Sukses

Stigma Sosial Soal Berat Badan Persulit Cara Manusia Berpikir Soal Tubuh

Masyarakat yang cenderung memuji tubuh langsing dan menstigmatisasi tubuh yang lebih besar dianggap dapat mempersulit bagaimana manusia berpikir tentang tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Berbicara soal diet dan berat badan, pilihan tentu sepenuhnya berada pada tangan Anda. Seiring berkembangnya dunia kesehatan, ragam jenis diet yang spesifik pun bermunculan di masyarakat.

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) yang terbit tahun 2020 menemukan banyak 17 persen orang dewasa melaporkan bahwa mereka melakukan diet khusus.

Diet yang paling sering dilakukan adalah untuk menurunkan berat badan atau diet rendah kalori. Padahal, tak semua jenis diet dapat bekerja dan memberikan hasil yang sama pada tubuh masing-masing yang melakukannya.

"Setiap orang memiliki anatomi tubuh yang berbeda. Sebenarnya, tidak ada yang bisa benar-benar memberi tahu Anda apa yang harus atau tidak boleh Anda lakukan, atau bagaimana Anda harus berpikir tentang tubuh Anda," ujar ahli gizi Christine Byrne mengutip laman Everyday Health pada Kamis (15/12/2022).

Namun faktanya menurut Christine, saat ini kita masih hidup dalam masyarakat yang cenderung memuji tubuh langsing dan menstigmatisasi tubuh yang lebih besar. Padahal hal tersebut dapat mempersulit bagaimana manusia berpikir tentang tubuh.

"Kita hidup dalam masyarakat yang cenderung memuji tubuh langsing dan menstigmatisasi tubuh yang lebih besar. Itu dapat mempersulit cara kita berpikir tentang tubuh kita dan bagaimana kita berpikir tentang seperti apa tubuh kita yang kita inginkan," kata Christine.

"Jadi memang sulit memisahkan apa yang benar-benar Anda inginkan dan apa yang ingin Anda lakukan agar sesuai dengan apa yang beredar di sekitar Anda," tambahnya.

2 dari 4 halaman

Pola Makan Sehat Harus Disesuaikan dengan Kenyamanan

Psikolog klinis dan konselor makan intuitif di Chicago, Paula Freedman menuturkan bahwa pola makan sehat sesungguhnya akan berbeda untuk setiap orang. Terlepas dari apa yang beredar di masyarakat pada umumnya.

"Karena pada akhirnya, ini tentang cara makan yang seharusnya berpusat untuk menghormati tubuh, pikiran, dan jiwa Anda," ujar Paula.

Paula menambahkan, cara makan yang dapat menghormati ketiganya berarti makan dengan cara yang bergizi untuk fisik dan tetap baik untuk kesehatan mental Anda, yang mana harus melibatkan perasaan nyaman dengan makanan yang Anda makan.

Dengan memastikan kenyamanan pada pola makan yang Anda lakukan, Anda dapat terhindar dari jenis diet yang toksik, ekstrem, dan tidak sehat untuk fisik maupun mental.

Diet yang toksik dan konsekuensinya sendiri pernah dibahas pada studi berjudul "The Complicated Relationship between Dieting, Dietary Restraint, Caloric Restriction, and Eating Disorders: Is a Shift in Public Health Messaging Warranted?" yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine.

3 dari 4 halaman

Konsekuensi Diet Toksik

Mengikuti program diet berbasis bukti yang sah bisa berlangsung aman dan efektif untuk menurunkan berat badan. Namun jika yang Anda lakukan adalah praktik diet yang ekstrem, iseng, dan tidak sehat, Anda perlu berhati-hati pada masalah yang mungkin mengikuti.

"Banyak orang telah diberi pesan sejak lahir bahwa mereka harus punya tubuh yang lebih kecil atau mereka tidak boleh puas dengan tubuh mereka jika itu berukuran besar," kata Paula.

Itulah sebabnya memastikan alasan diet yang tepat perlu untuk dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, ada beberapa hal yang perlu ditanyakan pada diri sendiri sebelum memulai diet.

Salah satunya harus memerhatikan apa yang diharapkan dari diet tersebut. Berhati-hatilah jika jawabannya membawa Anda pada angka tertentu, yang mungkin muncul dan tidak muncul pada timbangan Anda. Penulis studi mengungkapkan bahwa saat berdiet, fokusnya harus pada peningkatan perilaku kesehatan.

Seperti memperbaiki pilihan makanan atau melakukan lebih banyak aktivitas fisik. Bukan berfokus sekadar pada angka yang muncul dalam timbangan Anda.

4 dari 4 halaman

Sehat Bukan Soal Angka Timbangan

Paula mengungkapkan bahwa penurunan berat badan yang dilakukan dengan patokan angka sebenarnya bukanlah cara yang baik untuk menentukan kesehatan seseorang.

"Penurunan berat badan yang diukur dengan takaran angka bukanlah cara yang bagus untuk menentukan seseorang sehat atau tidak," kata Paula.

Hal tersebut lantaran kesehatan tidak akan terlihat sama untuk semua orang dan kesehatan tidak ditentukan oleh angka atau ukuran tubuh tertentu. "Anda dapat mengejar kebiasaan sehat dan mengubah kesehatan Anda menjadi lebih baik, bahkan jika berat badan Anda tidak turun," ujarnya.

Christine menambahkan, berfokus hanya pada tujuan penurunan berat badan tidak akan mempertahankan minat atau motivasi Anda untuk jangka waktu yang lama.

"Terutama jika Anda sering berkecil hati dengan kecepatan atau jumlah penurunan berat badan, dan Anda hanya terpacu pada dua hal itu," kata Christine.