kesehatan tertentu, kata Archana, dokter kemungkinan menyarankan pemberian suplemen zat besi.
"Ini jika mereka yakin seorang wanita kehilangan terlalu banyak darah atau berisiko anemia. Selain obat-obatan, mereka mungkin juga menyarankan beberapa tindakan di rumah seperti, makan makanan sehat yang mencakup makanan kaya zat besi, latihan fisik secara teratur, tetap terhidrasi dan menghindari aspirin karena dapat memperburuk perdarahan," katanya.
Advertisement