Sukses

Studi: Obat Kanker Berpotensi Memperpanjang Usia

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa obat kanker dapat memperpanjang usia.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa obat kanker dapat memperpanjang usia–meski hanya tiga tahun. Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Aging mempelajari efek obat pada tikus guna mengungkapkan manfaat terbaru terkait terapi manusia.

"Penuaan bukan hanya tentang umur tetapi juga tentang kualitas hidup," ujar penulis utama studi dan peneliti di University of Auckland di Selandia Baru Dr. Chris Hedges dilansir dari New York Post.

"Oleh karena itu, kami gembira melihat penggunaan obat ini tidak hanya memperpanjang umur tikus, tetapi juga menunjukkan banyak tanda-tanda penuaan yang lebih sehat. Kami sedang berusaha memahami bagaimana ini terjadi."

Dalam penelitian tersebut, tikus yang digunakan sebagai objek uji coba semuanya sehat dan berusia di atas 1 tahun. Tikus-tikus tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok.

Sementara kedua kelompok mengonsumsi makanan yang sama, hanya satu kelompok uji yang diberikan obat yang disebut inhibitor PI3K, yang membatasi enzim phosphoinositide 3-kinase—enzim kinase lipid yang membantu proliferasi sel kanker.

Hasilnya, didapatkan temuan yang mencengangkan. Tikus yang menerima obat tersebut hidup lebih lama dan menunjukkan tanda-tanda peningkatan kesehatan seiring bertambahnya usia.

Namun, jangan tergesa-gesa untuk mencobanya sebab para ahli memperingatkan bahwa obat ini jauh dari siap untuk menjadi obat mujarab bagi manusia.

"Kami tidak menyarankan siapa pun untuk mencoba dan minum obat ini dalam jangka panjang demi memperpanjang usia, sebab terdapat beberapa efek samping," kata associate professor dan peneliti utama studi Troy Merry.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan Hebat

Meskipun demikian, temuan ini mengidentifikasi mekanisme penting penuaan yang akan berguna dalam upaya jangka panjang guna meningkatkan umur dan kesehatan, ujar Merry.

Temuan ini juga menunjukkan beberapa ide di mana perawatan jangka pendek dengan obat ini dapat digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan metabolisme tertentu yang kini masih dipelajari lebih lanjut oleh para peneliti studi tersebut.

Para ilmuwan telah berusaha mengembangkan obat seperti ini selama lebih dari dua dekade, kata seorang profesor kedokteran molekuler Peter Shepherd.

"Oleh karena itu, sangat menyenangkan melihat bahwa obat-obatan ini mungkin memiliki kegunaan di area lain dan mengungkapkan mekanisme baru yang berkontribusi terhadap penyakit terkait usia," lanjut Shepherd.

"Ini juga menunjukkan nilai investasi jangka panjang dalam penelitian di bidang-bidang semacam ini."

Sementara menunggu para peneliti menindaklanjuti temuan ini, Anda dapat melakukan beberapa kebiasaan yang dapat memperpanjang umur. Misalnya dengan menikmati beberapa cangkir kopi setiap hari.

3 dari 4 halaman

Studi tentang Kopi dan Panjang Umur

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine mengungkapkan bahwa lebih dari 170.000 orang dewasa di Inggris yang minum antara dua hingga empat cangkir kopi setiap hari, terlepas dari gula tambahan lebih panjang umur dibanding orang yang tidak mengonsumsinya.

Seorang peneliti kesehatan masyarakat sekaligus penulis utama Dr. Dan Liu mengatakan studi ini mendukung temuan positif sebelumnya mengenai kondisi kesehatan yang berhubungan minum kopi.

"Studi observasional sebelumnya menunjukkan hubungan antara asupan kopi dan penurunan risiko kematian, tetapi tidak membedakan antara kopi yang dikonsumsi dengan gula atau pemanis buatan dan yang tidak," ujar Liu kepada Internal Medicine News dikutip dari New York Post.

Para ilmuwan di Southern Medical dan Jinan Universities di Guangzhou, China ini mendapatkan 171.616 partisipan dari survey Biobank Inggris yang mengisi setidaknya satu kuesioner mengenai pola makannya, termasuk kebiasaan minum kopi. Mereka juga tidak memiliki riwayat penyakit kanker dan kardiovaskular.

Hasilnya, ditemukan bahwa 55,4 persen peserta minum kopi tanpa gula atau pemanis, 14,3 persen minum kopi dengan gula, 6,1 persen minum kopi dengan pemanis buatan dan 24,2 persen tidak minum kopi sama sekali. Mereka yang minum kopi dianalisis lebih lanjut berdasarkan berapa cangkir yang dikonsumsi per hari.

4 dari 4 halaman

Hasil Penelitian

Selama periode survei yaitu mulai 2006 hingga 2010, 3.177 peserta meninggal, dengan 1.725 orang di antaranya karena kanker sedangkan 628 karena penyakit jantung.

Setelah para peneliti mempertimbangkan gaya hidup dan faktor medis lain yang mungkin memengaruhi risiko kematian mereka, ditemukan bahwa peminum kopi lebih panjang umur—terlepas dari pemakaian gula dan jenis kopi yang mereka minum.

Manfaat paling menonjol yang terlihat dari kelompok yang minum antara dua hingga empat cangkir per hari yaitu risiko kematian dini menjadi 30 persen lebih rendah dibanding yang tidak minum kopi.

Namun, berbeda dengan gula asli, masa hidup partisipan yang minum kopi dengan pemanis buatan tidak terlalu berbeda dengan mereka yang tidak minum kopi sama sekali.

Lebih lanjut, associate professor di Harvard Medical School Dr. Christina C. Wee mengatakan bahwa gula tambahan yang dimasukkan ke dalam kopi dalam studi tersebut hanya sekitar empat gram, yang tentunya berbeda dengan gula tambahan pada kopi yang dijual di kafe.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini