Sukses

Rata-Rata Orang Hanya Memiliki 47 Detik Rentang Perhatian, Gimana Biar Bisa Fokus Lebih Lama?

Fenomena yang mengondisikan banyak orang untuk selalu memeriksa aplikasi pengirim pesan, e-mail, dan menghubungi banyak orang ini menjadi salah satu penyebab semakin pendeknya rentang perhatian seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Pada dasarnya, rentang perhatian (attention span) merupakan lama waktu yang dimiliki seseorang untuk fokus pada suatu hal sebelum ia butuh beristirahat ataupun terdistraksi. 

Seorang psikolog dan penulis buku Attention Span: Finding Focus and Fighting Distraction, Gloria Mark, melaporkan dalam bukunya bahwa pada tahun 2004 rata-rata orang memiliki rentang 150 detik perhatian pada satu layar sebelum beralih ke yang lainnya. Akan tetapi, hari-hari ini rata-rata orang hanya mampu bertahan dalam 47 detik rentang perhatian. 

Sebagai seorang profesor di Departemen Informatika University of California, Gloria mempelajari hubungan manusia dengan teknologi. Ia bertanya-tanya apakah kita dapat memperhatikan dengan baik lagi.

Dengan keberadaan teknologi yang semakin canggih saat ini, terkadang sulit untuk mengetahui apakah seseorang diharapkan selalu tersedia secara dalam jaringan (daring) baik dalam kehidupan profesional maupun personal—atau ia sendiri yang menaruh ekspektasi dan standar tersebut ke dalam dirinya. 

Fenomena yang mengondisikan banyak orang untuk selalu memeriksa aplikasi pengirim pesan, e-mail, dan menghubungi banyak orang ini menjadi salah satu penyebab semakin pendeknya rentang perhatian seseorang, menurut The Healthy. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanda dan Penyebab Kamu Memiliki Rentang Perhatian yang Pendek

Tanda utama rentang perhatian yang pendek adalah kesulitan fokus dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan. Hal ini dapat sangat mengganggu, terutama ketika tugas sedang menumpuk. Terlebih lagi, belum banyak orang yang memahami bahwa kesulitan fokus bukan berarti sengaja mengabaikan pekerjaan. 

Selain itu, tanda-tanda rentang perhatian yang pendek, antara lain:

  1. Sering membuat kesalahan-kesalahan ceroboh.
  2. Sulit membaca teks panjang.
  3. Tampak tidak mendengarkan atau memperhatikan.
  4. Meninggalkan tugas dengan hanya selesai sebagian.
  5. Sulit mengatur waktu.
  6. Melupakan aktivitas atau janji pertemuan.

Menurut Gloria, teknologi seperti ponsel memainkan peranan penting dalam memperburuk rentang perhatian karena adanya overstimulasi terhadap otak. Namun, jika rentang perhatian pendek sangat sulit untuk diatasi dan berlangsung cukup lama, hal ini dapat menjadi tanda adanya kondisi gangguan mental, seperti:

  1. ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)
  2. Gangguan kecemasan
  3. Depresi
  4. Gangguan belajar
  5. Gangguan pemrosesan sensorik
  6. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
3 dari 3 halaman

Cara Meningkatkan Rentang Perhatian

Gloria juga memberikan tips untuk meningkatkan rentang perhatian, terutama dalam mengurangi “interaksi” kita dengan teknologi.

Setiap pagi, kamu harus mengetahui tujuan dalam 24 jam ke depan. Untuk melakukan hal ini, kamu harus menulis catatan hal-hal yang harus dilakukan dalam bentuk to-do list.

Selanjutnya, pertanyakan kepada diri sendiri, apa perasaan yang ingin kamu capai pada malam hari nanti?Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab dua pertanyaan:

  1. Apa yang ingin kamu rasakan pada akhir hari nanti?
  2. Apa yang ingin kamu lakukan pada akhir hari nanti?

Terakhir, meningkatkan kesadaran ekstra terhadap tindakan diri sendiri. Tips ini berguna untuk mengasah urgensimu dalam membedakan hal yang penting dan kurang penting untuk dilakukan. Beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan untuk diri sendiri misalnya sebagai berikut.

  1. Mengapa saya perlu mengunjungi situs ini?
  2. Apa yang dapat saya peroleh jika saya mengunjungi situs ini?
  3. Apakah ada hal lain yang bisa saya lakukan—yang lebih memberikan nilai pada diri saya?

Jika distraksi yang didapatkan sudah cukup mengganggu aktivitas, bantuan profesional seperti psikolog dan/atau psikiater merupakan langkah yang tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.