Sukses

Mengenang Paus Benediktus XVI, Kondisi Kesehatannya Naik Turun Sebelum Meninggal Dunia

Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada usia 95 tahun di Vatikan, setelah hampir satu dekade mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal dunia pada 31 Desember 2022. Ucapan duka cita dengan derasnya mengalir untuk sosok yang sangat dihormati ini.

Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada usia 95 di Vatikan, setelah hampir satu dekade mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Paus Benediktus XVI diketahui telah memimpin Gereja Katolik selama kurang lebih delapan tahun.

Pada Februari 2013, Paus Benediktus XVI pun menjadi paus pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya dalam hampir 600 tahun terakhir, mengutip laman BBC, Minggu (1/1/2023).

Setelahnya, Paus Benediktus XVI menghabiskan waktunya di biara Mater Ecclesiae. Di sana pula, Paus Benediktus XVI menghembuskan napas terakhirnya, Sabtu 31 Desember 2022 tepat pukul 09:34.

Pemakaman Paus Benediktus XVI rencananya dilakukan 5 Januari mendatang dan dipimpin oleh Paus Fransiskus. Pihak Vatikan mengungkapkan bahwa jenazahnya akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus per 2 Januari agar bisa dikunjungi oleh para umat.

Kondisi kesehatan Paus Benediktus XVI sebelum meninggal dunia cukup banyak terdengar. Beberapa hari sebelum meninggal dunia Juru Bicara Vatikan, Matteo Bruni menyatakan pria berdarah Jerman itu telah memburuk.

"Mengenai kondisi kesehatan Paus Emeritus, yang diminta oleh Paus Fransiskus untuk didoakan di akhir audiensi pagi ini, saya dapat memastikan bahwa pada jam-jam terakhir, telah terjadi perburukan karena usia lanjut,” kata Matteo dalam pernyataan tertulis beberapa hari sebelum Paus Benediktus XVI meninggal dunia.

2 dari 4 halaman

Dikabarkan Sakit Parah oleh Paus Fransiskus

Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat menyebut Paus Benediktus XVI tengah sakit parah dan meminta para umat untuk ikut mendoakan kondisinya.

Namun, Paus Fransiskus tidak merincikan secara jelas kondisi terakhir yang dialami oleh Paus Benediktus XVI sebelum meninggal. Ia hanya meminta doa khusus dikirimkan untuk kondisi Paus Benediktus XVI.

Berdasarkan keterangan dalam laman NPR, pada era 2013 sebelum Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, ia diketahui memiliki masalah ligamen lutut yang memaksanya harus menggunakan kursi roda atau tongkat.

Dari sanalah awal mula dirinya memutuskan pengunduran diri sebagai paus. Ia menuliskan surat pengunduran diri sebagai bentuk kewaspadaan jikalau ada masalah medis yang menghalanginya menjalani tugas.

Akhirnya sejak saat itu, peran Paus Benediktus XVI secara resmi digantikan oleh Paus Fransiskus.

3 dari 4 halaman

Masalah Kesehatan Sejak Bertahun-Tahun Lalu

Tak hanya persoalan ligamen lutut, pada 2009, Paus Benediktus XVI diketahui sempat jatuh dan mengalami patah pergelangan tangan kanan saat liburan di Pegunungan Alpen, Italia.

Kala itu, Paus Benediktus XVI menjalani operasi selama kurang lebih 20 menit. Dalam kondisi itu, ia masih menjalani misa dan sarapan sebelum pergi operasi.

Jauh sebelum itu, Paus Benediktus XVI ternyata juga memiliki masalah kesehatan lainnya. Mengutip CBC, dirinya diketahui sempat mengalami stroke hemoragik pada 1991 dan sempat terjatuh pingsan pada 1992.

Paus Benediktus XVI pun dikabarkan mengalami komplikasi jantung, yang mengharuskannya menggunakan alat pacu jantung. Selanjutnya pada 2020, ia dirawat di rumah sakit di Roma karena permasalahan ginjal.

Menurut Matteo sendiri, semua kabar tentang kesehatan Paus Benediktus XVI berkaitan dengan faktor usia yang sudah tergolong tua.

4 dari 4 halaman

Paus Benediktus XVI di Mata Para Pemimpin

Dalam pernyataan publik pertamanya sejak kabar kematian Paus Benediktus XVI menyebar, Paus Fransiskus menyebutnya sebagai hadiah untuk gereja. Menurutnya, Paus Benediktus XVI adalah pria yang mulia dan baik hati.

Selaras dengan ungkapan Raja Charles III. Menurut Charles, kabar tentang Paus Benediktus XVI menjadi berita kematian dengan kesedihan yang mendalam. Ia pun mengingat kembali kunjungan Paus Benediktus XVI pada 2009.

"Saya juga mengingat upayanya yang terus-menerus untuk mempromosikan perdamaian dan niat baik kepada semua orang, dan untuk memperkuat hubungan antara Komuni Anglikan global dan Gereja Katolik Roma," kata Charles.

Begitupun menurut Kepala Gereja Katolik di Inggris dan Wales, Cardinal Vincent Nichols. Menurutnya, Paus Benediktus XVI adalah salah satu teolog besar di abad ke 20.

"Saya ingat dengan kasih sayang khusus Kunjungan Kepausan yang luar biasa ke tanah-tanah ini pada tahun 2010. Kami melihat kesopanannya, kelembutannya, kepekaan pikirannya dan keterbukaan sambutannya kepada semua orang yang dia temui," ujar Vincent.