Sukses

Kasus Gagal Ginjal Akut Bukan Akibat Obat Sirup Praxion, Farmakolog: Lakukan Pemeriksaan Terlengkap

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan apa penyebabnya, tentu perlu dilakukan investigasi mendalam mengenai faktor-faktor lain yang memungkinkan kasus gagal ginjal akut pada anak di DKI.

Liputan6.com, Jakarta Kasus gagal ginjal akut (GGA) membuat berbagai pihak merasa prihatin. Farmakolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pun berharap agar kasus ini tak kembali terjadi.

“Semoga tidak perlu ada lagi kasus  gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) setelah kasus terakhir ini. Aamiin,” kata Zullies dalam keterangan tertulis, Jumat 10 Februari 2023.

Kasus-kasus GGAPA yang terjadi tahun lalu, kata Zullies, memang harus diakui sebagian disebabkan oleh adanya obat yang tercemar etilen glikol (EG) atau dietilen glikol (DEG). Hal ini terbukti dengan adanya produk-produk yang memang ditemukan mengandung EG/DEG di atas ambang aman.

“Namun, pada kasus ini, ketika obat tertuduh ternyata dinyatakan aman, terus apa yang harus dilakukan? Untuk pasiennya, tentu harus segera mendapatkan penanganan yang sebaik dan setepat mungkin, dengan pemeriksaan terlengkap yang bisa dilakukan,” ujar Zullies.

Namun, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan apa penyebabnya, tentu perlu dilakukan investigasi mendalam mengenai faktor-faktor lain yang memungkinkan. Ini bisa dilakukan dengan studi case-control dengan data yang lebih komplit.

“Jika ada kasus lagi, usahakan mendapatkan sampel darah dan urine yang cukup untuk pemeriksaan di kemudian hari.”

Belajar dari kasus GGA di Panama pada 2006, sampel darah pasien bahkan dikumpulkan dulu dan disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius sampai menunggu pemeriksaan siap dilakukan dalam konteks penelitian.

2 dari 4 halaman

Bukan Hanya Obat yang Diteliti, Juga Makanan

Bukan hanya obat sirup yang dikonsumsi tapi juga berbagai sumber toksikan seperti makanan.

“Tentu saja sampel obat atau makanan, atau asupan apapun yang diduga menjadi sumber toksikan juga perlu diperoleh, disimpan, dan dicek secara akurat dan valid.”

Selain pemeriksaan klinis, menurut Zullies beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan termasuk:

- Kadar EG atau DEG dalam darah pasien. Kadar yang menunjukkan toksisitas signifikan adalah kadar EG > 25 mg/dL atau 250 mcg/mL.

- Tes fungsi ginjal (BUN, kreatinin, urea)

- Urinalisis berupa kristal oksalat, dan lain-lain.

Dalam kasus terakhir, ada informasi yang menyebutkan bahwa pada pasien dijumpai positif DEG dalam darahnya.

“Perlu dipastikan lagi keberadaan DEG ini pada kadar berapa dalam darah, dan apakah telah mencapai kadar toksiknya.”

3 dari 4 halaman

Sumber EG dan DEG

Pada dasarnya EG dan DEG adalah senyawa toksik yang tidak boleh ada pada obat maupun makanan yang dapat tertelan oleh manusia, lanjut Zullies.

“Kalaupun ada, masih dibolehkan dalam batas aman. Kembali pada kasus GGA tadi, jika sirup obat dinyatakan aman tetapi katanya di darahnya terkandung positif DEG (katakanlah data ini valid), maka dari mana asalnya? Ini bisa menjadi misteri berikutnya.”

EG dan DEG memang masih bisa terdapat sebagai cemaran dari bahan baku, tidak hanya dari obat, tetapi juga makanan.

Beberapa bahan baku yang berpotensi mengandung cemaran EG atau DEG adalah sorbitol, polietilen glikol, propilen glikol dan gliserol. Bahan-bahan ini juga cukup banyak dijumpai pada produk pangan, terutama pangan olahan.

4 dari 4 halaman

Semua Bahan Baku Perlu dapat Perhatian

Jadi, lanjutnya, memang semua bahan baku yang mungkin bisa menjadi sumber cemaran EG/DEG perlu mendapatkan perhatian dan pemeriksaan khusus.

Pada kasus tadi, dapat diinvestigasi sumber-sumber lain dari EG/DEG jika memang dianggap kasus tadi adalah karena intoksikasi EG/DEG.

“Mungkin ke depan dapat diusulkan bahwa larutan EG dan DEG harus diberi warna lain, sehingga mengurangi potensi dicampurkan atau dioplos dengan bahan baku yang mestinya aman. Seperti metanol yang diberi warna biru menjadi spiritus,” ujar Zullies.

Ia berharap, proses penyelidikan bisa membuka penyebab terjadinya gagal ginjal akut yang baru. Sembari menunggu hasil ia mengajak agar menjaga suasana tetap kondusif dan tidak meresahkan.