Sukses

Kemenkes Bakal Tularkan Trik Sumedang Tangani Stunting ke 12 Provinsi

Keberhasilan Kabupaten Sumedang dalam penanganan stunting akan ditularkan ke 12 provinsi lain.

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Sumedang berhasil menangani stunting dengan memanfaatkan teknologi digital melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Sistem ini digunakan untuk percepatan penanganan stunting, terutama mendata anak-anak dan kendala intervensi yang dialami di setiap desa.

Menilik Kabupaten Sumedang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan menularkan sistem percepatan penanganan stunting ke 50 kabupaten/kota di 12 provinsi lain di Indonesia. Upaya ini sebagai bentuk saling berbagi (sharing) penanganan stunting yang bisa diaplikasikan ke daerah lain.

"Kementerian Kesehatan akan menularkan praktik baik Kabupaten Sumedang yang akan dimulai dengan 50 kabupaten/kota di 12 provinsi," terang Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak (GIZI KIA) Kemenkes Ni Made Diah menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat Media Briefing: Peringatan Hari Gizi Nasional 2023, "Protein Hewani Cegah Stunting" pada Jumat, 20 Januari 2023.

"Sebenarnya banyak juga kabupaten/kota lain yang memiliki inovasi dan tentu saja nanti praktik baik dari setiap kabupaten/kota itu pasti akan kami tularkan, kami sharing-kan (bagikan) kepada kabupaten/kota lain."

Kelima puluh kabupaten/kota yang dimaksud terdiri dari 32 Kabupaten dan 18 kota di 12 provinsi prioritas penanganan stunting, yakni Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Menurut Diah, Kabupaten Sumedang menjadi salah satu daerah yang melakukan terobosan menarik dalam penanganan stunting. Pemanfaatan teknologi informasi berdampak positif terhadap intervensi yang lebih cepat dan tepat.

Data yang dihimpun pun juga dapat menjadi pemetaan pemerintah daerah ke depan soal bagaimana intervensi stunting yang tepat dan lebih spesifik.

"Kabupaten Sumedang memiliki praktik baik dalam mengoptimalkan teknologi untuk memantau balita. Jadi setiap balita di Kabupaten Sumedang itu (data) sudah terekam dengan baik, termasuk nanti yang memiliki masalah gizi ada di mana, rumahnya di mana," imbuh Diah.

"Itu buat pemerintah, artinya bisa memberikan intervensi dengan tepat. Karena sudah teridentifikasi dalam teknologi tersebut termasuk lokasi rumah."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Puji Kabupaten Sumedang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji terobosan yang dilakukan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dalam menurunkan stunting. Pada 2018 angka stunting di kabupaten tersebut 32,2 persen. Lewat inovasi teknologi, Sumedang bisa menurunkan angka stunting menjadi 7 persen di 2022.

"Mengapresiasi Sumedang yang menggunakan platform teknologi dalam memonitor stunting," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Deerah se-Indonesia 2023.

Melihat kesuksesan Sumedang, Jokowi meminta kepala daerah di Indonesia untuk meniru apa yang dilakukan kabupaten tersebut dalam menekan jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi kronis.

"Apasih platformnya dan seperti apa, yang lain tinggal tiru saja, copy saja," kata Jokowi dalam acara yang digelar di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 17 Januari 2023.

Jokowi sudah memanggil Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir ke Istana Merdeka Jakarta pada 2 Januari 2023 untuk menjelaskan upaya kabupaten itu dalam menekan stunting.

Dony menjelaskan bahwa Sumedang memiliki platform bernama Simpati atau Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi. Lewat platform tersebut, seluruh pihak termasuk kader posyandu bisa memakai dan menangani stunting.

Data penimbangan anak, seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan dimasukkan ke dalam Simpati oleh kader posyandu. Setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.

"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony di awal Januari 2023.

3 dari 3 halaman

Data dan Informasi Tersaji Jelas

Dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 2 Januari 2023, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, aplikasi berbasis teknologi yang dinamakan Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi (Simpati) turut berkontribusi dalam penanganan stunting di Sumedang.

Melalui platform tersebut, seluruh pemangku kepentingan mampu memahami cara mengatasi stunting.

“Kedua (pemangku kepentingan) paham bagaimana menggunakan aplikasi Simpati karena setiap bulan penimbangan balita, posyandu kami menginput data lingkar kepala, berat badan, tinggi badan, kemudian di setiap desa itu nanti ada berbagai kendalanya,” ujar Dony Ahmad.

Bupati Sumedang menjelaskan aplikasi tersebut menyajikan sejumlah data dan informasi yang jelas seperti desa dengan angka prevalensi stunting yang tinggi, data statistik anak yang terkena stunting, hingga penyebab terjadinya stunting di desa tersebut.

Dengan data yang ada, Dony menyampaikan penanganan stunting di setiap desa akan berbeda sesuai dengan kendala yang dihadapi.

“Jadi tiap desa ada kendala, permasalahan stunting yang berbeda-beda, kemudian melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya. Jadi penanganan stunting diintervensi tiap desa berbeda. Inilah bagian dari mengkolaborasikan, seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.