Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras dalam waktu lama yang mengguyur Solo, Jawa Tengah, menyebabkan 15 kelurahan di kota tersebut terdampak banjir pekan lalu.
Kondisi banjir yang melanda Surakarta pun mendapat reaksi warganet di media sosial. Ada di antara warganet yang meminta Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka agar bertaubat karena banjir Solo tersebut dimaknai sebagai teguran dari Tuhan.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Gibran melalui akun Twitternya, @gibran_tweet, berterima kasih atas masukan yang ditujukan padanya itu.
Advertisement
"Ya, Pak. Matur nuwun untuk masukannya," twit Gibran pada 18 Februari 2023.
Dia pun memohon maaf jika dinilai bersalah terkait banjir yang melanda Kota Solo.
"Mohon maaf jika saya salah dan diharuskan taubat. Sekali lg saya minta maaf atas kesalahan2 saya," lanjutnya.
Hingga hari ini, cuitan Gibran Rakabuming Raka itu telah mendapat hampir 3 ribu likes, 262 balasan serta 160 retweet. Beberapa warganet ada yang berpendapat bahwa banjir adalah musibah yang bisa datang kapan dan di mana saja, tidak terkait siapa sosok yang memimpin.
Sementara warganet yang lain meminta Gibran untuk segera rapat dan bertindak mengatasi banjir, alih-alih bertaubat seperti yang diusulkan.
Saat banjir melanda 15 kelurahan di Solo, sejumlah sekolah dan kelurahan digunakan sebagai lokasi pengungsian.
"Yang jelas sekolah dan kelurahan kami gunakan untuk pengungsian," kata Gibran usai Upacara Hari Jadi ke-278 Kota Solo di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).
Gibran juga mengatakan tidak ada warga yang sakit atau kesulitan selama bencana.
"Tidak ada warga yang sakit atau mengalami kesusahan atau kesulitan selama masa bencana," ucapnya.
Putra pertama Presiden Joko Widodo itu pun menyatakan terus memantau kondisi banjir dan memastikan makanan serta obat-obatan tersedia.
Bantuan Tim SAR Brimob Polda Jawa Tengah
Bantuan juga datang dari Tim SAR Yon C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Tengah berupa tenda darurat dan dapur umum untuk membantu warga korban banjir di Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
"Kami total menurunkan 75 personel dengan menurunkan perahu karet, empat tenda, tim dapur umum lapangan kendaraan, dan empat genset di tempat pengungsian banjir," kata Danyon C Pelopor Satuan Brimob Polda Jateng, Kompol Langgeng Sugito.
Langgeng mengatakan, ada 50 personel di lokasi yang terletak di Kawasan Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit, Kecamatan Jebres untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman, sejak Kamis, 16 Februari 2023
"Personel yang diterjunkan telah membantu warga terdampak banjir hingga sekarang. Mereka membawa perahu karet dan Jumat ini, membuka dapur umum dan mendirikan empat tenda untuk pengungsi dan bantuan lainnya," ucap dia.
Langgeng menambahkan, pihaknya telah memberikan 1000 nasi bungkus lebih bagi korban banjir sejak Jumat, 17 Februari 2023.
Advertisement
Air Mulai Surut
Ratusan warga yang tedampak banjir di Kota Solo, Jawa Tengah, khususnya di Kelurahan Jototakan, Kec. Serengan, mulai kembali ke rumah masing-masing sejak Sabtu, 18 Februari 2023.
Diketahui, kondisi air pada hari itu mulai surut sekitar pukul 11.00 WIB. Warga Joyotakan yang sebelumnya mengungsi di sekolahan negeri setempat pun kembali ke rumah masing-masing untuk bergotong-royong membersihkan jalan dan rumahnya dari sisa sampah yang terbawa banjir, dilansir Antara.
"Air banjir di Joyotakan surutnya cepat sekali, sekitar empat jam. Karena pintu air yang ke Bengawan Solo sudah dibuka dan dibantu pompa Joyotakan sehingga air mengalir hingga surut," ujar Prasetyo, salah seorang warga RT4 RW6 Joyotakan.
Sampah sisa banjir yang dikumpulkan warga kemudian dibawa truk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.
Menurut salah seorang warga, ini merupakan banjir terparah setelah 2007. Dikatakannya, biasanya banjir tidak sampai masuk ke rumah, hanya sampai jalan kampung. Namun, kali ini air masuk rumah hingg aketinggian sekitar 30 cm.
Banjir di Joyotakan terjadi sejak Kamis, 16 Februari 2023. Air naik cukup cepat hingga kedalaman sekitar 170 meter, menyebabkan ratusan warga mengungsi ke tempat aman.