Liputan6.com, Jakarta - Pada 19 Februari 2023 lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dibentuk oleh Jimmy Carter, The Carter Center, mengeluarkan pernyataan melalui lamannya dan media sosial yang mengumumkan bahwa mantan presiden Amerika Serikat (AS) tersebut memutuskan menjalani sisa waktu di rumah. Jimmy Carter menjalani hospice care di rumahnya.
“Setelah menjalani beberapa tahapan perawatan di rumah sakit, mantan presiden AS Jimmy Carter memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu hidupnya di rumah dengan keluarga untuk menerima hospice care, tidak lagi dengan obat-obatan medis. Ia mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan tim medisnya. Keluarga Carter memohon privasi pada masa ini dan merasa bersyukur atas kepedulian para pengagumnya,” tulis The Carter Center melalui lamannya, Minggu, (19/2).
Baca Juga
Cucu dari Presiden AS ke-39 tersebut, Jason Carter, turut memberikan tanggapan. “Aku mengunjungi kakek-nenekku kemarin. Ia dalam kedamaian dan rumah selalu penuh cinta. Terima kasih atas ucapan-ucapan baik kalian semua,” tulis cucu Jimmy sekaligus mantan anggota senat wilayah Georgia, AS tersebut di Twitter.
Advertisement
LSM tidak merincikan kondisi yang memicu keputusan mantan presiden tersebut untuk memilih perawatan akhir hayat. Namun, dilansir dari The New York Times, dalam beberapa tahun terakhir Jimmy telah melewati serangkaian masalah kesehatan.
Kondisi Kesehatan Jimmy Sebelumnya
Pada 2015 lalu, tim Jimmy Carter mengumumkan kanker kulit menyebar ke bagian otak. Namun, ia tetap menjalani perawatan sekaligus masih mengajar sekolah minggu di sebuah gereja di wilayah Georgia.
Beberapa bulan kemudian ia memberitakan bahwa dirinya sembuh dari kanker.
Tak sampai di situ saja, kurang dari 4 tahun lalu Jimmy dilaporkan tak sengaja jatuh. Dahinya mengenai tepi yang tajam saat jatuh, sehingga ia harus pergi ke rumah sakit.
“Mereka (tim medis) melakukan 14 jahitan pada dahiku, dan seperti yang kalian lihat, mataku hitam,” pungkasnya kala itu.
Ia juga sempat mengalami jatuh yang sampai mematahkan panggulnya.
Meskipun dengan serangkaian isu kesehatan, ia selalu menghabiskan masa pasca-kepresidenannya dengan kegiatan-kegiatan sukarela dan filantropis, di antaranya adalah membangun rumah, mempromosikan hak asasi manusia di tempat-tempat yang belum menerapkan keadilan, memantau pemilihan umun, dan mengupayakan pemberhentian konflik.
Advertisement
Tentang Perawatan Sisa Hidup atau Hospice Care
Dilansir dari laman American Cancer Society, perawatan akhir hayat atau hospice care merupakan perawatan khusus yang berfokus pada kualitas hidup orang-orang yang mengalami penyakit parah yang secara realistis tinggal menanti waktu.
Perawatan ini melayani dengan kepedulian yang begitu hangat agar pasien dapat hidup dengan senyaman mungkin sebelum menutup usia.
Bagaimanapun, perawatan ini tidak berusaha untuk mempercepat ataupun menunda kematian. Perannya berfokus pada kenyataan: kematian adalah tahap akhir kehidupan.
Umumnya, perawatan ini hanya bertujuan untuk merawat pasien, bukan mengobati penyakit. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah pasien ini juga berpusat pada pasien dan keluarganya dalam membuat keputusan, berdasarkan laman Cancer.org.