Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan penghentian bertahap operasional Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta per 31 Desember 2022, hanya ada satu tower yang masih difungsikan untuk mengantisipasi kenaikan COVID-19 ke depannya. Lantas, bagaimana nasib tower-tower lainnya?
Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel dr Mintoro Sumego menuturkan, tower-tower lain yang sudah tak lagi digunakan akan diserahkan kembali ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Baca Juga
Pada Babak Pertama Pertandingan Timnas Indonesia Melawan Filipina, Muhammad Ferarri Mendapat Kartu Merah
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Melawan Filipina di Piala AFF 2024, Ini Strategi Shin Tae-yong
Buntut Tersisihkan dari Agenda Natal Kerajaan, Pangeran Andrew Mogok Urus Anjing Corgi Warisan Mendiang Ratu Elizabeth II
Ini karena pengelolaan dan aset Wisma Atlet merupakan tanggung jawab Kemen PUPR. Selama menjadi rumah sakit darurat, Wisma Atlet pernah mengaktifkan 7 tower untuk perawatan pasien COVID-19.
Advertisement
Namun, kasus COVID-19 nasional yang melandai, ditambah pasien yang masuk RSDC Wisma Atlet semakin sedikit, satu per satu tower pun berhenti beroperasi. Dari 7 tower yang ada, kini hanya satu tower yang masih disiagakan, yakni Tower 6.
"Tower lain, kami kembalikan ke Kemen PUPR sesuai dengan arahannya. Yang jelas, kami tetap standby kan di Tower 6 itu," tutur Mintoro dalam keterangan resmi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta baru-baru ini.
Penutupan bertahap RSDC Wisma Atlet, diakui Mintoro memang untuk efisiensi fasilitas. Terlebih lagi, sampai Sabtu (24/12/2022), tersisa empat pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Keempat pasien ini dirawat di Tower 6.
"Ya memang (penutupan) untuk efisiensi. Kelanjutannya bagaimana, nanti kami melihat arahan Pimpinan," imbuh Mintoro.
Masih Konsolidasi dengan Pimpinan
Sampai saat ini, Mintoro Sumego menegaskan, RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta tetap bersiaga menerima pasien COVID-19. Sampai batas waktu penghentian dan keberlanjutan operasional Wisma Atlet keseluruhan ke depannya menunggu arahan.
"Wisma Atlet sampai hari ini masih tetap melaksanakan pelayanan terhadap pasien. Sesuai dengan keadaan pasien yang menurun, mungkin nantinya akan diberhentikan secara bertahap," terangnya.
"Untuk itu, kami masih tetap melaksanakan (pelayanan pasien COVID-19) sampai nanti batas waktu pemberhentian itu."
Penghentian operasional RSDC Wisma Atlet yang mulai 31 Desember 2022 ini tertuang melalui surat bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.2/11/2022 itu ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto tertanggal 30 November 2022.
Mintoro masih berkonsolidasi dengan Pimpinan terkait penghentian bertahap RSDC Wisma Atlet.
"Kami masih konsolidasi dengan Pimpinan. Pada prinsipnya, kami hanya melaksanakan tugas. Sampai dengan pemberhentian bertahap, kami siapkan (perawatan pasien) di Tower 6," pungkasnya.
Advertisement
RS sudah Cukup Tanpa RSDC Wisma Atlet
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyatakan, mendukung penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran apabila dilakukan secara bertahap.
“Bisa dipahami rencana penutupan secara bertahap, itu kan secara bertahap atau belum diputuskan tetapi memang berdasarkan data," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (27/12/2022).
"Kita patut bersyukur karena subvarian Omicron yang terbaru tidak membebani rumah sakit darurat."
Rahmad menyebut, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit saat ini sudah rendah sehingga kesiapan rumah sakit sudah cukup tanpa RSDC Wisma Atlet.
“Rumah sakit sekarang sudah tidak tertekan. Keterisian tempat tidur sudah di bawah 5 persen. Artinya, tidak ada rumah sakit Kemayoran pun sudah tidak ada masalah. Kesiapan rumah sakit yang lain sudah memadai,” ungkapnya.
Meski demikian, Rahmad meminta masyarakat tetap menerapkan prokes dan tidak menganggap COVID-19 sudah sepenuhnya hilang.
“Masyarakat harus tetap menerapkan protocol kesehatan. Situasi global masih sangat dinamis dari waktu ke waktu berubah termasuk kasus di Cina sekarang," lanjutnya.
"Jadi harus diwaspadai kemungkinan mutasi (virus Corona) dari negeri lain. Yang paling penting, jangan anggap COVID-19 tidak ada, dan kita harus kejar vaksin booster."
RS Pulau Galang Berhenti Beroperasi
Serupa dengan penghentian operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, fasilitas kesehatan lain seperti Rumah Sakit Pulau Galang yang pernah menjadi rumah sakit darurat COVID-19 sudah dihentikan operasionalnya.
"Fasilitas-fasilitas kesehatan yang lain seperti Rumah Sakit Pulau Galang, kita ingat di Kepulauan Riau dulu juga itu untuk merawat pasien COVID-19 itu pun sekarang sudah dihentikan oleh BNPB dan dikembalikan kepada Kementerian Pertahanan," katanya saat konferensi pers 'Kerja Sama Penanggulangan Bencana dengan DKI Jakarta' di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/12/2022).
"Nah, sekarang Kementerian Pertahanan yang mengolah fasilitas Pulau Galang."
Ke depannya, bangunan di Pulau Galang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain.
"Ya yang tidak berkaitan dengan penanganan COVID-19 atau nanti apa mau dibuat apa, nanti kita lihat ke depannya seperti apa," sambung Suharyanto yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19.
Advertisement