Liputan6.com, Seoul - Aktor muda Korea Selatan, Chae Jong Hyeop, mengaku dibebaskan dari wajib militer (wamil). Hal ini disebabkan penyakit epilepsi yang diidapnya sejak usia 20.
Cowok kelahiran 93 yang genap berumur 30 tahun, mengatakan, gara-gara riwayat epilepsi tersebut pihak dinas militer memutuskan Chae Jong Hyeop berada di level 5.
Baca Juga
Kisah ini dibagikannya dalam sebuah wawancara dengan Sport Chosun di sebuah kafe di Gangnam-gu, Seoul, Korea Selatan terkait drama terbarunya 'Unlock My Boss' produksi ENA pada Selasa (17/1)
Advertisement
"Semua bermula ketika saya sering pingsan saat masih tinggal di Durban, Afrika Selatan. Saya pun dibawa ke ruang gawat darurat dan di sana saya disuruh menjalani tes penuh," kata Chae Jong Hyeop dikutip dari Naver pada Rabu (18/1)
"Saya pun menerima diagnosis medis," dia menambahkan.
Singkat cerita, Jong-hyeop balik ke Korea Selatan dan kembali memeriksakan diri. Di saat yang bersamaan, dia juga daftar wamil, tapi pihak Dinas Militer menilainya masuk kategori level 4.
"Mereka bilang saya harus sembuh dulu agar bisa menjalani wajib militer," katanya.Â
Ucapan tersebut memacu semangat aktor yang mendapat julukan 'Mas Kentang' di drama Korea 'Nevertheless'Â menjalani pengobatan.
Empat tahun menjalani pengobatan, Chae Jong Hyeop kembali ke rumah sakit guna menjalani tes berupa pemeriksaan EEG atau electroencephalography.
Pemeriksaan EEG adalah salah satu tes diagnostik utama untuk epilepsi. Bisa juga digunakan untuk mendiagnosis terkait gangguan otak yang lain.
"Saya didiagnosis epilepsi setelah ditemukan 'ada yang salah' dengan saraf kranial saya," ujarnya.
Â
Tes Epilepsi yang Dilakukan Chae Jong Hyeop
Pada 2018, Chae Jong Hyeop mantap untuk mencoba mengikuti tes wajib militer lagi. Dia lalu pergi ke dinas militer guna menyerahkan rekam medis ke Administrasi Tenaga Kerja Militer.
Namun, Jong-hyeop tak menduga bahwa dirinya harus menelan pil pahit. Hasil penilaian menyatakan bahwa dia kali ini masuk level 5.
Dalam kesempatan tersebut, dia menceritakan proses tes epilepsi yang dijalaninya. Tes dilakukan selama tiga hari dua malam
"Saya harus berada di kamar selama itu dengan mesin terpasang di kepala saya. Saya seperti di penjara. Gerak-gerik saya terbatas, di mana-mana ada CCTV," katanya.
Selama tiga hari dua malam, hal yang dapat dilakukannya hanya tidur, bangun, dan menonton televisi.Â
Satu-satunya kegiatan yang dibebaskan adalah pergi ke toilet.
Â
Advertisement
Sedih Tak Bisa Wamil
Meski tes dilakukan selama itu, Chae Jong Hyeop mengatakan bahwa epilepsi yang diidapnya belum tentu muncul.Â
Sekali pun badannya terasa sakit, lanjut dia, masih ada kemungkinan ketika menjalani pemeriksaan epilepsi pada hari itu tidak terjadi apa.Â
"Karena kondisi seperti ini masih ada buat saya dicurigai," ujarnya.Â
Padahal, bisa saja epilepsinya kambuh ketika dia balik ke rumah. "Misal ketika aku pulang dan duduk di sofa, saat membuka mata, meja yang ada di hadapanku terbalik semua," katanya.
Bahkan, yang lebih parah, Jong-hyeop bisa tiba-tiba pingsan.Â
"Saya pernah juga pingsan ketika sedang syuting," kata Chae Jong Hyeop.
Â
Chae Jong Hyeop Minum Obat Hingga Sekarang Biar Bisa Sembuh
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa saat memeriksakan kondisinya ke Pusat Medis Daegu, Chae Jong Hyeop masuk ke dalam level yang bisa membuatnya wamil.Â
Dia pun ingat betul bagaimana pesan kedua orangtuanya yang mengatakan bahwa sebagai seorang pria, dia harus pergi wamil.Â
"Saya sungguh bersedia untuk wamil, tapi Dinas Kemiliteran mengatakan sebaliknya, aku malah bisa merugikan orang lain jika benar-benar wamil," katanya.Â
Jangan sampai tiba-tiba pingsan memegang granat karena dapat merugikan banyak orang.Â
"Mereka meminta saya untuk sembuh dulu, dan hanya bisa memberikan level 4. Namun, setelah didiagnosis epilepsi, saya masuk level 5," ujar.
Siapa sangka, Chae Jong Hyeop butuh waktu 10 tahun sampai akhirnya dinyatakan masuk level 5.Â
Chae Jong Hyeop berjuang untuk sembuh. Dia, mengatakan, rajin minum obat setiap pagi dan minum obat setiap kali merasakan gejala.
"Ketika saya bertanya ke dokter, delapan orang akan sembuh total dan dua orang 'kemungkinan kambuh lagi'," katanya.
Menurutnya ada pun ciri-ciri orang yang kemungkinan kambuh adalah mereka yang merasakan gejalanya terlebih dahulu.
"Tapi saya cenderung merasakan gejalanya terlebih dahulu, jadi, saya tetap minum obat," katanya.
"Saya telah berjuang sampai sejauh ini karena saya ingin melakukannya sebanyak yang saya bisa," dia menambahkan.
Advertisement