Sukses

Bahas Rasio Dokter di RI, Menkes: Kita Kalah dari Vietnam, Filipina dan Timor Leste

Menkes bahas soal rasio dokter di Indonesia yang masih sedikit untuk jumlah rakyat Indonesia sebesar 277,4 juta.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin kembali menyinggung soal jumlah dokter di Indonesia yang masih sedikit untuk jumlah rakyat Indonesia sebesar 277,4 juta.

Bahkan, jumlah dokter dibandingkan masyarakat masih kalah dari negara tetangga termasuk Timor Leste. Apalagi dengan Singapura yang termasuk negara maju dengan rasio tiga dokter per seribu penduduk.

"Kita sama Vietnam kalah, sama Filipina kalah, sama Thailand kalah. Apalagi sama Malaysia. Di Timor Leste saja perbandingan jumlah dokter per populasi lebih banyak Timor Leste," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (9/2/2023).

Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kebutuhan dokter untuk secara umum adalah 1 banding 1.000 penduduk.

Saat ini jumlah dokter di Indonesia ada 175.662 dan 51.949 dokter spesialis. Bila mengacu pada rasio kebutuhan dokter seharusnya Indonesia memiliki sekitar 270-an ribu.

Bagaimana rasio dokter di negara tetangga?

Bila mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 yang dipublikasikan dalam Indexmundi negara tetangga seperti Timor Leste rasio dokter 0,77 per 1.000 penduduk dan Filipina rasio dokternya adalah 0,60 per seribu penduduk.

Sementara itu, negara di Asia Tenggara --selain Singapura-- yang memiliki rasio lebih dari satu dokter per seribu penduduk adalah Malaysia (1,54) dan Brunei (1,61).

 

2 dari 4 halaman

Jika Dokter Cukup Tak Ada Kasus Ibu Hamil Meninggal

Terkait upaya mendongkrak jumlah dokter di Indonesia, Budi terus berdiskusi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Secara murni niat Budi dalam menambah dokter demi melayani masyarakat.

"Saya lagi diskusi sama IDI. Enggak ada niatan saya untuk mengurangi income (pendapatan) mereka. Enggak ada. Tapi niat saya melayani masyarakat," tuturnya.

Budi hanya berharap dengan bertambahnya jumlah dokter maka bisa menyelamatkan banyak nyawa masyarakat dan meningkatkan kesehatan bangsa ini.

"Kalau dokter enggak kurang, enggak ada tuh cerita ibu hamil cari-cari dokter lalu melahirkan dan meninggal," katanya.

"Orang Sumatera atau Kalimantan juga ke Penang (Malaysia), itu enggak ada (kalau dokter di sini cukup)," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Budi mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai perluasan program pendidikan dokter spesialis. Ia berharap bukan hanya di 20 Fakultas Kedokteran yang sudah ada tapi di 92 Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia.

"Tolong buka jangan cuma di 20 dari 92 dong," kata Budi.

4 dari 4 halaman

Program Beasiswa Dokter Spesialis

Kemenkes juga menggelontorkan program beasiswa untuk dokter spesialis. Selain itu, ada kepastian supaya mereka mendapatkan gaji atau insentif.

"Kami ada program beasiswa, baru saja diluncurkan buat 1.500 untuk dokter spesialis. Jadi, mudah-mudahan itu bisa membantu mereka," kata Budi di kesempatan yang berbeda. 

"Kita akan kerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan pemerintah daerah (pemda) untuk memastikan gaji mereka dibayar dengan cukup."

Kemenkes dan Kemenkeu terus berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis. Dari yang semula 300 menjadi 600 di tahun 2022, lalu naik 1.600 di tahun 2023.

Selanjutnya, pada tahun 2024 akan disediakan sebanyak 2.500 beasiswa untuk dokter spesialis, subspesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.