Sukses

Nikmat Dilakukan, Bagaimana Dampak Tidur Siang untuk Kesehatan?

Tidur siang memang nikmat. Meski tak sepanjang tidur malam, banyak orang menyukainya. Namun, bagaimana dampak tidur siang untuk kesehatan? Berikut pendapat para pakar.

Liputan6.com, Jakarta - Siang-siang ngantuk, yang paling cocok memang tidur. Bagi sebagian orang, tidur siang sudah menjadi kebiasaan. Memejamkan mata selama beberapa menit saat matahari tengah terik-teriknya pas untuk mengusir kantuk.

Namun, bagaimana dampak tidur siang untuk kesehatan?

Menurut seorang psikolog kesehatan terdaftar dan CEO Sleep Health Foundation Moira Junge, tidak ada yang salah dengan tidur siang. Namun, dia mengatakan bahwa butuh banyak tidur di siang hari bisa menjadi tanda bahwa seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup berkualitas di malam hari.

Menurut National Sleep Foundation, durasi tidur orang dewasa yaitu antara tujuh hingga sembilan jam per malam.

"Jika Anda membutuhkan banyak tidur siang di siang hari meskipun ada kesempatan yang cukup untuk tidur di malam hari, ini mungkin pertanda bahwa Anda tidak cukup tidur atau kualitas tidur buruk," kata Junge.

Dia merekomendasikan orang-orang tidur siang singkat selama 20 menit jika merasa perlu untuk tidur siang, tetapi juga memperingatkan soal tidur siang dengan durasi panjang atau beberapa kali karena dapat mengganggu kemampuan untuk mendapatkan tidur yang lebih lama di malam hari.

"Jika Anda membutuhkan banyak tidur siang di siang hari meski ada kesempatan yang cukup untuk tidur di malam hari, ini mungkin pertanda bahwa Anda tidak cukup tidur atau kualitas tidur Anda buruk," ucap Junge kepada Live Science.

Dia merekomendasikan orang-orang untuk tidur siang sejenak selama 20 menit jika memang diperlukan. Ia juga memperingatkan bahwa tidur siang terlalu lama atau berkali-kali dapat mengganggu kemampuan untuk mendapatkan tidur yang lebih lama di malam hari.

"Jadi, jawaban sederhananya adalah tidur siang singkat itu alami, normal dan seringkali baik untuk Anda," katanya.

2 dari 4 halaman

Mengindikasikan Masalah Kesehatan

Hans Van Dongen, direktur Sleep and Performance Research Center di Washington State University berpendapat sama. Namun, ia mencatat bahwa tidur siang juga bisa menjadi indikasi masalah kesehatan.

"Jika seseorang memiliki banyak kesempatan untuk tidur malam hari namun menemukan bahwa tidur siang diperlukan untuk menjaga kewaspadaan dan kenyamanan, itu menjadi tanda bahwa tidur malam harinya tidak memberi tenaga yang cukup," jelasnya.

Jika demikian, solusinya adalah mengunjungi dokter untuk mengetahui potensi masalah medis yang menjadi penyebabnya.

Misalnya yaitu sleep apnea yang merupakan kondisi di mana orang mengalami jeda napas atau pernapasan dangkal saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, membuat orang lebih cenderung tidur siang.

Lebih lanjut, studi observasional juga menemukan bahwa orang yang tidur siang lebih sering meski cukup tidur malam memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam European Heart Journal menemukan bahwa tidur siang dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular utama dan kematian pada orang-orang yang mendapatkan lebih dari enam jam tidur malam hari, tetapi tidak pada mereka yang tidur kurang dari enam jam per malam.

3 dari 4 halaman

Efek Berbeda bagi Masing-Masing Individu

Meski tidur siang dapat bersifat restoratif, ini dapat memiliki efek yang berbeda tergantung pada mengapa ini dilakukan, menurut profesor emeritus psikologi di Loughborough University di Inggris Kevin Morgan.

Meski tidak kurang tidur atau merasa lelah, tidur siang dapat menunjang kenyamanan. Morgan menyebut ini sebagai appetitive nap, yaitu tidur siang untuk kenikmatan. Di sisi lain, compensatory nap yang merupakan kondisi ketika seseorang kurang tidur, dapat membantu mengkalibrasi ulang kadar molekul yang disebut adenosin.

Tingkat adenosin yang lebih rendah meningkatkan kewaspadaan, sementara yang lebih tinggi meningkatkan kantuk.

Van Dongen juga mengatakan bahwa meski terkadang tidur siang bermanfaat, ini juga dapat membuat beberapa orang merasa lesu. Hal ini dikenal sebagai inersia tidur, keadaan fisiologis gangguan kinerja kognitif yang dapat terjadi sebagai akibat dari tidur malam dan tidur siang.

"Grogi, disorientasi, serta penurunan kewaspadaan sementara dapat terjadi setelah bangun dari periode tidur apa pun, dan membutuhkan sedikit waktu—biasanya sekitar 15 menit—untuk menghilang," ucap Van Dongen.

Umumnya, hal ini tidak menjadi masalah jika Anda punya waktu untuk membiarkan inersia tidur berlalu, tetapi dapat menjadi masalah bagi orang-orang yang sedang menelepon atau perlu waspada secara optimal segera setelah bangun, yang sering terjadi pada orang yang tidur siang.

4 dari 4 halaman

Durasi Tidur Siang

Bagi individu dengan insomnia kronis, Morgan mengatakan bahwa inersia tidur dapat memperburuk gejala sehingga ia tidak merekomendasikan untuk tidur siang. Sementara bagi orang yang tidak menderita insomnia kronis, tidur siang di bawah 30 menit menyebabkan kemungkinan inersia tidur yang lebih kecil.

Ketika seseorang tidur selama lebih dari 30 menit, ia lebih mungkin memasuki tahap tidur yang lebih dalam, ungkap Junge. Seperti halnya inersia tidur, bangun selama tahap ini juga dapat membuat orang merasa grogi, mengantuk, dan bingung.

Jadi, tidur selama 20 menit sebelum jam 3 sore sangat ideal, Junge menambahkan. Tidur lebih sore dapat berdampak pada tidur malam hari.

Akan tetapi, 30 menit atau kurang bukanlah aturan pakem.

"Dalam beberapa kasus, tidur siang yang lebih lama sekitar satu setengah jam mungkin juga bermanfaat," kata Junge.

"Lamanya waktu ini memungkinkan tubuh untuk melewati siklus tidur dan menghindari mengganggu tidur nyenyak. Jenis tidur siang yang lebih lama ini mungkin sangat membantu bagi pekerja darurat dan pekerja sif yang berusaha menghindari rasa lelah dan harus mengatasi kesempatan tidur cukup yang berkurang."

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Video Terkini