Liputan6.com, Tangerang Selatan Masih ingatkah Anda dengan langkah ekstrem aktris Hollywood Angelina Jolie yang melakukan operasi pengangkatan payudara? Ia menjalani operasi pengangkatan kedua payudara lantaran hasil tes pemeriksaan genomik menunjukan 87 persen berisiko menderita kanker payudara.
Padahal, pada saat itu, Angelina Jolie belum menderita kanker payudara, namun dia menurunkan risiko munculnya kanker tersebut dengan cara awal menjalani pemeriksaan genomik.
Baca Juga
Saat mengetahui hasil bahwa ia memiliki gen kanker BRCA1, Jolie memilih menurunkan risiko terkena kanker payudara di kemudian hari dengan cara mengangkat kedua payudaranya.
Advertisement
Lalu, apa itu pemeriksaan genomik?
Dokter Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., selaku Ketua Eka Tjipta Widjaja Cancer Center Eka Hospital menjelaskan bahwa pemeriksaan genomik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk tidak saja untuk deteksi adanya kanker tapi juga untuk penanganannya.
"Genomik merupakan ilmu yang mempelajari genom, informasi genetik yang tersimpan dalam DNA. Pada setiap manusia terjadi perbedaan DNA sebesar 0,1 persen. Perbedaan itulah yang menimbulkan adanya perbedaan seperti warna rambut, warna kulit, bentuk mata, metabolisme tubuh termasuk kecenderungan risiko penyakit," tutur Sonar ditemui di kawasan BSD, Tangerang Selatan pada Senin (19/12/20220.
Pemeriksaan genomik dapat melihat semua gen dalam tubuh, juga perubahan gen pada penyakit termasuk kanker. Sehingga, setelah menjalani tes, maka pasien akan ketahuan, apakah menderita kanker di masa depannya.
"Kalau ditemukan gen kanker, seperti jenis BRCA1, sudah pasti 85 persen akan kena. Mungkin pada saat pemeriksaan kanker tersebut belum muncul, tapi bisa muncul 5 atau 10 tahun lagi," ungkap Sonar.
Â
Bila Ada Gen Kanker, Harus Apa?
Ketika terdeteksi ada gen kanker tersimpan dalam tubuh, dokter akan mengajak diskusi pasien. Dokter akan memberikan terapi atau obat-obatan untuk meredam munculnya kanker. Kemudian, pasien akan diarahkan untuk menjalani pola makan dan hidup yang sehat.
Bilamana pasien menginginkan langkah ekstrem seperti yang dilakukan Angelina Jolie, Sonar mengaku tak akan langsung mengiyakan. Sebab, menjalani operasi pengangkatan kedua payudara atau mastektomi ganda preventif bisa mempengaruhi mental pasien wanita tersebut. Makanya, dokter akan menyarankan pasien konsultasi terlebih dulu dengan seorang psikiater untuk pertimbangan hal-hal lainnya.
"Meskipun setelahnya akan direkontruksi dengan payudara buatan, tapi panjang prosesnya. Makanya, saya bila ada pasien mau diangkat ganda seperti itu, mempersilahkan terlebih dulu berkonsul dengan psikiater," kata dokter yang juga praktek di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta itu.
Â
Advertisement
Pemeriksaan Genomik Bantu Tentukan Pengobatan Pasien
Penanganan kanker payudara pada stadium awal, memang perlu dilakukan. Pasalnya, semakin kecil stadiumnya, maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi.
Lalu, lewat pemeriksaan genomik membantu tim medis dalam menentukan pengobatan kanker yang tepat.Â
"Pemeriksaan genomik ini dapat juga memilih pengobatan kanker yang tepat untuk tiap individu baik jenis kemoterapi, hormonal, terapi target maupun imunoterapi. Penggunaan teknik pemeriksaan genomik tersebut diatas merupakan arah pengobatan kanker ke depan yang dikenal terapi presisi dan personalized medicine," tutur Sonar.
Sonar mengungkapkan untuk tes genomik yang sama seperti yang dilakukan Angelina Jolie, sekitar Rp 5 juta untuk sekali tes. Lalu, untuk pemeriksaan mokular, hanya untuk mengetahui pilihan pengobatan kanker ke depannya, sebesar Rp 2 juta. Belum lagi untuk lebih detail, pemeriksaan bisa mencapai Rp 50 jutaan.
(Pramita Tristiawati)