Liputan6.com, Jakarta - Ibu menyusui menyalurkan nutrisi kepada bayi melalui ASI. Oleh sebab itu penting untuk memastikan ibu tidak kekurangan zat gizi ataupun cairan.
Cukup cairan membuat produksi ASI menjadi lancar. Ini karena kuantitas ASI yang diproduksi bergantung pada jumlah air yang diminum ibu.
Baca Juga
"Kita tahu bahwa ASI 80 persen merupakan air yang diminum oleh ibu menyusui," ucap Yayin Amalia, S.Gz dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, RSAB Harapan Kita dalam Talkshow Keluarga Sehat "Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui" pada Kamis (19/01/2023).
Advertisement
Sayangnya, masih banyak ibu yang kurang peka akan hal ini dan malah malas minum karena takut perut kembung atau bolak-balik ke kamar mandi.
Menurut Yayin, jumlah cairan yang perlu dikonsumsi ibu menyusui berkisar 3 liter setiap harinya. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan jumlah harian normal yang berkisar dua hingga dua setengah liter per hari.
Dalam penjelasannya, Yayin juga menjelaskan bahwa sah-sah saja bagi ibu menyusui untuk minum air dingin atau air es. Mitos yang menyatakan minum air dingin membuat ASI dingin sehingga bayi terserang pilek tidaklah benar.
"Bagi ibu boleh minum es-esan, air dingin itu boleh," sebutnya. Sebab, setelah dikonsumsi, suhu air akan menyesuaikan dengan suhu tubuh. ASIÂ dalam payudara umumnya bersuhu 37-38 derajat Celcius terlepas apapun yang ibu konsumsi, baik itu minuman hangat atau dingin.
Air Kelapa dan Minuman Berkafein
Ibu menyusui juga boleh minum air kelapa. Malahan, minum air kelapa secara rutin dapat terhindar dari risiko dehidrasi. Tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan cairan harian, air kelapa juga mengandung natrium yang berguna sebagai elektrolit.
"Semua kelapa boleh boleh saja karena mengandung elektrolit," ujarnya.
Natrium membantu menjaga jumlah cairan di dalam tubuh. Apabila kandungan cairan tubuh optimal, kerja tubuh seperti sistem saraf dan otot pun akan terjaga.
Selain itu, konsumsi sirup atau jus juga diperbolehkan, kata Yayin.
Meskipun demikian, Yayin mengingatkan untuk membatasi jumlah teh atau kopi yang dikonsumsi. Keduanya tetap boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui, tetapi jangan berlebihan.
"Maksimal itu jangan lebih dari satu cangkir," ingatnya.
Hal ini dikarenakan kedua minuman tersebut mengandung kafein serta polifenol yang mampu menghalangi proses penyerapan zat besi—yang merupakan salah satu nutrisi penting bagi ibu menyusui serta si bayi. Menghindari kafein dapat meningkatkan kandungan zat besi dalam ASI, menurut situs WebMD.
Advertisement
Nutrisi Penting untuk Ibu Menyusui
Ibu menyusui tentunya memiliki kebutuhan kalori yang lebih tinggi, yang berarti lebih banyak makan dibanding biasanya.
Namun, penting bagi ibu untuk mengingat bahwa yang perlu diperhatikan bukan hanya porsi tetapi juga kandungan nutrisinya. Tidak semua makanan dapat meningkatkan berat badan atau produksi ASI.
Malahan, jika ibu makan sembarangan dan menjadi obesitas, hormon prolaktin—hormon yang meningkatkan produksi ASI—dapat menurun.
Nutrisi penting bagi tumbuh kembang bayi. Jika kurang asupan ASI, pertumbuhan anak dapat terhambat, yang juga dapat memengaruhi perkembangan kognitifnya. Risiko stunting juga menjadi lebih besar.
Salah satu nutrisi yang penting bagi ibu menyusui adalah zat besi yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi biasa ditemukan dalam daging merah, seperti daging sapi dan kambing. Menurut Yayin, sebagian besar protein hewani mengandung zat besi yang cukup tinggi.
Namun, zat besi tidak berdiri sendiri. Ibu juga perlu nutrisi lain seperti vitamin C, protein, serta asam folat. Vitamin C memiliki peran penting dalam penyerapan zat besi.
Kalsium Juga Penting
Kalsium juga diperlukan bagi ibu menyusui. Normalnya, seseorang membutuhkan 1000 mg kalsium perhari. Namun, ibu menyusui dapat membutuhkan hingga 1400 mg per hari. Terdapat berbagai sumber kalsium, misalnya susu, yogurt, keju, telur, atau tempe.
Kalsium yang cukup akan membantu tumbuh kembang bayi, terutama untuk tulang dan gigi.
Tentu saja, sang ibu juga tetap perlu memperoleh asupan kalsium yang cukup. "Kalau sampai kekurangan kalsium nanti ibunya bisa osteoporosis, bisa rusak giginya, juga tidak bisa mengontrol tekanan darahnya."
Dengan demikian, ibu perlu memperhatikan pola makannya. Pastikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam makanan yang dikonsumsi. Ibu juga dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai makanan apa saja serta berapa banyak yang harus dikonsumsi.
Selain pola makan, jumlah aktivitas fisik yang dilakukan perlu diperhitungkan. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan aktivitas fisik. Kemudian, hindari rokok dan alkohol selama menyusui.
"Yang terakhir, cukup istirahat dan jangan terlalu stres," jelasnya.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement