Sukses

9 Jenis Cedera yang Bisa Bikin Pesepak Bola Gagal Berlaga di Piala AFF 2022

Sejumlah pemain sepak bola yang tengah berlaga di Piala AFF 2022 mengalami cedera

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pemain sepak bola di gelaran Piala AFF 2022 tidak ikut berlaga dalam babak semifinal lantaran terkena cedera. Hal ini disampaikan dokter spesialis kedokteran olahraga di Sport Medicine, Injury and Recovery Center RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Grace Joselini Corlesa.

Menurut Grace, sepak bola memang salah satu contact sports yang rawan cedera karena olahraga ini melibatkan kontak fisik yang tinggi antar pemainnya. Kontak fisik yang keras dapat terjadi hampir setiap saat. Misalnya, ketika pemain menggiring bola, merebut bola dengan kaki, beradu kepala di udara, sampai ketika menendang bola ke gawang.

Pesepak bola dapat mengalami cedera ringan, seperti memar atau lecet, cedera pada ligamen, otot, tendon, sendi, tulang, hingga cedera kepala.

Selain kontak fisik antar pemain, cedera pada pesepak bola dapat terjadi karena gerakan pemain yang terlalu cepat, mendarat setelah melompat dengan posisi yang salah, atau gerakan menendang bola yang kurang tepat.

Latihan berlebihan dan kurang istirahat, kondisi lapangan kurang memadai, hingga kurang pemanasan dan pendinginan juga dapat menjadi faktor penyebab cedera.

Salah satu cedera yang menjadi momok pesepak bola adalah cedera anterior cruciate ligaments (ACL), yakni ligamen penahan persendian lutut.

“Cedera ACL terjadi ketika pemain bergerak terlalu cepat, atau gerakan memutar lutut yang tiba-tiba,” kata Grace dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (5/1/2023).

Masa penyembuhan cedera ACL yang memakan waktu lama antara 6 bulan hingga 3 tahun, menjadi alasan mengapa cedera ini adalah momok para pesepak bola dan pegiat olahraga.

2 dari 4 halaman

Cedera Lainnya

Cedera lainnya yakni:

Cedera keseleo

Selain ACL, ada pula ankle sprain atau cedera keseleo pada pergelangan kaki. Ini terjadi akibat ligamen teregang atau robek karena kaki tertekuk ke dalam atau ke luar saat menumpu atau kaki terpelintir.

Strain

Cedera strain merupakan robek atau meregangnya otot. Yang kerap mengalami cedera strain adalah otot hamstring. Otot ini membentang dari bagian bawah bokong hingga bagian belakang lutut.

Gerakan berlari, mengejar bola, dan berhenti yang terus menerus dalam sepak bola dapat menyebabkan cedera pada otot ini.

Cedera tendon

Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Pada olahraga sepak bola, cedera tendon dapat mengenai tendon lutut atau tendon pergelangan kaki bagian belakang (tendon achiles). Kondisi ini dapat terjadi akibat jatuh langsung pada lutut atau mendarat dengan keras ketika melompat.

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Robekan meniskus

Meniskus berfungsi sebagai bantalan untuk sendi lutut. Robekan pada meniskus ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak, serta keterbatasan gerak. Cedera ini sering disebabkan oleh gerakan memutar lutut secara tiba-tiba.

Dislokasi

Cedera ini merupakan terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya akibat hantaman keras antar pemain.

Pada keadaan ini dapat timbul gejala berupa rasa nyeri, kesulitan bergerak, terjadi penurunan kekuatan pada area yang terlibat, dan dapat tampak adanya bentuk sendi yang tidak seharusnya.

Runner’s Knee

Cedera lutut ini menyebabkan tulang rawan di bawah tempurung lutut rusak. Kerusakan dapat disebabkan karena adanya benturan pada lutut atau overuse injury pada lutut.

4 dari 4 halaman

Shin Splints hingga Cedera Kepala

Shin splints

Cedera berikutnya adalah shin splints, ini dikaitkan dengan timbulnya nyeri di bagian tulang kering bagian bawah. Seringkali terjadi saat latihan fisik atlet sepak bola.

Kondisi ini dapat terjadi akibat berlatih menggunakan alas kaki yang tidak tepat. Keretakan ringan pada tulang juga sering kali merupakan akibat dari pergerakan kaki yang berlebihan atau dampak berulang pada tulang, terutama bagi pemain sepak bola.

Cedera kepala

Dari semua jenis olahraga, sepak bola memiliki risiko gegar otak yang paling tinggi. Gegar otak adalah trauma serius yang dapat mengubah cara kerja otak, biasanya mengakibatkan sakit kepala serta sejumlah masalah pada memori, konsentrasi, keseimbangan, dan koordinasi.

Gegar otak sering terjadi saat pemain beradu kepala dengan pemain lain ketika merebut bola. Saat penjaga gawang melompat untuk menghalau bola masuk ke gawang dan mendarat di bagian kepala. Bisa pula saat kepala pemain membentur lapangan akibat jatuh karena di-tackle lawan.