Sukses

5 Rekomendasi Pemerhati Anak Soal Permainan Lato-Lato

Pemerhati anak sampaikan 5 rekomendasi agar tetap aman saat main lato-lato.

Liputan6.com, Jakarta - Permainan lato-lato kembali dimainkan anak-anak di berbagai daerah di Indonesia. Meski bisa membuat anak mengurangi penggunaan gawai, lato-lato yang terdiri dari dua bola keras dan digantung dengan tali ini bisa menyebabkan cedera.

Untuk itu, pemerhati anak Retno Listyarti menyampaikan lima rekomendasi soal permainan lato-lato. Kelima rekomendasi itu adalah:

- Permainan lato-lato sebaiknya dimainkan di tempat yang tepat, pada usia anak yang tepat, dan dengan pendampingan orangtua untuk keselamatan anak itu sendiri.

- Batas usia anak bermain lato-lato menurut Retno minimal 8 tahun, karena anak usia 8 ke atas telah memiliki kemampuan kognitif untuk menangkap aturan saat bermain lato-lato, baik dilakukan secara sendiri maupun bersama temannya.

- Retno mendorong para orangtua memiliki aturan main lato-lato agar anak tidak kelelahan fisiknya, terutama bagian tangan dan kaki.

- Retno mendorong para orangtua memastikan lato-lato yang dimainkan anaknya berbahan aman dan tak mudah pecah meski dibenturkan berkali-kali. Ini agar anak-anak terhindar dari serpihan lato-lato ketika pecah dan berpotensi mengenai wajah terutama mata.

- Retno mendorong para orangtua juga memastikan tali lato-lato kuat dan tidak mudah putus, karena ketika talinya putus saat dimainkan akan berpotensi mengenai benda atau manusia di sekitar anak yang sedang bermain.

2 dari 4 halaman

Sisi Positif Main Lato-Lato

Lato-lato yang dimainkan dengan membenturkan dua bola keras ini memang bisa menjadi alternatif bagi anak-anak untuk sejenak meninggalkan gawai, kata Retno.

Lato-lato terdiri dari dua bandul plastik yang diproduksi dengan warna beragam, bahkan dengan bahan pembuatan berbeda pula.

Keasyikan memainkan lato-lato adalah ketika berhasil membenturkan dua bandulnya dalam posisi seimbang secara berulang-ulang, hingga menimbulkan efek gerakan seimbang serta bunyi beraturan.

“Di situlah kepuasannya. Semakin lama seorang anak bisa memainkan lato-lato, maka ia semakin bangga dan menjadi candu, sehingga ingin terus memainkan,” kata Retno melalui keterangan tertulis, dikutip Senin 16 Januari 2022.

Beberapa hal positif yang bisa didapat dari main lato-lato selain mengurangi penggunaan gawai adalah:

- Permainan lato-lato bisa menstimulasi kemampuan motorik anak. Meningkatkan fungsi koordinasi antara kemampuan kognitif dan motorik. Fungsi koordinasi antara kognitif dan motorik halus di tangan anak ini terjadi ketika anak berusaha memainkan lato-lato hingga menimbulkan bunyi “etek-etek."

3 dari 4 halaman

Healing Sederhana

Sisi positif berikutnya dari permainan lato-lato adalah:

- Melatih anak untuk fokus dan konsentrasi

- Melatih anak menjaga keseimbangan

- Berpotensi memunculkan sikap kompetitif atau mendorong anak untuk mencapai target untuk berjuang sampai bisa memenangkan momen itu

“Permainan lato-lato juga dapat menjadi healing secara sederhana. Karena permainan ini mampu membuat anak-anak yang memainkannya tertawa, merasakan senang, dengan harga yang murah dan terjangkau.”

4 dari 4 halaman

Sisi Negatif Lato-Lato

Namun, jika permainan lato-lato dilakukan oleh anak di usia yang kurang tepat maka ada potensi menimbulkan pembengkakan pada tangan.

Potensi ini juga bisa terjadi pada anak dengan usia yang tepat tapi memainkannya secara berlebihan.

Permainan lato-lato bisa menimbulkan bahaya jika bolanya pecah. Dan jika talinya putus, maka bolanya bisa membentur tubuh atau benda lain di sekitarnya.

“Lato-lato juga bisa dipukulkan ke sesama teman bermain jika saat bermain terjadi perselisihan,” katanya.

Permainan ini juga bisa menyebabkan cedera. Belum lama, viral di media sosial tentang seorang anak berinisial AN kelas 2 SD di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mengalami luka pada mata akibat bermain lato-lato bersama kawan-kawanya.

Saat sedang dimainkan dengan kencang, lato-lato yang saling beradu itu pecah dan serpihannya mengenai mata AN.

Ia saat itu bermain lato-lato di rumah temannya. AN kemudian pulang ke rumah dalam keadaan mata sudah merah. Setelah ditanya ayahnya, AN mengatakan lato-lato pecah dan serpihannya mengenai matanya.

Bocah itu pun langsung dibawa ke rumah sakit. Ayah AN menyampaikan bahwa anaknya tidak mengalami kebutaan, matanya hanya kabur karena efek operasi mengambil serpihan lato-lato.