Sukses

Gereja Katedral Jakarta Terapkan Prokes Ketat Saat Misa Natal 2022

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memantau persiapan Gereja Katedral Jakarta dalam menyambut perayaan Natal 2022. Umat wajib memakai masker serta penggunaan termal scanner di pintu-pintu masuk.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memantau persiapan Gereja Katedral Jakarta dalam menyambut perayaan Natal 2022.

Pemantauan dilakukan melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dengan melibatkan lintas program terkait di lingkungan Kemenkes. Pemantauan ini dilakukan mulai tanggal 21 Desember 2022 hingga 23 Desember 2022 melalui 3 jalur yaitu jalur pantai utara (pantura), jalur pantai selatan (Pansela) dan jalur Merak-Bakauheni.

Kunjungan pertama untuk jalur Pansela dimulai dari Gereja Katedral Jakarta untuk melihat kesiapan gereja dalam menghadapi ibadah Natal tahun ini.

Pastor Kepala Gereja Katedral, Albertus Hani Rudi Hartoko SJ didampingi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Sudin Jakarta Pusat dan Puskesmas Sawah Besar menyambut rombongan tim pemantauan.

Menurut Hani, gereja sudah menyiapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain harus menggunakan masker selama ibadah, sarana handsanitizer disiapkan di setiap sudut gereja, serta termal scanner di pintu masuk.

Pihak gereja juga sudah memodifikasi air suci yang ditempatkan dalam wadah handsanitizer, sehingga umat yang beribadah mengambil air suci tidak bersama lagi dalam satu wadah.

Begitu juga khotbah dan doa-doa yang sudah dikemas dalam bentuk e-book. Untuk donasi, para umat bisa menyalurkan ke gereja melalui metode transfer atau QR scan yang sudah disiapkan di setiap tempat duduk gereja.

“Menjelang Nataru, hari ini kita melakukan kunjungan ke Gereja Katedral Jakarta. Tadi pihak gereja juga sudah menyampaikan kesiapan mereka jelang ibadah Natal. Secara keseluruhan, mereka sudah siap khususnya dalam penerapan protokol kesehatan,” kata Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, dr. Yanti Herman, SH, MH. Kes. mengutip Sehatnegeriku, Kamis (22/12/2022).

2 dari 4 halaman

Potensi Lonjakan Mobilisasi Masyarakat

Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 memang sudah di depan mata. Seperti Nataru di tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini juga diperkirakan akan memicu lonjakan mobilisasi masyarakat.

Kali ini, perkiraan lonjakan tersebut sebesar 16,35 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 44,17 juta orang. Dan diprediksi terjadi pergerakan masyarakat dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mencapai 16,5 persen atau sekitar 7,1 juta orang.

Tingkat mobilisasi masyarakat yang cukup tinggi tersebut dikhawatirkan berpotensi memicu peningkatan kasus COVID-19 dan kasus lainnya seperti kecelakaan serta kasus akut penyakit lain.

Untuk itu, diperlukan kesiapsiagaan sektor kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19. Pemberian pelayanan kesehatan lain selama mobilisasi masyarakat menghadapi liburan Nataru meliputi pengobatan penyakit sehari-hari, penyakit akibat perjalanan, tindakan kesehatan pada kecelakaan lalu lintas, serta melakukan surveilans kesehatan untuk mengantisipasi potensi adanya kejadian luar biasa.

“Seperti yang kita tahu pandemi belum sepenuhnya berakhir, potensi penularan masih ada, bahkan penularan untuk penyakit infeksi lainnya. Karenanya menghadapi libur Nataru, beberapa langkah antisipasi telah kami siapkan. Antisipasi ini harapannya mampu menekan potensi penularan penyakit,” ujar Yanti.

3 dari 4 halaman

Menahan Laju Kenaikan COVID-19

Mengingat lonjakan mobilisasi berpotensi tingkatkan kasus COVID-19, Kementerian Kesehatan juga telah mengambil langkah antisipatif.

Di antaranya melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. Serta melakukan koordinasi lintas sektor dengan kementerian/lembaga terkait seperti Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, Kementerian PUPR, Badan Pengatur Jalan Tol, Jasa Raharja, dan kementerian/lembaga terkait.

“Menghadapi libur Nataru tahun ini, sejumlah fasyankes telah kami siagakan di seluruh jalur mudik. Total ada sekitar 14.641 sarana kesehatan sudah kami siapkan, terdiri dari 901 Pos Kesehatan, 10.321 Puskesmas, 3.117 RS, 51 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan 251 Public Safety Center (PSC) 119,” ujar Yanti.

Untuk Puskesmas, RS, dan PSC 119 yang berada di jalur utama mudik wajib mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan pelayanannya selama 24 jam. Sehingga sangat perlu mempertimbangkan pemilahan dan triase yang baik. Tujuannya, meminimalisasi potensi merebaknya masalah-masalah kesehatan (kecelakaan, pemudik sakit, dan lain-lain) dengan menentukan rumah sakit rujukan yang paling dekat dengan wilayah-wilayah yang rawan kecelakaan atau jarak yang dekat dari pos kesehatan.

4 dari 4 halaman

Sebaran Pos Kesehatan

Pos kesehatan disiapkan di berbagai tempat seperti di pintu exit tol, di jalur tol operasional (rest area), jalur non tol, jalur penyeberangan, bandara, tempat ibadah yang ramai dikunjungi masyarakat, dan tempat wisata.

Selain menyiapkan sarana kesehatan, disiapkan pula pelayanan vaksinasi, khususnya vaksinasi booster di beberapa pos kesehatan dan puskesmas.

Di samping itu, promosi kesehatan mengenai pentingnya protokol kesehatan selama libur Nataru juga dilakukan pada setiap pos kesehatan yang didirikan.

Hal ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negri (Inmendagri) Nomor 50 Tahun 2022 dan Inmendagri Nomor 51 Tahun 2022, bahwa seluruh kabupaten/kota di Indonesia saat ini masuk dalam PPKM kategori level 1. Seluruh kegiatan masyarakat dapat dilakukan secara normal dengan protokol kesehatan ketat.

Target yang diharapkan dari pemantauan persiapan Nataru tahun ini adalah kesiapan pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyambut liburan hari raya Natal 2022 dan tahun baru 2023.

Sehingga, kegiatan masyarakat baik ditempat ibadah dan fasilitas umum lainnya dapat berjalan dengan baik dan liburan Nataru ini tidak menjadi momen penularan COVID-19. Sehingga, pada akhirnya strategi pemerintah menuju endemi COVID-19 dapat terwujud, pangkas Yanti.