Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto menyebut Indonesia sebenarnya sudah masuk endemi COVID-19.
Hal ini terlihat dari sudah hampir setahun COVID-19 di Indonesia secara umum melandai walau ada varian baru seperti XBB, XBB.1, BQ.1, dan BN.1.
Baca Juga
Perkembangan COVID-19 Tanah Air sekarang, menurut Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 20 Desember 2022 terjadi penurunan di sejumlah indikator penanganan COVID-19. Tren kasus konfirmasi harian COVID-19 dalam dua pekan terakhir menurun, dari 3.849 menjadi 1.367.
Advertisement
Kasus aktif juga menurun di angka 30.636, sebelumnya 53.406 kasus. Rata-rata pasien meninggal akibat COVID-19 dalam dua pekan terakhir ikut mengalami penurunan, dari 2,396 persen menjadi 2,391 persen.
Selanjutnya, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat menurun di angka 3.679, sebelumnya 5.977 pasien dirawat. Sejalan dengan itu, keterisian tempat tidur COVID-19 (Bed Occupancy Ratio/BOR) di rumah sakit menurun, dari 10,32 persen menjadi 6,52 persen.
"Sudah hampir setahun Indonesia landai (kasus COVID-19). Artinya, berdasarkan kriteria dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Level 1. Itu sudah 12 bulan, artinya secara negara, sebetulnya kita sudah masuk, berubah menjadi endemi," tutur Airlangga saat konferensi pers di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu, 21 Desember 2022.
Penambahan kasus baru COVID-19 dalam beberapa hari terakhir juga di angka 1.000-an. Seperti halnya data kasus baru COVID-19 hari ini, Rabu (21/12/2022) di angka 1.123.
"Kasus harian kita sudah di bawah 2.000," sambung Airlangga.
Respons Cepat Pandemi COVID-19
Sejak 30 Januari 2020, WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai darurat kesehatan global. Kejadian extraordinary yang unprecedented tersebut belum pernah dialami dan dihadapi oleh satu pun negara di dunia.
Jejak awal COVID-19 di Indonesia dimulai dengan ditemukannya kasus pertama dan kedua COVID-19 pada awal Maret 2020. Hingga kini total Kasus Konfirmasi di Indonesia telah mencapai tidak kurang dari 6,7 juta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai langkah strategis telah diambil Pemerintah, salah satunya dengan membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
"Melalui KPC-PEN, Pemerintah secara cepat telah merespons Kejadian Luar Biasa pandemi COVID-19, dengan mengambil langkah-langkah kebijakan 'gas dan rem' yang mengintegrasikan antara dimensi Penanganan Kesehatan dengan dimensi Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Airlangga dalam acara Peluncuran Buku Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Selasa (20/12).
“Kita semua mendapatkan amanah penugasan di KPC-PEN, tugas yang sangat penting bagi keberlangsungan bangsa dan negara pada masa-masa pandemi COVID-19," pungkas Airlangga.
"Selama menjadi Pimpinan pada Komite PC-PEN, kita melihat banyak sekali lesson learned yang sangat berharga, terutama dalam menghadapi berbagai kondisi dan tantangan di masa-masa mendatang."
Advertisement
Kunci Keberhasilan COVID-19
Berbagai pembelajaran berharga dari KPC-PEN selama dua tahun ini diungkapkan Menko Airlangga Hartarto. Anggaran fleksibel perlu disiapkan guna mengantisipasi berbagai kondisi darurat di tengah situasi yang penuh ketidakpastian tersebut.
Fleksibilitas anggaran diperlukan agar memudahkan dalam melakukan realokasi dan penambahan anggaran guna menyesuaikan dinamika di lapangan.
Menko Airlangga Hartarto menuturkan, keputusan cepat dalam memutuskan pengadaan vaksin dan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 untuk mencapai kekebalan komunitas juga sangat diperlukan. Diplomasi Vaksin menjadi langkah strategis untuk mendapatkan vaksin COVID-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pemerintah juga menyuarakan pentingnya akses terhadap vaksin bCOVID-19 agi seluruh negara di dunia melalui slogan No Country Should be Left Behind.
“Pada akhirnya, pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terbukti menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian pandemi di Indonesia. Hal tersebut diakui juga oleh dunia internasional," tutur Airlangga.
"Keberhasilan ini didukung sepenuhnya oleh seluruh pemangku kepentingan, khususnya dukungan dari kementerian/lembaga, TNI-Polri dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan vaksinasi."
Siap Hadapi Pandemi Masa Depan
Pengembangan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri dengan memaksimalkan kemampuan riset dan inovasi di dalam negeri juga dilakukan Pemerintah. Saat ini, Indonesia sudah memiliki dua vaksin produksi dalam negeri, yaitu Indovac buatan PT Bio Farma serta Inavac yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga dan PT Biotis.
“Meskipun keluar belakangan, tapi Alhamdulillah (vaksin buatan dalam negeri) keluar juga, sehingga kita punya kemampuan dalam negeri. Dengan kemampuan mengkonversi riset kepada vaksin, kita ada kesiapan menghadapi pandemi ke depan," Airlangga Hartarto melanjutkan.
"Terbukti pengadaan vaksin, Indonesia menjadi salah satu negara yang vaksinasi terbanyak, lebih dari 440 juta. Kita dari sero survei sudah 90 persen relatif kebal sehingga untuk Natal 20.222 dan Tahun Baru 2023 mobilitas sudah kembali."
Koordinasi terintegrasi dan partisipasi aktif seluruh kelompok masyarakat juga selalu dilakukan. Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang melibatkan seluruh komponen bangsa, baik di tingkat pusat maupun daerah serta koordinasi intensif dilakukan oleh KPC-PEN secara rutin minimal satu minggu sekali.
Sebagai hasil dari berbagai kebijakan tersebut, pandemi COVID-19 dapat lebih terkendali dan perekonomian Indonesia terbukti mulai pulih lebih cepat. Bahkan perekonomian Indonesia berhasil tumbuh impresif sebesar 5,72 persen pada kuartal ketiga 2022.
Advertisement