Sukses

Nunung Takut Jalani Kemoterapi, Pengobatan Kanker Payudara yang Seperti Apakah Itu?

Nunung sakit kanker payudara dan saat ini tengah menjalani kemoterapi tapi dia merasa takut

Liputan6.com, Jakarta - Pelawak Nunung Srimulat mengungkapkan bahwa kondisi kesehatannya sedang tidak baik.

Selain berjuang melawan penyakit yang sudah ada, belum lama dokter memvonis Nunung sakit kanker payudara.

Dia lalu bertanya kepada dokter yang menangani tentang rencana pengobatan yang bakal dilakukan. Selain operasi, Nunung Srimulat juga bakal menjalani kemoterapi.

"Saya tanya, 'Ini pasti dikemo ya dok?' (Dijawab oleh dokter) 'Iya, Bu Nunung'. Saat itu saya cuma diem aja. Apa lagi cobaanku ya Allah," cerita Nunung ke Ruben Onsu berlinang air mata.

Nunung Sakit Kanker dan Harus Kemoterapi

Kepada Ruben, Nunung blak-blakan mengenai perasaannya. Termasuk soal ketakutan bakal kemoterapi.

"Operasi, ya sudah ya operasi. Tapi.... kemo kan membutuhkan waktu yang panjang," kata Nunung sembari menyeka air matanya seperti di lihat di akun YouTube MOP Channel diunggah Rabu, 1 Februari 2023.

Nunung pun mengakui dirinya masih belum bisa menerima diagnosis tersebut. Walaupun, dia juga punya bayangan indah bahwa pengobatan kanker payudara yang dijalaninya pasti akan selesai dan bisa dilalui.

"Pasti akan selesai. Tapi, manusiawi kan kalau saya nangis. Kalau belum bisa menerima?" katanya kepada Ruben dengan air mata yang keluar tak terbendung.

 

2 dari 4 halaman

Mengenal Kemoterapi, Pengobatan Kanker Payudara yang Dijalani Nunung Srimulat

Kemoterapi seperti yang bakal dijalani oleh pelawak asal Solo ini merupakan salah satu pengobatan pada pasien kanker.

Namun, tidak semua pasien kanker bakal mendapatkan kemoterapi. Hal itu tergantung pada jenis, stadium, dan sel kanker.

"Tergantung jenis kankernya, stadium kanker. Lalu, apakah pengobatan kemoterapi itu pengobatan utama atau tambahan," kata dokter spesialis bedah onkologi, Yadi Permana menjawab pertanyaan Health Liputan6.com dalam media briefing bersama IDI pada Kamis (2/2/2023).

Yadi pun menyarankan kepada pasien kanker untuk menanyakan kepada dokter yang merawat mengenai pengobatan apa saja yang dilakukan. Kepada para pasien kanker, dia pun berpesan bahwa kemoterapi bukanlah hal yang perlu ditakuti.

"Kemoterapi bukan hal yang sangat menakutkan dan tidak semua kanker harus dikemoterapi, Misal pada kanker payudara, stadium satu dengan jenis sel kanker tertentu ada yang tidak perlu pakai kemoterapi," kata pria yang juga Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) ini.

 

3 dari 4 halaman

Proses Kemoterapi untuk Pasien Kanker Payudara Seperti Nunung Srimulat

Kemoterapi adalah terapi pengobatan menggunakan obat-obatan khusus untuk membuat sel kanker tidak berkembang dan menyebar ke organ lain.

"Sebetulnya, kemoterapi itu memasukkan obat lewat infus tergantung jenis obatnya. Bisa dua-tiga jenis obat. Lalu, pemberian dilakukan dalam jangka waktu tertentu misal tiga hingga enam jam," dia menjelaskan.

Mengenai durasi kemoterapi, hal itu terngantung pada jenis kanker serta stadium yang diidap pasien.

Lalu, soal efek samping yang muncul tiap individu memiliki respons yang berbeda. Berkonsultasi kembali dengan dokter serta mengungkapkan efek samping bakal membantu pengobatan kanker sang pasien.

4 dari 4 halaman

Nunung Sakit Kanker Payudara, Penyakit Seperti Apa Itu?

Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara. Pertumbuhan abnormal tersebut diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik maupun akibat mutasi karena faktor lingkungan. 

Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan.

Menurut data riset International Agency for Research Cancer (IARC) tahun 2020 sebanyak 2,3 juta kasus kanker payudara dari 18,1 juta total kasus kanker atau sekitar 12,5 persen.

Tak hanya itu, sebanyak 3 orang dalam 1 jam di dunia meninggal akibat kanker payudara.

Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diidap oleh wanita.

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.