Liputan6.com, Jakarta - Ragam jenis diet pernah Ira Harida (37) coba. Semua itu dilakukan semata-mata demi memperoleh berat badan ideal. Tidak harus kurus bak model, tapi setidaknya sesuai perhitungan indeks massa tubuh (IMT).
Ira pernah menjajal pola diet yang mengharuskan pelakunya memusuhi garam. Berat badan Ira memang turun sebanyak lima hingga enam kilogram dalam dua minggu, tapi setelah dipikir-pikir lagi wajar saja merosot drastis, karena dia tidak mengonsumsi sodium sama sekali.
Baca Juga
Tidak berhenti sampai di situ. Bukannya 'bertaubat', Ira malah terpacu melakukan defisit kalori yang terbilang ekstrem. Dalam sehari, dia menyantap makanan di bawah BMR (basal metabolic rate atau laju metabolisme basal).
Advertisement
Jadinya, ketika Ira sibuk bekerja dan enggak sempat berolahraga, berat badan yang semula sudah turun lima kilogram dalam lima bulan padahal sudah diimbangi dengan jalan kaki sejauh 8 kilometer per hari, malah naik lagi.
"Terakhir pernah cobain di salah satu aplikasi berbayar. Aku diprogram cuma 600 kilokalori per hari. Aku malah mikir ini enggak masuk akal kalau cuma segitu. Mana bisa mau ngapa-ngapain," kata Ira saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Minggu, 12 Februari 2023.
"Duitnya aku ikhlasin, aku setop programnya," dia menambahkan.
Singkat cerita, perempuan yang berdomisili di Palembang ini ketemu sebuah 'program' yang menurutnya masuk akal. Ira pun berani mencobanya.
Saat konsultasi awal sama ahli gizinya, Ira diberitahu bahwa selama ini porsi makannya masih kurang banyak. Minim nutrisi pula. Kondisi itu yang bikin suka kelaparan di antara waktu makan. Ujung-ujungnya malah makannya 'balas dendam'.
Menimbang Makanan atau Menghitung Kalori, Kenapa Tidak?
Saat melakukan program tersebut, Ira dibiasakan menimbang makanan atau menghitung kalori agar nutrisi yang diperlukan tubuh terpenuhi. Apabila dilakukan dengan benar, konsisten, dan diimbangi pola hidup yang aktif, bonus turun berat badan pun akan didapat.
Yang membuat Ira terkejut, porsi makannya jadi sangat banyak. Namun, di dalam piringnya terdapat semua sumber zat gizi yang manusia butuhkan, yaitu karbohidrat, serat, lemak baik, hingga protein.
Program ini memang hanya tiga minggu. Akan tetapi selama kurun waktu tersebut, Ira benar-benar dibekali ilmu gizi yang segambreng. Ira merasa happy saat melakukannya. Kapan lagi bisa makan banyak tapi rendah kalori, dan bonus yang didapat adalah turun berat badan?
"Terbukti, walaupun turun enggak banyak, tapi aku merasa walaupun makan lebih banyak, aku bisa tetap jaga badan. Beratku enggak pernah naik lagi. Stabil di situ. Yang nolong juga adalah aku jadi rutin olahraga karena diminta juga di program ini untuk berolahraga," ujarnya.
Yang Ira suka dari kebiasaan baru menghitung kalori, dia tidak lagi menjadikan nasi putih sebagai musuh. Bahkan di program ini peserta diajarkan untuk menyantap berbagai jenis sumber zat gizi yang berbeda.
Misalnya saja karbohidrat, Ira tidak melulu harus makan nasi putih. Ada kalanya diresepkan kentang, ubi, bahkan mi. Pun dengan protein, tidak selalu harus dada ayam, bisa mencoba yang lain seperti ati, bebek, dan daging sapi.
Tak ketinggalan adalah protein hewani yaitu tahu dan tempe. Bahkan, ada menu susu di dalamnya.
"Yang jelas, karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah, semua ada. Porsi sayurnya dibanyakin. Sekarang jadi kebentuk habit, sarapan tetap harus ada sayurnya," ujarnya.
Ira pun membagikan menu makanan yang disantapnya:
- Sarapan pagi : Roti tawar dipanggang, telur rebus, letus, dan timun.
- Makan siang atau malam : satu centong nasi, 50 gram protein hewani (ikan, ayam, atau apapun), 50 gram protein nabati (tahu, tempe, atau jenis lainnya).
- Snack sore : Buah dan susu
"Menu ini bikin kenyang sih," ujarnya.
Advertisement
Protein Hewani Bantu Cegah Obesitas dan Bantu Turunkan Berat Badan
Pengalaman yang Ira bagikan sejalan dengan penjelasan ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Dr Marudut Sitompul MPS bahwa cara paling sederhana agar terhindar atau terbebas dari kelebihan berat badan bahkan obesitas dengan memperhatikan pola makan sehari-hari.
Adapun pola makan yang dianjurkan harus sesuai kaidah gizi seimbang. Semua sumber makanan kaya akan gizi seimbang harus dikonsumsi, tidak perlu ada yang dimusuhi.
Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan unsur mineral. Bila dirasa kurang kenyang, Marudut menyarankan agar memasukkan satu hingga dua gelas susu sebagai pelengkap.
Dijelaskan Marudut bahwa protein hewani memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap untuk mengoptimalkan tumbuh kembang manusia. Namun, perlu digarisbawahi, baik protein hewani maupun nabati sama baiknya.
Tubuh juga membutuhkan protein nabati guna mencukupi asupan protein sehari-hari. Hanya saja, kata Marudut, protein hewani memiliki tingkat kelarutan di air yang lebih tinggi dibanding protein nabati. Itu mengapa menjadi sangat penting.
Di dalam acara Perayaan Hari Gizi Nasional 2023 & Peluncuran Fitur Kesehatan #KalkulatorFrisianFlag di Jakarta belum lama ini, Marudut memaparkan beberapa keunggulan protein hewani bagi tubuh selain yang disebutkannya itu:
- Mengandung asam amino yang lengkap terutama asam amino esensial
- Protein memiliki daya cerna tinggi karena gampang larut di dalam air
- Memiliki kemampuan mengangkut zat gizi lebih baik, seperti kalsium dan zat besi
"Selain dari makanan, protein hewani bisa didapat dari susu. Selain kaya berbagai zat gizi, rutin minum susu juga dapat menjaga berat badan yang ideal," ujarnya.
Marudut pun menyarankan minum dua gelas susu setiap hari, terutama saat sarapan. Sarapan, kata dia, merupakan momen penting untuk pemenuhan gizi guna memulai hari.
Nutrisi Seimbang Kunci Daya Tahan Tubuh yang Kuat
Dihubungi Health Liputan6.com beberapa waktu lalu, salah seorang pencetus program yang dijalani Ira sekaligus nutrisionis, Dian Agnesia, mengatakan, menu yang diberikan kepada klien sesuai prinsip gizi seimbang.
Namun, karena temanya adalah defisit kalori, makanan-makanan rendah kalori lebih diutamakan. Meski rendah kalori, semua sumber zat gizi seperti protein, lemak, dan karbohidrat tetap wajib ada.
Nutrisi adalah kunci dari daya tahan tubuh yang kuat. Oleh sebab itu, menu makanan dari sarapan, makan siang, camilan di waktu sore, hingga makan malam harus gizi seimbang.
Ira mengungkapkan dirinya baru tahu bahwa protein punya kegunaan sebesar itu dalam membantunya agar tidak kelaparan. Terkait pentingnya protein bagi tubuh manusia, terlebih mereka yang sedang ingin menurunkan berat badan, Dian memaparkan penjelasannya.
Karbohidrat adalah sumber energi yang paling cepat bisa digunakan oleh tubuh, tapi kelemahannya akan disimpan sebagai lemak tubuh kalau tidak terpakai.
Itu mengapa ketika sarapan dan makan siang, karbohidrat seperti nasi putih, kentang, atau ubi harus ada. Tidak lain karena aktivitas kebanyakan manusia dimulai dari pagi hingga sore hari.
Sedangkan ketika makan malam, boleh-boleh saja tidak mengonsumsi karbohidrat, karena tidak butuh-butuh banget banyak energi. Namun, tidak dengan protein hewani.
"Kenapa protein penting bagi tubuh, karena protein itu fungsi utamanya sebagai zat pembangun tubuh yang enggak bisa digantikan oleh zat gizi lain," katanya.
"Kalau karbohidrat sebagai sumber energi masih bisa digantikan protein dan lemak, tapi kalau protein sebagai zat pembangun, enggak bisa. Jadi, memang protein itu wajib dan harus dikonsumsi setiap hari," Dian menambahkan.
Advertisement
Atur Asupan Kalori Harian dengan #KalkulatorFrisianFlag
Mengenai kebiasaan menimbang atau menghitung kalori harian demi kecukupan gizi sehari-hari, kini siapa pun bisa melakukannya melalui #KalkulatorFrisianFlag di situs Frisianflag.com.
"Kami mengapresiasi dukungan pakar gizi dalam pengembangan fitur ini sehingga akan meningkatkan kepercayaan keluarga Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai gizi dan gaya hidup sehat yang bermanfaat bagi keluarga dan bersama kita bisa bentuk Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras," kata Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F Saputro di kesempatan yang sama.
Berdasarkan laporan nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas pada orang Indonesia berumur 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen.
Pemerintah menetapkan target prevalensi obesitas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tetap 21,8 persen guna mempertahankan agar prevalensi obesitas tidak naik.
Sebagai perusahaan yang mengusung visi 'Nourishing Indonesia to Progress', FFI pun tergerak berpartisipasi dalam meningkatkan literasi gizi keluarga Indonesia dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan meningkatkan asupan gizi seimbang, serta mengonsumsi susu sebagai sumber gizi yang terjangkau.
#KalkulatorFrisianFlag Dirancang Bersama Pakar
Dijelaskan Digital & Marketing Technology Frisian Flag Indonesia, Imam Wibawa Bratakusuma, fitur ini dirancang bersama pakar gizi dengan menghadirkan kalkulator indeks massa tubuh (IMT) dan kalkulator gizi.
Menurut Imam, #KalkulatorFrisianFlag Indeks Massa Tubuh memungkinkan pengguna menghitung indeks massa tubuh (IMT) dengan memasukkan sejumlah informasi di antaranya usia, berat badan, tinggi badan, dan gaya hidup.
Setelah itu, sistem akan menghitung dan menampilkan hasil IMT, total energi yang dibutuhkan, batas normal IMT yang ideal, dan jumlah berat badan yang harus dikurangi atau ditambahkan.
Sementara fitur #KalkulatorFrisianFlag Gizi Harian, penggunanya dapat menghitung total kalori makanan yang mereka santap pada hari tersebut. Serunya, pengguna dapat memasukkan foto makanan yang disantapnya.
Sementara itu Marudut mengatakan bahwa fitur #KalkulatorFrisianFlag bisa digunakan untuk meningkatkan literasi masyarakat tehadap pentingnya asupan gizi seimbang.
"Saya mendukung diluncurkannya fitur #KalkulatorFrisianFlag di situs Frisianflag.comsebagai solusi yang dibutuhkan masyarakat dan keluarga di Indonesia untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai gizi dan mendorong upaya bersama memerangi permasalahan gizi dan meningkatkan status kesehatan keluarga Indonesia," ujarnya.
Advertisement