Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi COVID-19 yang belum selesai, Pemerintah masih menganjurkan penggunaan masker terutama di ruang tertutup. Kesadaran memakai masker selepas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut juga diharapkan terwujud.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, orang Indonesia ke depannya akan terlihat lebih nyaman memakai masker dengan adanya COVID-19. Dalam hal ini, masyarakat belajar dari pandemi untuk memakai masker, terlebih lagi kalau dilanda flu dan batuk - pilek.
Baca Juga
Budaya memakai masker orang Indonesia bisa saja terjadi seperti halnya di negara lain. Bahwa setiap individu dapat menjaga kesehatan masing-masing dan berupaya agar tidak menulari virus kepada orang lain.
Advertisement
"Nah, saya rasa nanti dengan adanya COVID-19 ini, orang Indonesia akan lebih nyaman memakai masker. Seperti orang Jepang itu bagus, sedikit-sedikit pakai masker, itu budaya yang baik, protokol kesehatan yang baik," tutur Budi Gunadi di Istana Negara Jakarta baru-baru ini.
"Ya cuci tangan juga. Ada tuh cara cuci tangan dengan benar. Kemudian kalau kerumunan terlampau banyak (orangnya) ya kita lebih hati-hati. Apalagi kalau ada orang banyak batuk-batuk, ya pakai masker."
Pada masa transisi pandemi menuju endemi COVID-19 dengan adanya pencabutan PPKM, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengingatkan masyarakat untuk tetap memakai masker.
"Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi risiko COVID-19. Pemakaian masker di keramaian dan ruang tertutup harus tetap dilanjutkan," kata Jokowi saat konferensi pers terkait PPKM di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Budaya Berubah dengan Protokol Kesehatan
Belajar dari pandemi dan wabah dunia di masa lampau, lanjut Budi Gunadi Sadikin, budaya masyarakat sehari-hari dapat berubah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Artinya, prokes dilakoni masyarakat sebagaimana penyakit yang pernah mewabah atau menjadi pandemi. Â
"Dulu sebelum ada penyakit kolera, orang Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Begitu ada kolera, prokes BAB muncul. Ya kalau BAB di jamban dong, habis itu dibersihkan pakai air dan sabun," kata Menkes.
"Dulu kan tidak ada aturan seperti itu (BAB di jamban). Bayangkan, manusia berubah budaya sehari-hari, budaya hidupnya mengikuti prokes dari penyakit yang menjadi pandemi."
Prokes selepas pencabutan PPKM yang tertuang melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (InMendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Endemi.
Pada Diktum KETIGA tertulis:
1. Mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan masker dengan benar terutama:
- pada keadaan kerumunan dan keramaian aktivitas masyarakat
- di dalam gedung/ruangan tertutup dan sempit (termasuk dalam transportasi publik)
- masyarakat yang bergejala penyakit pernapasan (seperti batuk, pilek, dan bersin)
- masyarakat yang kontak erat dan terkonfirmasi
2. Mendorong masyarakat untuk tetap mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
Advertisement
Lepas Masker di Ruang Terbuka
Apabila masyarakat merasa sehat, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, boleh saja tak perlu memakai masker di ruang terbuka. Sebagai catatan, penilaian ini tergantung dari masing-masing individu.
"Kalau masyarakat merasa dia sehat, di udara terbuka (ruang terbuka) kayak gini, enggak perlu ya enggak usah (pakai masker)," ujarnya usai konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta pada Senin, 2 Januari 2023.
Dikatakan Budi Gunadi, pencabutan PPKM dan kesadaran masyarakat dalam hal pemakaian masker sesuai kondisi termasuk salah satu strategi transisi pandemi ke endemi COVID-19. Intervensi Pemerintah terhadap pembatasan pun dikurangi.
"Jadi gini, balik lagi pemakaian masker kita anjurkan untuk di ruangan tertutup dan sempit, di kerumunan, sebaiknya pakai. Tetapi sekali lagi ini kita kembalikan ke masyarakat," terangnya.
"Karena memang ya itu tadi, strategi dari pandemi ke endemi itu intervensi dari Pemerintah dikurangi, tapi ada partisipasi masyarakat ditingkatkan."
Kesadaran Pakai Masker Sesuai Kondisi
Dijelaskan kembali oleh Budi Gunadi Sadikin, kesadaran memakai masker sesuai kondisi masyarakat. Masyarakat yang akan menilai dirinya sendiri, apakah sebaiknya perlu memakai masker atau tidak.
"Jadi ada kesadaran masyarakat untuk mengukur sendiri di mana dia perlu, itu perlu kita pakai (masker atau enggak). Sama kayak flu kan, itu kita enggak perlu diajarin, Oh harus pakai payung kalau ujan atau minum panadol dulu," jelasnya.
"Masyarakat udah tahu sendiri. Nah, kita lihat level itu mesti kita latih pelan-pelan, bagaimana menuju ke endemi."
Apabila di ruang tertutup, Menkes Budi Gunadi memberikan contoh tetap memakai masker. Namun, saat di ruang terbuka, boleh saja melepas masker jika merasa sehat dan aman.
"Pakai masker kalau saya melihat kayak gini, saya enggak pakai (ruang terbuka). Tapi kalau tadi saat rapat terbatas dan ada Bapak Presiden kan, kita harus pakai," imbuhnya.
Advertisement