Liputan6.com, Jakarta Pasangan gay sekaligus aktivis LGBTQ di Georgia AS, William Dale Zulock Jr (33) dan Zachary Jacoby Zulock (35) didakwa atas kasus pelecehan seksual pada dua anak laki-laki berusia 9 dan 11 tahun yang mereka diadopsi.
Mulanya, William dan Zachary sama-sama mengaku tidak bersalah. Namun, pengadilan tinggi telah mendakwa mereka atas kasus inses, sodomi, penganiayaan anak, eksploitasi seksual, dan prostitusi anak dibawah umur.
Baca Juga
Keduanya memaksa dua anak laki-laki tersebut untuk melakukan seks oral maupun seks anal. Salah satu bukti pemerkosaan itu tercatat melalui luka yang ada pada tubuh anak tertua mereka.
Advertisement
Mengutip keterangan dalam laman Townhall, Jumat (20/1/2023) yang melakukan investigasi atas kasus ini, catatan pengadilan menunjukkan pelecehan seksual pada anak-anak adopsi William dan Zachary berlangsung pada akhir 2019, Januari 2021, Maret 2021, dan Desember 2021.
Kedua anak yang diadopsi oleh William dan Zachary merupakan anak-anak dari sebuah yayasan yatim piatu.
"William mengaku memaksa putra angkatnya yang berusia 11 tahun untuk melakukan tindakan sodomi dengan maksud memuaskan hasrat seksualnya sendiri," tulis pernyataan yang diajukan untuk mendukung penangkapan William.
Tak berhenti di sana, surat pernyataan kriminal yang telah diperbaharui menemukan bahwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh keduanya direkam dan didistribusikan.
Hal tersebut terbukti saat pihak berwenang menemukan folder khusus pada ponsel Zachary yang berlabel AS dengan isi video William melakukan pelecehan seksual pada anak-anak tersebut.
Mengajak Rekan Lain untuk Prostitusi Anak
Bahkan, William dan Zachary pernah meminta dua pria lain yakni Hunter Clay Lawless (27) dan Luis Armando Vizcarro-Sanchez (25) untuk melakukan tindakan prostitusi kedua anak adopsi mereka.
Lawless dan Vizcarro-Sanchez merupakan dua tersangka dalam anggota jaringan pedofil di di Georgia. Lawless dan Zachary sendiri bertemu melalui sebuah aplikasi kencan gay.
Lawless mengungkapan pada penegak hukum setempat bahwa dia menerima banyak pesan melalui aplikasi Snapchat dari Zachary. Pesan-pesan itu berisikan foto dan video saat Zachary hendak melakukan perbuatan bejat pada anak-anaknya.
"Aku akan memerkosa anakku malam ini. Bersiaplah," tulis Zachary dalam pesan yang dikirimkan pada Lawless dengan tambahan foto.
Setelah ditangkap, Lawless membantah telah melakukan kontak fisik dengan para korban. Namun, Lawless mengatakan kepada petugas penegak hukum bahwa Zachary sempat mengundangnya berkali-kali untuk melakukan tindakan seksual dengan dia dan kedua anaknya.
Advertisement
Bukti Tindakan Zachary dan William Terkumpul
Daftar bukti atas tindakan yang dilakukan oleh Zachary dan William telah terkumpul.
Bukti tersebut mencakup 149 foto yang dikumpulkan dari rumah Zachary, dua flash drive yang berisi data telepon milik Zachary dan Lawless, pemeriksaan forensik medis milik korban, bukti cedera dan cairan tubuh yang terdokumentasi, pesan teks, pesan melalui Snapchat, dua surat tertulis dari korban, dan file berisi data dari gawai milik Vizcarro-Sanchez.
Salah satu buktinya merupakan foto Zachary saat memegang kaos bertuliskan "Sangat Keren Seperti Ayah". Kaos tersebut ditemukan ada di kamar tidur korban yang berusia 11 tahun.
Sebelumnya dalam foto dan video yang dikirim Zachary ke Lawless, memang terlihat korban mengenakan kaos yang sama seperti yang ada dalam foto Zachary.
Foto dan Video Korban Disebarkan pada Banyak Orang
Diketahui, Zachary memiliki obrolan aktif yang belum dibuka dengan banyak pria pada aplikasi Snapchat. Sehingga hingga kini, ada terdakwa lain yang tengah diselidiki karena ikut menerima dan mendistribusikan video para korban.
"Ada calon terdakwa lain yang sedang diselidiki di luar sana, yang mengedarkan video anak laki-laki Zulock," kata Jaksa Distrik Peradilan, Randy McGinley.
"Mereka hanya memandang anak laki-laki di bawah umur sebagai objek seks," sambungnya.
Sejak William dan Zachary ditahan, semua aset mereka termasuk rumah dan kendaraan telah disita oleh pihak negara.Â
Advertisement