Sukses

BRIN Patenkan Riset Sel Punca di Indonesia

Tim periset BRIN menghasilkan paten terkait riset sel punca (stem cell) di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Tim periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mempublikasikan jurnal ilmiah dan mematenkan riset sel punca (stem cell) di Indonesia. Ada empat publikasi ilmiah terkait sel punca, dua di antaranya, sukses dipatenkan dan dapat diterapkan dalam beberapa terapi penyakit.

Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN Masteria Yunovilsa Putera menjelaskan, riset tentang sel punca telah lama dilakukan dan dikembangkan oleh periset BRIN. Dalam perjalanan riset tersebut, mereka telah menghasilkan publikasi dan paten.

Pada rilis resmi BRIN, keempat publikasi dan paten yang dimaksud, sebagai berikut:

  1. Teknologi mikroenkapsulasi berbasis alginat dapat memelihara viabilitas sel punca mesenkim (Journal of Stem Cell Research & Therapy dan Galenika Journal of Pharmacy), yang mana aplikasinya akan digunakan untuk terapi luka kronis.
  2. Sitokin dan faktor pertumbuhan dapat mendiferensiasikan sel punca mesenkim menjadi sel osteosit (Journal of Stem Cell Research and Therapy) dengan Paten terdaftar (S00201800977) serta sel kondrosit (Paten terdaftar No P00201911582).
  3. Tim periset BRIN melakukan penelitian sel punca mesenkim terkait aging (H A Y AT I Journal of Biosciences dan Medical Science Monitor Basic Science).
  4. Proses Produksi Conditioned Medium dari Human Adipose Tissue – Derived Mesenchymal Stem Cells (CM-hATDMSCs) yang Mampu Menghambat Penuaan Dini pada Sel Fibroblas yang Diinduksi H2O2 telah diperoleh satu paten granted (No. IDP000081367).

Pengobatan berbasis stem cell atau sel punca telah terbukti memiliki potensi untuk terapi regeneratif. Angka publikasi jurnal ilmiah yang tinggi di Indonesia menunjukkan besarnya potensi dan minat para peneliti dalam melakukan riset sel punca.

2 dari 3 halaman

Dukung Kemajuan Riset

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti mengatakan, teknologi, riset, dan ilmu pengetahuan akan terus maju dan berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Termasuk pengembangan sel punca untuk terapi.

“Dengan segala potensi riset dan inovasi yang dimiliki Indonesia saat ini, BRIN berperan mewadahi para peneliti melakukan riset hingga kolaborasi guna mendukung kemajuan penelitian dalam bidang medis, terutama di bidang pengembangan produk sel punca,” katanya dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (12/1/2023) malam.

Mengutip Journal of. Stem Cells and  Regenerative  Medicine, bahwa pengertian sel punca (stem cell) adalah suatu sel yang memiliki kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri (self-renewal) serta kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Sel punca merupakan sel yang belum terdiferensiasi tapi dapat menghasilkan sel yang terspesialisasi, seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf (Journal of Stem Cell Research and Therapy).

3 dari 3 halaman

Kerja Sama Penelitian

Pengembangan sel punca di Indonesia sering kali menghadapi banyak tantangan, salah satunya karena penelitian sel punca yang masih dilakukan secara individual. Untuk mengakomodir tingginya minat para peneliti sel punca, diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak agar pelaksanaannya dapat terintegrasi dengan baik.

BRIN dan Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) berkolaborasi agar dapat mendukung pertukaran dan penyebaran informasi serta ide-ide yang berhubungan dengan sel punca, sel, dan turunannya dalam Collaborative Seminar and Workshop Series BRIN-ASPI 2023 bertajuk, 'The Rising Tide of Stem Cell Elaboration: Creating a Bigger Platform for Research and Community' pada 13 Januari 2023.

Selain seminar, ada pula workshop berseri selanjutnya yang akan berlangsung dalam tiga sesi, yakni pada Sabtu, 14 Januari 2023 dengan tema, 'Basic MSCs In-Vitro Cell Culture: Understanding Basic Techniques of Cells Expansion.

Kemudian Sabtu, 25 Februari 2023 dengan tema, 'MSCs Quality Assessment: Characterization of MSC' serta Sabtu, 25 Maret 2023 dengan tema, 'Secretome Quality Assessment: Cytokine Analysis & Protein Quantification.'

“Untuk itu, kami berharap melalui kegiatan ini dapat mewadahi pertukaran dan penyebaran informasi serta ide-ide untuk mendukung riset sel punca di Indonesia," lanjut Masteria Yunovilsa Putera.

"Lalu, mengintegrasikan berbagai pihak yang berkaitan dengan riset sel punca di Indonesia, dan mendukung terwujudnya kolaborasi antar para peneliti untuk meningkatkan kemajuan riset sel punca di Indonesia."