Sukses

Kegunaan Layanan Telemedicine bagi Pasien Kanker, Bantu Pasien Hilangkan Rasa Takutnya

Apa kegunaan telemedicine untuk pasien kanker?

Liputan6.com, Jakarta - Kanker adalah penyakit yang butuh pengobatan jangka panjang, biaya yang besar, dan mental yang kuat. Begitu banyak pemeriksaan yang harus dijalani pasien sebelum memulai pengobatan kanker.

Setelah pengobatan kanker selesai, pasien akan menjalani sejumlah pemeriksaan guna memastikan tubuhnya sudah bersih dari kanker.

Perawatan bagi pasien kanker tak berhenti di sini. Ketika seorang pasien sudah dinyatakan 'sembuh' dari kanker, pasien tetap butuh perawatan tambahan.

Alasan ini yang bikin seorang penyintas kanker membutuhkan rencana perawatan kesehatan atau Survivor Care Plan yang meliputi catatan kanker dan riwayat pengobatan, pemeriksaan, tes lanjutan yang dibutuhkan, dan rencana perawatan kelangsungan hidup di waktu mendatang.

Studi terhadap pasien kanker di Singapura, Qatar, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa telemedicine dapat memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan mereka. Pusat Kanker Nasional Singapura (the National Cancer Centre Singapore) menerapkan telekonsultasi sejak Juni 2020.

Studi terhadap 278 responden di sana yang berusia rata-rata 59 tahun, mayoritas perempuan, menerima kemoterapi parenteral dan obat oral antikanker, serta belum pernah menggunakan telemedicine menunjukkan sebagian besar pasien puas dengan layanan telemedicine.

Para responden setuju bahwa telemedicine memungkinkan mereka menerima dukungan yang lebih nyaman, menghemat biaya perjalanan, dan memperoleh perawatan yang lebih tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan mereka.

 

2 dari 4 halaman

Pengalaman Pasien Kanker Menggunakan Telemedicine

Sebuah studi mengenai pengalaman dan kepuasan pasien menggunakan telemedicine untuk layanan rawat jalan di Pusat Perawatan dan Penelitian Kanker Nasional Qatar selama COVID-19 menunjukkan lebih dari 80 persen pasien merasa puas dengan kualitas telekonsultasi yang disediakan, 87 persen merasa bahwa telemedicine dapat memenuhi kebutuhan perawatan mereka, dan 90 persen akan tetap melakukan telekonsultasi di masa depan.

Partisipan dalam studi ini terdiri dari 297 pasien berusia di atas 18 tahun, sebagian besar perempuan, memiliki keganasan tumor padat, kondisi hematologi jinak, dan keganasan hematologi, serta belum pernah melakukan telekonsultasi.

Dikutip dari National Cancer Institute (NCI), meskipun tidak dapat sepenuhnya menggantikan perawatan langsung, telehealth menawarkan kenyamanan pasien, penghematan waktu dan biaya, penjadwalan yang fleksibel, akses ke spesialis yang jauh, dan mengurangi paparan kuman.

 

3 dari 4 halaman

Pengalaman Keluarga Pasien

Medical Quality Manager Good Doctor Technology Indonesia, dr Elizabeth C. Palar, membagikan pengalamannya melakukan telekonsultasi dengan pasien kanker yang selesai kemoterapi serta mengalami mual dan muntah.

"Pasien kanker yang masih dalam masa pengobatan juga dapat melakukan telekonsultasi melalui aplikasi Good Doctor. Kami akan memberikan arahan terbaik sesuai dengan kaidah medis yang kami miliki," katanya dalam sebuah acara baru-baru ini.

"Arahan mengenai obat-obatan yang bisa dikonsumsi sementara waktu untuk meringankan gejala, langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan, serta memberikan ketenangan mental kepada pasien sehingga pengobatan bisa berjalan lancar dan pasien bisa sembuh," Clara menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Cerita Penyintas Kanker Nasofaring

Ditemui di acara yang sama, penyintas kanker nasofaring, Clara Sambudiono, mengaku bahwa dukungan caregiver seperti orang tua, keluarga, dan teman sangat membantu mengatasi ketakutan dalam menjalani perawatan, termasuk semangat yang diberikan dokter dan perawat.

Pasien kanker sangat membutuhkan dukungan mental yang luar biasa sehingga tidak menyerah dalam menjalani pengobatan. Ketakutan dan asumsi dari diri kita sendiri dapat membatasi kita menerima perawatan yang maksimal.

Kemajuan teknologi kesehatan seperti telemedicine dapat dimanfaatkan pasien kanker atau orang yang mendampingi pasien untuk membantu mengatasi hambatan-hambatan itu.

Pasien kanker dapat melakukan telekonsultasi untuk sharing mengenai ketakutan-ketakutan mereka sehingga mereka merasa nyaman dan menyadari bahwa mereka tidak sendirian menghadapi penyakit itu.

Telekonsultasi mempermudah pasien karena dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, tanpa harus ke luar rumah.