Sukses

Ketahui Efek Long COVID pada Kesehatan Sendi dan Tulang

Inilah risiko kesehatan sendi dan tulang akibat dari long COVID

Liputan6.com, Jakarta - COVID-19 adalah penyakit pernapasan yang bisa memengaruhi paru-paru. Gejala COVID yang paling umum, bahkan pada mutasi baru adalah batuk, sakit tenggorokan, demam, dan sesak napas yang lagi-lagi berdampak langsung pada sistem pernapasan.

Namun, telah dilaporkan bila muncul gejala kelelahan, nyeri sendi dan tulang, dan gejala yang memburuk setelah sedikit aktivitas fisik atau mental bisa jadi itu long COVID.

Gejala-gejala ini dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah sembuh dari COVID. Beberapa orang yang sudah memiliki kondisi seperti radang sendi, mengalami tingkat nyeri yang meningkat pada persendian mereka.

Setelah COVID-19, artritis reaktif dapat berkembang. Artritis reaktif yang disebabkan oleh COVID-19 memiliki gejala yang sama dengan artritis biasa.

Dalam hal long COVID-19, lutut adalah sendi yang paling menyakitkan. Pasien bahkan mengeluhkan enthesitis, dan nyeri punggung bagian bawah yang meradang.

Konsultan Penggantian Sendi dan Ortopedi di Rumah Sakit Manipal HCMCT, Dwarka, Rajeev Verma HOD mengatakan ada beberapa alasan untuk nyeri muskuloskeletal ini.

Pertama, toksisitas virus langsung, kerusakan sel endotel dan disregulasi respon imun menyebabkan peradangan berlebihan yang menyebabkan nyeri otot.

Kedua, nyeri otot dan waktu pemulihan COVID yang lama dapat menyebabkan kekakuan dan imobilitas pada persendian yang pada akhirnya menyebabkan nyeri persendian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bagaimana Cara Menyembuhkannya?

Sebagian besar masalah persendian dan nyeri terkait COVID hilang dengan pemulihan yang memadai, tetapi bagi sebagian orang, ini menunjukkan tanda-tanda kerusakan jangka panjang permanen.

Dilanjutkan Verma bahwa beberapa kasus juga telah didiagnosis dengan radang sendi setelah bersinggungan dengan COVID-19.

Kondisi peradangan dalam tubuh dapat terjadi karena beberapa infeksi virus dan dalam hal ini, radang sendi dapat menimbulkan kondisi yang dapat bertahan bahkan setelah COVID hilang.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami nyeri sendi yang parah, mereka harus mencari tahu apakah itu terkait COVID atau penyakit baru.

 

3 dari 3 halaman

Gaya Hidup Harus Diubah

Lebih lanjut dijelaskan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak merugikan tubuh meski tanpa infeksi, sehingga pasien harus menjaga setidaknya 15 hingga 30 menit aktivitas fisik setiap hari.

Selain itu kompres dingin dan panas serta istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi peradangan pada persendian dan pada akhirnya meredakan nyeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.