Sukses

Pemerintah Jawa Barat Klaim Jumlah Kematian Bayi Menurun Drastis

Pemerintah Jawa Barat mengklaim jumlah kematian bayi menurun drastis sepanjang 50 tahun terakhir ini.

Liputan6.com, Bandung Pemerintah Jawa Barat mengklaim jumlah kematian bayi menurun drastis sepanjang 50 tahun terakhir ini.

Klaim pemerintah itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat menurun hingga 90 persen.

Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Nina Susana Dewi, artinya besaran itu diperkirakan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 13,56 per 1.000 kelahiran hidup selama satu dekade terakhir dan angka ini lebih rendah dari AKB rata-rata nasional.

"Menunjukkan orang tua semakin sadar untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin, minimal enam kali selama kehamilan, termasuk memeriksakan kesehatan bayinya pasca lahir," ujar Nina dalam keterangan resminya ditulis, Bandung, Sabtu, 4 Februari 2023.

Nina mengatakan penurunan AKB ini didukung pula dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak baik di fasilitas kesehatan (fasyankes) primer maupun rujukan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, perbaikan serta pemenuhan sarana dan prasarana.

Tak hanya itu, peningkatan kualitas surveilans kesehatan ibu dan anak, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat melalui berbagai media edukasi telah memberikan dampak terhadap penurunan angka kematian ibu (AKI) dan AKB.

Nina menjelaskan angka kematian maternal AKI merujuk kepada data kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan.

"Yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain lain," kata Nina.

 

2 dari 4 halaman

3 Strategi Pemprov Jabar

 

Nina menuturkan upaya otoritasnya meraih jumlah penurunan AKI dan AKB, yakni dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), pemenuhan sarana dan prasarana, dan pendampingan masyarakat.

Diantaranya dengan digelarnya skrining layak hamil bagi calon pengantin dan pasangan usia subur (PUS).

Selain mengedukasi gizi seimbang kepada ibu hamil serta pelibatan kader dalam deteksi dini risiko di masyarakat.

"Untuk kapasitas SDM antara lain dilakukan pelatihan dokter umum, juga pelatihan kepada tenaga kesehatan dalam tatalaksana penyebab terbanyak kematian bayi," jelas Nina.

 

3 dari 4 halaman

Kerjasama Instansi

Diakui Nina, gerakan ini harus bekerjasama dengan lintas instansi seperti Bappenas, Kemendagri, dan BKKBN, kemudian dengan pihak swasta semisal USAID serta perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Dinas Kesehatan Jawa Barat juga tengah melakukan pula surveilans kematian ibu dan bayi berupa peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kematian, umpan balik secara berjenjang serta peningkatan kualitas audit maternal dan perintal surveilans respons (AMPSR).

Nina menegaskan, telah berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten atau kota dalam upaya penurunan AKI dan AKB ini.

"Diantaranya dengan fasilitasi Tim AMPSR kabupaten dan kota maupun penguatan supervisi fasilitatif dan pendampingan pelayanan kesehatan Matneo (maternal dan neonatal)," terang Nina.

Pemerintah kabupaten dan kota juga didorong untuk peningkatan kualitas layanan Matneo dengan penyediaan SDM dan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Pemda Provinsi Jabar pun mendorong Kabupaten dan Kota untuk rancangan kebijakan dalam penurunan AKI dan AKB, termasuk perencanaan dan penganggaran terintegrasi.

"Dalam kolaborasi ini dilakukan pula peningkatan nakes dalam pelayanan kesehatan Matneo dengan anggaran Provinsi," sebut Nina.

 

 

4 dari 4 halaman

Angka Kematian Ibu dan Bayi

Berdasarkan hasil Long Form SP2020 menunjukkan, AKI di Provinsi Jawa Barat sebanyak 187 kasus. Artinya terdapat 187 kematian perempuan pada saat hamil, saat melahirkan atau masa nifas dari 100.000 kelahiran hidup.

Mengacu hasil catatan dalam periode yang sama, untuk AKB atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berumur 0-11 bulan atau kurang dari 1 tahun).

Hasil ini menunjukan dalam rentang 50 tahun dari periode 1971-2022, disimpulkan oleh BPS penurunan AKB di Jawa Barat mencapai 90 persen.

"Selama periode satu dekade bonus demografi yang dialami Jabar, AKB menurun signifikan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2010 menjadi 13,56 per 1.000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020," tukas Ketua Tim Statistik Sosial BPS Provinsi Jawa Barat, Isti Larasati Widiastuty.

 

 

(Arie Nugraha)

Â