Sukses

IDI: COVID-19 Tak Bisa Diprediksi, Vaksin Booster Kedua Penting

Mengenai manfaat vaksin booster kedual hal itu untuk memberikan perlindungan yang mesti dipertahankan di tengah situasi sirkulasi virus SARS-CoV-2 yang tak terprediksi.

Liputan6.com, Jakarta Vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum mulai diberlakukan per 24 Januari 2023. Mengenai manfaat vaksin booster kedual hal itu untuk memberikan perlindungan yang mesti dipertahankan di tengah situasi sirkulasi virus SARS-CoV-2 yang tak terprediksi.

"Vaksin booster kedua tetap penting, mengingat kondisi COVID-19 saat ini tidak bisa diprediksi," kata Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Erlina Burhan.

Maka dari itu, Erlina mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19 agar imun tubuh meningkat. Terlebih saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali seperti sebelum pandemi, maka perlindungan tetap perlu. 

"Jangan lengah di saat tidak ada lagi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena penularan virus tidak bisa diprediksi," katanya.

Erlina mengatakan, meski hasil Sero Survei menyebutkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dari COVID-19 berada di angka 90 hingga 98 persen, bukan tidak mungkin kadar antibodi menurun. Booster tetap penting, mengingat antibodi seseorang bisa menurun seiring berjalannya waktu.

"Tujuan vaksinasi memang bukan lagi mencegah infeksi, tetapi menghindarkan masyarakat dari keparahan akibat COVID-19. Antibodi alami karena terpapar COVID-19 meski diperoleh bukan dari vaksin, tetap akan menurun, jadi kita tidak boleh euforia dan tetap perlu tambahan vaksin,” kata dokter spesialis paru ini mengutip Antara.

2 dari 3 halaman

Booster Kedua Berjarak Minimal 6 Bulan dari Booster Kedua

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia Mohammad Syahril menyampaikan, pemberian vaksin booster kedua masyarakat umum setelah enam bulan suntik booster pertama. Bila sudah lebih dari enam bulan, dapat langsung ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk suntik booster kedua.

"Begitu booster kedua, maka nanti secara serentak kepada masyarakat yang belum booster pertama, ya kita harapkan vaksin booster pertama dulu. Setelah enam bulan, baru bisa dilakukan booster kedua," kata Syahril. 

Ia mengakui bahwa memang cakupan booster pertama secara nasional masih menjadi tantangan bersama. Sebab, cakupan booster pertama hingga per 24 Januari 2023 di angka 29,80 persen.

Demi mengejar target 50 persen vaksinasi booster pertama harus kerja keras dengan melibatkan seluruh pihak.

"Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama dengan ya capaian booster pertama masih 29,80 persen ya. Kalau kita mengejar target sampai 50 persen, kita harus kerja keras dan membutuhkan keterlibatan semua pihak," pungkas Syahril.

"Bahwa vaksin ini menjadi bagian (penting) dari pengendalian COVID-19."

3 dari 3 halaman

Tujuan Booster Kedua

Tujuan vaksinasi booster kedua adalah demi meningkatkan antibodi dan bersiap menuju endemi.

"Untuk mengendalikan penyebaran dan mencegah terjadinya ledakan kasus, maka penting untuk mendorong masyarakat tetap melakukan vaksinasi dosis primer dan dosis lanjutannya untuk meningkatkan antibodi atau kekebalan," imbuh Syahril.

"Ini untuk memperpanjang masa perlindungan. Hal ini sesuai dengan InMendagri tentang Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 pada Masa Transisi Menuju Endemi."