Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan belajar langsung ke Sumedang dalam mengatasi stunting. Seperti diketahui Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang turunkan angka stunting dari 32,7 persen (2018) menjadi 8,27 persen (2022).
"Kami tengah serius menangani persoalan stunting di Kabupaten Bogor. Kami belajar ke Kabupaten Sumedang yang sukses dalam penanganan stunting dengan menggunakan sistem aplikasi terintegrasi Simpati," kata Iwan dalam keterangan di Bogor, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga
Selain dirinya, kunjungan ke Sumedang juga bersama tim dari Kabupaten Bogor. Ia berharap lewat kunjungan tersebut kerja sama antar dua kabupaten dalam penanganan stunting bisa optimal.
Advertisement
"Kami ingin penanganan stunting di Kabupaten Bogor lebih terintegrasi dan terukur, supaya penanganan stunting setiap tahunnya bisa efektif dan menurunkan angkanya. Harapannya tentu Kabupaten Bogor bisa bebas stunting," kata Iwan mengutip Antara.
Berdasarkan Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor 9,89 persen. Angka ini sudah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya di angka 12,96 persen.
Jokowi Minta Daerah Lain Tiru Sumedang
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji terobosan yang dilakukan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dalam menurunkan stunting.
"Mengapresiasi Sumedang yang menggunakan platform teknologi dalam memonitor stunting," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Deerah se-Indonesia 2023di Sentul, Bogor, Jawa Bara t pada Selasa, 17 Januari 2023.
Jokowi juga sudah memanggil Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir ke Istana Merdeka pada 2 Januari 2023 untuk menjelaskan upaya kabupaten itu dalam menekan stunting.
Dony menjelaskan bahwa Sumedang memiliki platform bernama Simpati atau Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi. Lewat platform tersebut, seluruh pihak termasuk kader posyandu bisa memakai dan menangani stunting.
Data penimbangan anak, seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan dimasukkan ke dalam Simpati oleh kader posyandu. Setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.
"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony di awal Januari 2023.
Advertisement
Cara Sumedang
Setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.
"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony.
Lewat data tersebut, bisa diketahui data desa dengan tingkat stunting tertinggi lalu data anak yang dengan status stunting. Bahkan bisa untuk mengetahui analisis penyebab dan cara mengurangi stunting di masing-masing desa.
“Setiap desa ada kendala permasalahan stunting yang berbeda-beda. Kemudian, melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya,” ujar dia.