Sukses

Ada Perbedaan Jumlah Kasus COVID-19 Orthrus Antara Kemenkes dan Dinkes DKI, Ini Kata Wamenkes

Wamenkes Dante mengatakan bahwa data varian penyebab COVID-19 memang dinamis. Soal jumlah kasus Orthrus, Dante yakin data Kemenkes yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) menanggapi adanya perbedaan data jumlah kasus COVID-19 Omicron subvarian CH.1.1 atau Orthrus. Perbedaan pada data yang diumumkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta berbeda.

Terkait hal ini, Dante mengatakan bahwa data varian penyebab COVID-19 memang dinamis. Data ini akan diidentifikasi setiap hari. Dante optimistis bahwa data dari Kementerian Kesehatan adalah yang benar.

“Jadi kalau mau tanya data yang mana yang paling benar adalah data yang kita (Kemenkes) punya karena data yang kita punya itu merupakan kumpulan dari data nasional,” kata Dante usai usai Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat adanya konfirmasi 14 kasus COVID-19 subvarian Omicron Orthrus di Indonesia.

“Kasus pertama dilaporkan pada 11 Oktober 2022. Hingga saat ini, tercatat ada 14 kasus varian Orthrus di Indonesia,” kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 21 Februari 2023.

Sementara itu, Dinkes DKI Jakarta justru mencatat bahwa varian Orhtrus pertama kali ditemukan di Indonesia pada 4 November 2022. Dinkes DKI mencatat, kasusnya ada 30.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Dr. Ngabila Salama, MKM menyampaikan bahwa hampir dua pertiga kasus Orthrus berasal dari DKI Jakarta, sisanya berasal dari berbagai daerah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Data Orthrus Versi Kemenkes: Tersebar di Empat Provinsi

Sebelumnya, Syahril mengatakan bahwa kasus COVID-19 varian Orthrus tersebar dari empat provinsi. Yaitu sepuluh kasus berasal dari DKI Jakarta, sedangkan empat lainnya berasal dari Lampung, Jawa Barat, dan Riau.

Syahril menekankan bahwa Kemenkes RI akan terus memantau COVID-19 Varian Orthrus.

"Saat ini, Kementerian Kesehatan juga terus melakukan pemantauan terhadap Varian Orthrus ini, baik di tingkat nasional maupun daerah, meskipun dan sampai saat ini belum menyebabkan kenaikan kasus," kata Syahril dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 21 Februari 2023.

 

3 dari 4 halaman

Data Dinkes Tak Rinci

Sedangkan, Ngabila tidak menjelaskan secara rinci bagaimana kronologi kasus pertama varian Orthrus ditemukan.

"Ada 30 kasus, 19 domisili DKI, 11 luar DKI," kata Ngabila.

Sebanyak 60 persen pasien tidak menunjukkan gejala COVID-19 varian Orthrus atau OTG, sisa 40 persen lainnya mengalami gejala ringan, imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Varian Orthrus

Sebelum masuk Indonesia, varian Orthrus telah menyebar di Inggris sejak Januari. Orthrus diyakini menyumbang sekitar 23 persen dari semua kasus COVID-19 di negara tersebut.

Pada minggu pertama 2023, Inggris, Skotlandia, dan Wales mencatat lebih dari 30.000 kasus COVID-19 baru.

Menyusul varian COVID-19 Kraken yang sangat menular, para ahli telah memperingatkan bahwa Orthrus siap untuk mengambil alih posisi dari varian dominan saat ini, BQ.1.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menjelaskan, saat ini analisis menunjukkan bahwa kasus virus corona di Inggris mayoritas terdiri dari BQ.1, seperti dilansir dari Mirror, Selasa 21 Februari 2023.

Kedua varian, yakni Orthrus dan Kraken, tampaknya memiliki keunggulan pertumbuhan di Inggris. Keduanya merupakan varian dalam keluarga Omicron.

"XBB.1.5 tetap berada pada prevalensi yang sangat rendah di Inggris, jadi perkiraan pertumbuhannya sangat tidak pasti.”

"Penilaian risiko yang dilakukan oleh UKHSA bersama dengan mitra akademik menemukan bahwa CH.1.1 dan XBB.1.5 saat ini merupakan varian yang paling mungkin mengambil alih BQ.1 sebagai varian dominan berikutnya di Inggris, kecuali muncul varian baru lebih lanjut," jelas UKHSA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini