Sukses

Mengenal Nick Axten, Sosok Inspiratif Peraih Gelar Doktor Usai 52 Tahun Lakukan Penelitian

Nick Axten menjadi sosok inspiratif usai meraih gelar doktor setelah memulainya 52 tahun lalu

Liputan6.com, Jakarta - Senyum lebar menghiasi wajah Nick Axten, pria berumur 76 tahun yang akhirnya resmi lulus dari S3 dan mendapatkan gelar doktor usai memulainya 52 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1970.

Kakek peraih gelar doktor menerima beasiswa untuk mengambil S3 Sosiologi Matematika di University of Pittsburgh, Amerika Serikat.

Setelah lima tahun berkutat dengan itu, Nick Axten memutuskan kembali ke Inggris dengan tesis yang belum usai.

Pada hari Selasa, 14 Februari 2023, University of Bristol tempatnya menyelesaikan studi akhirnya mengangkat Nick Axten sebagai Doctor of Philosophy di hadapan istrinya, Claire Axten, dan cucunya, Freya, yang berumur 11 tahun.

Nick Axten merupakan mahasiswa yang dianugerahi beasiswa bergengsi. Namun, dia mengakui bahwa penelitiannya begitu sulit.

"Beberapa masalah begitu hebat sehingga membutuhkan bagian terbaik hingga seumur hidup untuk menyelesaikannya. Itu membutuhkan pemikiran keras yang panjang, yang ini memakan waktu 50 tahun," ujar Nick Axten mengutip laman BBC pada Kamis (16/2).

Butuh 50 Tahun untuk Raih Gelar Doktor

Penelitian Nick Axten berfokus pada teori baru untuk memahami perilaku manusia. Hal itu didasari oleh nilai-nilai yang dianut oleh setiap orang, yang mana menurut Nick Axten bisa berpotensi mengubah pandangan tentang psikologi perilaku.

Mengutip laman Sky News, Nick Axten mengungkapkan bahwa apa yang ingin dia teliti merupakan hal sulit pada tahun 70an. Itulah mengapa butuh waktu panjang bagi sosok inspiratif ini bisa menyelesaikannya.

"Apa yang saya coba lakukan di awal tahun 70-an sangat sulit," kata Nick Axten.

"Psikologi adalah subjek yang berkembang pesat ketika saya mulai," dia menambahkan.

2 dari 4 halaman

Melanjutkan Studi Kembali pada 2016

Nick Axten diketahui kembali menjalani studinya pada tahun 2016 lalu, mempelajari gelar MA dalam bidang filsafat di University of Bristol. Kemudian baru pada tahun 2022 lalu, dirinya bisa menyelesaikan itu.

Gelar doktor dari S3 yang ditempuhnya pun selesai di sana.

Selama hidupnya, Nick Axten tinggal di Inggris dan merupakan pencipta sekaligus penulis utama program pengajaran sekolah Oxford Primary Science.

"Nick adalah mahasiswa yang sangat antusias, energik dan berkomitmen selama berada di sini. Sungguh luar biasa melihat dia lulus setengah abad setelah dia memulai PhD aslinya," ujar profesor di University of Bristol, Samir Okasha.

3 dari 4 halaman

Punya Gelar Sarjana Saat Zaman Perang

Sebelumnya, pria yang kini menjadi ayah dari dua anak dan kakek dari empat cucu itu memulai gelar sarjananya pada tahun 1967 di Leeds.

Nick Axten mengungkapkan bahwa momentum itu terjadi saat masa-masa perang Vietnam, Paris, dan Praha.

"Jack Straw adalah presiden serikat mahasiswa di Leeds. Sosiologi dan psikologi tiba-tiba menjadi mata pelajaran yang berkembang pesat. Saya mempelajarinya karena saya ingin memahami orang," kata Nick Axten.

Tak hanya itu, menyenangkannya lagi, Nick Axten mengaku bahwa dirinya menyukai masa-masa saat dia menjadi mahasiswa yang tergolong sudah dewasa di University of Bristol tahun 2016 hingga 2022.

"Semua mahasiswa pascasarjana filsafat lainnya berusia sekitar 23 tahun tetapi mereka menerima saya sebagai salah satu dari mereka," ujar Nick Axten.

4 dari 4 halaman

Ngobrol Layaknya Teman dengan Mahasiswa Lain

Lebih lanjut Nick Axten mengungkapkan bahwa dirinya kerap kali berbincang dengan mahasiswa lain, yang mana punya usia jauh dengannya.

Bahkan, pada sore hari, Nick Axten pergi ke pub untuk berbincang dengan mereka.

"Mereka adalah orang-orang pintar yang penuh dengan ide dan saya senang berbicara dengan mereka, terutama di pub pada sore hari," kata Nick Axten.

"Saya senang menjadi mahasiswa lagi di Universitas Bristol," dia menambahkan.