Liputan6.com, Jakarta - Tren jajanan ciki ngebul atau yang dikenal cikbul di kalangan anak-anak menimbulkan kekhawatiran. Apalagi jajanan viral yang menggunakan bahan nitrogen cair ini gampang ditemukan di jajanan pinggir jalan atau dekat sekolah.
Agar menghindari anak jajan cikbul, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muzal Kadim menyampaikan, langkah paling aman adalah membawa bekal dari rumah. Sehingga anak tidak jajan sembarangan yang dapat membahayakan kesehatan.
Baca Juga
"Nomor satu itu memang yang namanya makanan itu lebih penting dari rumah. Paling aman, paling baik, paling sehat ya dibuat di rumah, tapi kalau nanti tidak bisa membawa bekal di sekolah, tentunya anak-anak itu yang dikontrol," ujar Muzal saat 'Media Briefing mengenai Jajanan Anak dan Kesehatan Pencernaan' pada Selasa, 17 Januari 2023.
Advertisement
"Biasanya sekolah-sekolah yang baik itu tentunya di kantinnya (kantin sekolah) sudah terkontrol ya. Makanannya, kebersihannya terkontrol, terutama dijaga kandungannya ya yang cukup bergizi."
Seperti diketahui, bahaya ciki ngebul dapat menyebabkan lambung luka, bahkan bocor atau istilahnya perforasi lambung. Ini dikarenakan cairan nitrogen yang terdapat pada cikbul tertelan.
"Kalau sebagian masuk saluran cerna, kan nitrogen cair ini dingin yang ekstrem, jadi cukup berbahaya buat lambung, bisa perforasi. Lambung jadi kembung, bisa begah, muntah," terang Muzal.
Jajanan Tak Harus Mahal tapi Sehat
Muzal Kadim menekankan, sebenarnya jajanan anak tidak harus mahal, tapi yang penting sehat. Misalnya, pada jajanan kantin di sekolah yang dapat terkontrol kebersihannya. Selain itu, jajanan pun bervariasi sehingga anak dapat memilih jajanan yang lebih sehat.
"Kalau di kantin sekolah kan tidak semuanya hanya (makanan) manis-manis saja, gula-gula saja, banyak variasi sehat. Dan kebersihannya tentunya kandungan makanan, penyajiannya juga piringnya bisa terkontrol," imbuhnya.
"Kalau pakai piring tentunya piringnya harus dicuci di air mengalir, sendoknya misalnya juga. Jadi jajanan itu tidak harus mahal tapi sehat."
Di sisi lain, Muzal tak menampik, hal yang tersulit adalah mengontrol anak untuk jajan di luar sekolah. Seperti penjual makanan yang biasa berjualan di sekitar sekolah.
"Ya memang kalau di sekolah mungkin masih bisa terkontrol gitu. Kadang-kadang yang susah dikontrol itu ya jajanan di luar. Siapa yang mau ngontrol," pungkasnya.
Advertisement
Kewaspadaan Penggunaan Nitrogen Cair
Pada kesempatan berbeda, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Anas Ma’ruf mengatakan, Kemenkes meningkatkan kewaspadaan dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair Pada Produk Pangan Siap Saji yang diteken pada 6 Januari 2023.
“Kami ingin pemerintah daerah melakukan tindak lanjut dengan melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan, UMKM, pariwisata, perindustrian dll untuk melakukan penyuluhan kepada pelaku usaha, guru dan masyarakat akan bahaya nitrogen cair pada makanan,” ujarnya dalam Konferensi Pers “Kewaspadaan Nitrogen Cair Pada Pangan Siap Saji”, Kamis (12/1/2023).
Pengawasan dan pembinaan, lanjut Anas dilakukan dengan mewajibkan restoran yang menggunakan nitrogen cair pada produk pangan saji untuk memberikan informasi cara konsumsi yang aman pada konsumen.
Khusus bagi pedagang keliling, untuk saat ini tidak direkomendasikan menggunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang dijual.
“Kepada pelaku usaha yang keliling, atau pasar malam, tidak kita rekomendasikan menggunakan nitrogen cair mengingat ada beberapa kasus yang dilaporkan akibat konsumsi ciki ngebul,” terang Anas.