Liputan6.com, Jakarta Kabar bahagia datang dari pasangan Greysia Polii dan Felix Djimin. Keduanya baru saja mengumumkan kehamilan anak pertama setelah lama menjalin hubungan.
Mulanya, kabar itu dibagikan oleh sang legenda bulu tangkis Greysia Polii melalui sebuah unggahan. Greysia Polii turut menyertakan video saat dirinya melakukan USG di tanggal 5 September 2022 pada usia kandungan enam minggu. Saat itu, dokter mengonfirmasi kebenaran bahwa dirinya tengah hamil.
Baca Juga
"Yeay, benaran hamil," kata dokter yang menangani Greysia Polii mengutip video yang diunggah dalam laman YouTube Greysia Polii, Rabu (25/1/2023).
Advertisement
"Aduh, pengen nangis," ujar Greysia Polii mendengar dokter mengonfirmasi kehamilannya.
Sang suami yang ikut menemani Greysia Polii saat itu pun nampak terharu melihat kondisi bayinya melalui USG. Dalam video singkat tersebut, terlihat pula momen saat Greysia Polii dan Felix Djimin menginformasikan kehamilan pada keluarga.
"Akhirnya, doa mama terkabul," ujar ibunda Greysia Polii usai mendengar kabar.
Pada unggahan serupa di akun Instagram, Greysia Polii tak lupa menyampaikan rasa syukur dan meminta doa untuk dirinya dan suami. Dirinya pun menyertakan foto hasil USG dari bayinya tersebut.
"Hadiah terbesar Tuhan. Dua bulan setelah pensiun sebagai pebulu tangkis profesional, sekitar Agustus 2022, saya dan @felixdjimin menerima hadiah yang sangat indah dari Tuhan, yang kini sudah berusia 26 minggu," ujar Greysia Polii melalui akun Instagram @GreysPolii pada Senin, 23 Januari 2023.
"Usia kehamilan sekarang sudah jalan 6,5 bulan. Kami sangat bersyukur untuk semua yang sudah mendoakan kami. Mohon terus doakan kami hingga persalinan nanti ya," tambahnya.
Apa Saja Sih yang Diperiksakan Saat Hamil?
Tak hanya Greysia Polii, setiap ibu hamil nampaknya sudah memahami pentingnya memeriksakan kandungan secara rutin. Namun, tahukah Anda apa yang membuat ibu hamil harus rutin memeriksakan kondisi?
"Pemeriksaan selama kehamilan bisa membantu ibu mengetahui perkembangan janin dan memantau kesehatan ibu selama sembilan bulan mengandung. Ibu hamil juga bisa terhindar dari komplikasi yang mungkin bisa terjadi,” ujar dokter Devia Irine Putri mengutip laman Klikdokter.
Terlebih, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari rutin memeriksakan kandungan. Salah satu yang utama adalah mencegah komplikasi yang mungkin dialami.
"Karena kondisi fisik yang cukup rentan mengalami komplikasi, ibu hamil harus rutin melakukan pengecekan. Komplikasi yang rentan dialami adalah hipertensi dan diabetes gestasional," kata Devia.
Dengan melakukan pemeriksaan tersebutlah, ibu hamil bisa mengetahui seberapa besar kemungkinan mengalami komplikasi.
Advertisement
Lihat Perkembangan Janin dan Siapkan Kelahiran
Selain untuk membantu mencegah komplikasi, memeriksakan kehamilan juga berfungsi untuk mengetahui kondisi tumbuh kembang janin. Seperti bagian tubuh mana saja yang sudah muncul, sampai kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ada pada janin.
"Biasanya dokter akan mengecek irama jantung, memeriksa ukuran dan posisi bayi, sampai melakukan berbagai macam tes kelainan," ujar Devia.
Dengan pemeriksaan-pemeriksaan itu pula, ibu hamil dianggap bisa lebih siap untuk melahirkan. Mengingat saat pemeriksaan, dokter akan menjelaskan berbagai hal yang bisa menambah wawasan terkait persalinan.
Biasanya, para ibu hamil akan diberikan pengetahuan baru soal kehamilan dalam setiap sesi konsultasi yang berlangsung.
Harus Berapa Sering Konsultasi?
Berkaitan dengan frekuensi pemeriksaan, Devia sendiri menyarankan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan setidaknya delapan kali pertemuan. Delapan pemeriksaan itu harus dibagi menjadi beberapa bagian, berikut diantaranya.
- Trimester 1: 1 kali (sebelum usia 12 minggu)
- Trimester 2: 2 kali
- Trimester 3: 5 kali (di usia 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu)
"Pada awal kehamilan, dokter akan melakukan cek lengkap. Lalu, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan kandungan (USG) yang dilakukan setiap kali pertemuan. Terutama di minggu 11-14, biasanya dilakukan pemeriksaan NT (nuchal translucency) untuk skrining kelainan down syndrome atau tidak," kata Devia.
Selanjutnya, ada pula pemeriksaan laboratorium. Cek darah lengkap termasuk skrining penyakit menular seperti TORCH, hepatitis B, HIV, infeksi dalam tubuh, dan sebagainya.
"Setiap ibu penting melakukan cek kehamilan. Terlebih bila ibu hamil memiliki risiko tinggi yaitu berusia di atas 35 tahun atau sebelumnya memiliki kondisi khusus. Misalnya punya sakit tertentu, diabetes, riwayat perdarahan, riwayat lahir bayi cacat, dan sebagainya," pungkasnya.
Advertisement