Sukses

Asuh, Asih, Asah: Peran Ibu untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimal

Ibu memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Asuh, asih, dan asah merupakan upaya yang dilakukan untuk optimalkan tumbuh kembang anak.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak dapat dipungkiri betapa besar peran seorang ibu dalam keluarga, terutama dalam tumbuh kembang anak. Sosok ibu yang sehat dan tanggap tentu akan menumbuhkan anak yang cerdas dan tangguh pula.

Anak yang cerdas dambaan semua orangtua. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.

"Kalau tumbuh sendiri itu artinya dia bertambah ukuran tubuhnya, ya, jadi jumlah selnya di antara jaringan di sel-sel itu dia bertambah akhirnya dia membesar," ucap dokter sekaligus Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat bertajuk "Ibu Sehat, Keluarga Tangguh" pada Senin (19/12/2022).

Indikator tumbuh misalnya penambahan tinggi badan, berat badan, serta lingkar kepala. Menurut Reisa, tumbuh harus disertai dengan kembang.

"Kembang atau berkembang ini adalah bertambahnya struktur fungsi kemampuan anak yang lebih kompleks, misalnya dari sisi sensoriknya, motoriknya, dan lain lain," lanjutnya.

Jadi, yang perlu diperhatikan bukanlah pertumbuhannya saja, tetapi juga perkembangan anak perlu dilihat sudah sejauh mana. Dengan begitu, intervensi dapat dilakukan ketika ada ketertinggalan yang perlu dikejar dan disesuaikan dengan pertumbuhannya.

Reisa menuturkan bahwa kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal ada 3, yaitu asuh, asih, dan asah—yang biasa disebut dengan 3A.

Asuh merujuk pada pemenuhan kebutuhan fisik anak, misalnya nutrisi yang dibutuhkan anak. Imunisasi juga merupakan hal yang penting. Pastikan anak mendapat imunisasi lengkap agar dapat terhindar dari penyakit.

Yang selanjutnya yaitu asih. "Asih ini membesarkan anak dengan kasih sayang," ujar Reisa.

Sementara yang terakhir adalah asah, yaitu penambahan stimulasi untuk perkembangan diri anak sesuai kebutuhannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Isi Piringku

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi nutrisi anak yaitu dengan membagi aneka nutrisi dalam makanan yang dibutuhkan tubuh berdasarkan panduan isi piringku.

Dalam kesempatan yang sama, Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ida Rachmawati Gunadi Sadikin menjelaskan mengenai isi piringku.

"Makanan pokoknya dua pertiga dari 50 persen, kemudian ada lauk pauk (satu pertiga)," ucap Ida. Sementara 50 persen yang lainnya diisi oleh sayuran serta buah-buahan. Sayuran mengisi dua pertiga bagian, dan sisanya diisi oleh buah-buahan," tutur istri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin itu.

Untuk makanan pokok, dapat diisi dengan nasi, baik nasi merah, nasi putih, atau nasi hitam. Bisa juga diganti karbohidrat lainnya seperti singkong atau kentang.

Sementara lauk pauk dapat berupa daging, telur, tahu, tempe, atau ikan. Sayuran serta buah-buahan dapat disesuaikan dengan selera dan digonta-ganti untuk mencegah kebosanan.

Ida juga menjelaskan bahwa khusus bagi anak yang mengalami masalah stunting, konsumsi protein hewani harus diperbanyak. Protein yang dapat dijadikan alternatif yaitu telur ayam, yang memang lebih murah dan mudah didapat dibanding protein hewani lainnya, misalnya daging.

3 dari 4 halaman

Batasi Konsumsi Gula

Selain menggunakan panduan Isi Piringku, perhatikan asupan gula, garam, dan lemak yang dikonsumsi setiap harinya. Masalah yang sering muncul saat ini yaitu terlalu banyak mengonsumsi gula, baik dari makanan atau minuman. Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, misalnya diabetes.

Dengan demikian, penting untuk menakar asupan gula yang dikonsumsi, yaitu tidak lebih dari 4 sendok makan. Ida menyebut salah satu tips untuk menjaga asupan gula yaitu dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan yang tidak terlalu manis.

"Jangan terlalu dibiasakan banyak makan gula, ya, takarannya. Apabila terlalu banyak, kita kurangi takaran gulanya sehingga mulut kita juga nanti tidak terbiasa makan yang terlalu manis," jelas Ida.

Misalnya, jika Anda gemar menyeruput kopi, maka kurangi takaran gula dalam kopi. Atau bisa juga dengan meminum kopi tanpa gula sama sekali. Anda juga bisa menggunakan alternatif pengganti gula, misalnya buah biksu atau stevia.

4 dari 4 halaman

Pola Hidup Sehat

Jika Anda memang penggemar makanan manis, boleh saja sesekali mengonsumsi makanan manis, misalnya martabak yang sebenarnya memiliki kandungan kalori, gula serta lemak yang tinggi.

Akan tetapi, imbangi dengan konsumsi makanan sehat (healthy eating) di hari berikutnya, misalnya salad.

Selain gula, perhatikan juga takaran garam dan lemak. Batas konsumsi garam yaitu satu sendok teh tiap harinya, sedangkan lemak yaitu 5 sendok makan.

Di samping mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, jangan lupa untuk menjaga pola hidup sehat, misalnya dengan berolahraga secara teratur.

"Olahraga minimal 30 menit, 5 kali seminggu," ucap Ida.

Sementara untuk ibu hamil, jangan lupa untuk melakukan USG guna melihat pertumbuhan janin dalam kandungan. "Setiap bulan harus memeriksakan kehamilan, minimal 2 kali dalam kehamilan itu harus memeriksakan pakai USG," tutur Ida.

Hal ini dilakukan agar dapat memantau apakah janin tumbuh sehat atau di bawah normal. Dengan demikian, dapat dilakukan intervensi sedini mungkin apabila janin kurang sehat.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.